Tidak ada kegiatan negatif atau melarang aturan yang Black Raven lakukan. Mereka justru selalu mengadakan kegiatan yang positif. Misalnya seperti bulan kemarin, Black Raven, membuka donasi untuk membantu salah satu yayasan yang sedang membangun panti asuhan baru. Hasilnya, sungguh mengejutkan. Karena banyak sekali yang membantu, dari berbagai komunitas motor lain, maupun dari berbagai murid-murid sekolah lain yang mengidolakan Black Raven.

Anggotanya, lebih dari seratus orang. Namun, yang Thalita ketahui, anggota inti dari perkumpulan itu adalah Bagas, Ghani dan Taka. Yang tidak lain adalah teman sekelas Arion.

Dan jujur saja, Thalita senang, mengetahui Arion adalah ketua nya. Bukan senang karena kekasih nya itu di hormati, melainkan Thalita senang, karena Arion adalah orang yang di hargai karena kedermawanan nya sekaligus di segani karena kewibawaan nya.

"Helm nya pake, cantik." lamunan Thalita buyar saat Arion mengetuk dahi nya dengan punggung jari telunjuk. Gadis itu tersenyum, sambil memerhatikan Arion yang tengah memasangkan helm full face untuknya. "Jangan liatin gue kayak gitu." lelaki itu menegur tanpa mau membalas tatapan Thalita.

"Kenapa memang?" Thalita bertanya dengan senyum geli tertahan. Tangan gadis itu naik, pada dada Arion. Meraba nya disana dengan gerakan pelan. "Kamu ganteng soalnya. Sayang, kalau gak di liatin."

Arion mengerang pelan. Tangan nya segera menangkup da meremas tangan gadis nya, yang akhir-akhir ini sangat nakal. "Jangan mulai," peringatnya. Entah apa yang lucu dari perkataan Arion, karena Thalita tergelak tawa walau pelan.

Arion memejam mata, lalu menggeleng sambil berdecak saat Thalita mengakhiri tawa nya dengan menggigit bibir sendiri. "Cepet naik!"

Thalita patuh, tanpa kesusahan gadis itu naik ke motor besar dan tinggi milik Arion. Tangan Thalita otomatis melilit pada pinggang kekasihnya. Sementara badan depan nya kini menempel sempurna pada punggung lebar Arion.

Motor berisik itu melaju pelan, Thalita menoleh ke segela arah di sekitarnya dengan kening mengernyit. "Yang lain, mana?"

Arion mengedikan dagu, membuat Thalita mendengkus. Namun dengkusan itu hilang ditelan suara terkesiap nya, saat motor Arion keluar dari gerbang.

"PAGI NYONYA!" suara bariton khas laki-laki dari ratusan orang, terdengar begitu lantang. Menggema.

Thalita mengaga di balik helm full face nya saat melihat puluhan motor besar berjejer rapi di samping kanan dan kiri nya. Itu adalah anak Black Raven. Mereka semua memakai seragam sekolah yang di lapisi jaket berwarna abu gelap. Semuanya, memakai helm hitam yang di belakang nya Thalita ketahui ada sticker khas anak Black Raven.

Thalita melepas pelukan, lalu membuka helm nya. Menatap cengo pada anak buah Arion itu. "P-pagi." ucapnya. Mereka terkekeh melihat kekasih dari Arion itu tampak ke heranan. "Kalian ngapain disini?"

"Kali-kali buntutin yang bucin, sabi kali." Bagas yang menyahut. "Hari terakhir ke sekolah nih, kawal Nyonya sampe sana buat kenang-kenangan."

Arion mendengkus keras, sementara Thalita mengulum senyum. Ada rasa hangat yang menyelinap di balik dada nya. "Ya udah, ayok!" gadis itu memakai helm lagi, langsung memeluk kekasih nya dengan erat.

Arion memilih jalan kiri, membuat anggota lain yang duduk diatas motornya segera menyingkir untuk memberi jalan.

Detik selanjutnya, Thalita meringis mendengar suara motor berisik yang saling bersahutan. Menggerung keras memenuhi jalan.

Motor Arion memimpin di depan, sementara puluhan motor lain mengukuti dari belakang. Bersyukurlah, jalanan cukup lenggang, karena kalau tidak, mereka pasti akan mendapatkan teguran.

THALITA'S WORLD (SELESAI)Where stories live. Discover now