01 ◕ Three Longing Hearts

Comenzar desde el principio
                                        

"Wo ai ni" ucapnya pada Kris yang memandangnya tepat pada matanya. Ia lalu beranjak meninggalkan Luna dan melangkah pergi meninggalkannya tanpa mengucapkan satu patah katapun.

Shixun menatap sang ayah yang berwajah datar. Tak ingin mengganggu ia memilih diam dan bersandar pada lengan Kris dan memejamkan matanya.








Pukul 11 malam Kris menginjakkan kembali kakinya di Guangzhou. Ia meletakkan Shixun dikursi belakang dan mengemudikan mobilnya untuk pulang ke rumah.

Sampai dirumah ia melakukan kegiatan rutinnya. Membersihkan tubuhnya, mengeluarkan sebotol beer dan dua pil obat tidur lalu memasuki ruang kerjanya. Namun kali ini kegiatannya bertambah menjadi membersihkan tubuh Shixun dan setidaknya mnemaninya hingga bocah itu kembali terlelap.

Duduk di kursi kerjanya, ia menatap meja kerjanya yang tersusun rapih. Matanya menatap layar PC-nya yang mati. ia menggeser mouse di tangannya dan layarnya menyala terang. Muncul deretan data statistik keuntungan perusahaannya yang melonjak tinggi.

Dulu dia bahagia, namun sekarang semuanya tampak biasa saja. Tak ada satupun hal yang membuatnya merasa hidup.

"Papa?"

Kris mengangkat kepalanya dan mendapati Shixun memeluk sebuah boneka rillakuma dan mengusap matanya, tampak menggemaskan dengan poni rambut berantakkannya.

"Kenapa bangun? Tidurlah lagi"

"Tapi Hunnie sudah tidur sejak di taxi dan di pesawat. Hunnie tidak bisa tidur, papa"

Kris tersenyum. ia menghampiri sang putra dan mengangkatnya kegendongannya. Ia melangkah menuju Shixun dan mengangkatnya kedalam gendongan hanya dengan satu tangannya.

Kris berjalan kembali memasuki kamar Shixun dan membaringkannya di ranjang. Ia juga bersandar pada headboard ranjang dan mengecup kening Shixun dengan penuh sayang.

"Papa mencintai Hunnie?"

"Sangat"

Shixun tersenyum penuh. Ia memeluk sang ayah dengan begitu erat. Terlepas dari sikap dingin sang ayah terhadap mamanya. Ia tahu dan ia merasakan dengan jelas rasa cinta sang ayah tulus terhadapnya.

"Close your eyes"

"Ceritakan Hunnie sebuah cerita"

Kris terdiam. "Kau mau mendengar cerita apa? Cinderella?"

"No.." jawabnya dengan suara menggemaskannya. "Ceritanya ini..." ucap Shixun dan memberikan secarik kertas yang sudah lusuh warnanya.

Mata Kris mengerjap. "Dari mana Hunnie dapat ini?" tanyanya yang langsung duduk dan menatap serius sang putra.

"Kamar Papa" ucapnya dengan suara pelan. "Apa Hunnie melakukan kesalahan?" tanyanya dengan wajah takut, "Hunnie menyesal karna sudah masuk kamar papa tanpa izin. Hunnie menyesal karna-

"It's okay. Papa hanya tanya darimana Hunnie dapat foto ini" ucap Kris yang kembali bersandar dan memangku sang putra yang duduk menghadap foto yang berada ditangan Kris.

"Siapa dia, pa?"

"Mm?"

"Foto itu ada disamping foto Hunnie. Dia siapa, papa?" tanya Shixun. Karna dia sungguh penasaran kenapa foto itu berada disisi fotonya.

"Dia.. adalah seorang sahabat, dan orang yang paling papa sayang" ucap Kris serius. Shixun mengangkat wajahnya. Menatap Kris lekat.

"Apa kalian bertengkar?"

Kris tersenyum tipis. Shixun menghela nafasnya. "Papa, mama bilang tidak boleh bertengkar lebih dari tiga hari" ucapnya dengan gaya sok menasehati. "Siapa namanya, papa?" tanyanya dengan mata mengerjap menatap Kris.

Krisyeol; The Immutable TruthDonde viven las historias. Descúbrelo ahora