"Tunggu dulu, jadi maksud anda bahwa istana dan kota ini telah di serang."
"Ya, dan yang menyerang adalah...,"
Dia berbalik dan menatap ke arah dinding istana. Di dinding tersebut telah berdiri seseorang yang memperhatikan mereka yang baru sampai ke dalam istana. Asap dan debu yang beterbangan perlahan-lahan menghilang hingga menunjukkan sosok pria yang ada di dinding tersebut.
"...Zai!" teriak pria itu dengan kemarahan.
Semua pasukan yang ikut bersamanya terkejut setelah dia mengucapkan nama itu. Mereka juga telah melihat sosok yang ada di atas dinding dengan pedang besar di punggungnya.
"Kau merasakan auraku dan langsung memutuskan ini adalah perbuatanku, kau masih tidak berubah Vati. Tapi sayangnya bukan aku pelaku penghancuran istana ini" bantah Zai padanya.
Kemudian Zai menatap tajam kepada Vati sambil menunjuknya. "Lagipula, kau tak seharusnya berdiri diam disana tanpa memperhatikan sekitarmu."
Baru beberapa saat Zai bicara, dengan kecepatan tinggi seorang anak yang terselubungi bayangan hitam bergerak lalu menyerang Vati hingga terlempar jauh membentur dinding.
"Jenderal!" teriak anak buahnya yang ada disana.
Dalam sekejap, anak itu bergerak lagi lalu menyerang prajurit yang ada di sana hingga membuat semuanya terluka. Semua prajurit berjatuhan akibat serangan menyisakan anak itu dan juga Zai yang masih di atas dinding. Anak yang tertutupi bayangan hitam itu menatap tajam ke arah Zai dan membuat suasana hening diantara keduanya.
Memanfaatkan keadaan itu, Vati yang sebelumnya terlempar dengan kecepatan tinggi telah berada di dekat anak tersebut sambil mengayunkan pedangnya. Serangan Vati membuat lengan anak itu terluka.
"Aku tak tahu siapa kau, tapi jangan kau kira bisa mengalahkanku hanya dengan serangan yang seperti tadi," ucap Vati pada anak itu.
Dia melihat anak kecil yang terselubungi bayangan hitam pada seluruh tubuhnya itu. Tangan kanannya terputus akibat serangan yang dilakukan oleh Vati. Sementara orang yang bernama Zai masih memperhatikan mereka berdua.
"Ada yang aneh dengan anak ini, tak mungkin anak biasa memiliki serangan yang luar biasa seperti tadi. Dan bayangan hitam yang ada pada tubuhnya itu, aku merasakan kengerian yang luar biasa darinya," ucap Vati dalam hatinya.
Vati kemudian memandang Zai yang masih memperhatikan mereka.
"Apa anak ini ada hubungannya dengan Zai? Ini juga aneh karena dia masih tetap diam di atas sana."
Saat memandanginya, Vati melihat Zai mengarahkan telunjuknya pada anak itu. Karena merasa terkejut, Vati langsung menoleh ke arah anak yang baru saja dia tebas dan langsung terkejut dengan apa yang dia lihat.
"Tidak mungkin, tangannya menyatu kembali. Bagaimana bisa?"
Setelah melihat kejadian itu, anak yang penuh dengan bayangan hitam pada tubuhnya itu mengerahkan semua aura miliknya. Aura besar yang keluar dari anak itu membuah Vati bergetar saat merasakannya.
"Anak ini, siapa dia sebenarnya? Aura hitam ini...."
Belum selesai Vati berkata, anak itu segera melakukan serangan. Bola hitam besar dipegang oleh tangan kanan anak itu dan sedang mengarah pada Vati. Serangan itu begitu cepat dan membuat sebuah ledakan besar dan menghancurkan wilayah yang ada di depan anak tersebut.
"Hah... hah... itu adalah serangan yang kuat. Aku bisa mati jika saja tak melindungi tubuh dengan auraku."
Terdengar suara Vati yang terengah-engah dari wilayah yang telah hancur. Dia berjalan pelan keluar dari kumpulan debu akibat serangan sebelumnya. Tubuhnya hanya sedikit terluka namun tangan kirinya terluka parah hingga terputus dan meneteskan banyak darah.
Meski dalam keadaan seperti itu, anak tersebut masih berusaha menyerang Vati. Sebelum serangannya itu mengenai Vati, Zai yang tadi berada di atas dinding langsung menghantam kepala anak itu ke tanah. Retakan besar terjadi pada tanah akibat serangan Zai, dan dia masih memegang kepala anak itu yang tergeletak di tanah.
"Zai, apa maksudmu? Kenapa kau menyelamatkanku?"
"Jangan salah paham, Vati. Aku hanya ada urusan dengan anak ini saja."
Zai mengeluarkan kekuatannya, asap hitam tiba-tiba berkumpul di sekitar tangan Zi dan menutupi tubuh anak tersebut. Anak itu tak bergerak sama sekali, seakan-akan dia telah mati.
"Aku akan membawa anak ini bersamaku," ucap Zai yang langsung berdiri dan mengangkat tubuh anak itu ke pundaknya. "Sampai jumpa, Vati!"
Zai melompat tinggi pergi keluar dari wilayah istana sambil membawa anak itu menuju area perbukitan. Meninggalkan Vati yang masih berdiri dengan luka pada tangan kirinya.
--00--
Bencana petir dan gempa itu terjadi selama tiga hari, membuat tak hanya istana namun beberapa kota disekitarnya juga ikut hancur. Penyerangan terhadap istana juga telah diketahui setelah Jenderal Vati melaporkan hal itu kepada pimpinannya di Ordo Suci.
Vati melaporkan semua kejadian yang dia lihat termasuk serangan dan pertarungan yang dia lakukan. Sesuai dengan saksi yang berhasil selamat dari prajurit istana dan beberapa petingginya, dia memberi laporan.
- Bencana yang terjadi bukanlah bencana biasa, melainkan akibat perbuatan seseorang dengan aura yang sangat besar.
- Kemunculan Zai dalam bencana. Apa tujuannya masih belum dipastikan.
- Menurut saksi yang melihat kejadian yang sebenarnya di istana. Telah dipastikan pelaku utama dari kejadian itu adalah seorang anak kecil yang kira-kira berusia 10 tahun. Tak diketahui siapa anak itu hanya saja dia tiba-tiba muncul dari bawah tanah istana dan langsung menyerang semua orang dengan kekuatannya.
- Zai membawa anak itu pergi, tujuannya masih belum diketahui.
Awalnya para petinggi Ordo Suci dan juga Jenderal lain tak percaya pada laporan yang diberikan Vati soal anak kecil tersebut. Namun semuanya berubah pikiran setelah mendengar ucapan yang dikatakan oleh Vati.
"Anak itu setara... tidak, bahkan dia bisa jauh lebih kuat dari pada Zai. Auranya masih belum stabil namun dapat dipastikan bahwa aura anak itu memiliki sedikit kemiripan dengan aura milik Zai."
Itulah perkataan Vati dalam rapat yang diadakan dalam markas Ordo Suci beberapa hari setelah bencana itu teratasi.
Dan dengan laporan yang diberikan oleh Vati, para Priest sebagai petinggi dalam Ordo Suci memberi perintah untuk menangkap Zai dan anak kecil itu. Sebuah poster buronan pada anak kecil itu telah dibuat dengan ciri-ciri yang di dapat dari keterangan orang-orang yang melihat anak itu saat menyerang. Zai sendiri yang memang seorang buronan telah membuat kemarahan yang jelas pada petinggi Ordo Suci.
Poster buroanan anak itu akhirnya dibagikan satu minggu setelah rapat itu diadakan. Poster itu telah membuat gejolak bagi orang-orang yang melihatnya. Bukan hanya karena dia adalah anak kecil tapi juga pada harga dan levelnya juga sangat tinggi sehingga ada himbauan masyarakat untuk segera lari jika melihatnya.
Massacre of Gradian tertulis pada nama yang ada diposter buronan itu. Dengan harga buronan melebihi seratus juta cells dengan level sangat berbahaya. Anak kecil itu terkenal ke seluruh benua sebagai buronan paling muda dan sebagai orang ke13 yang berada dalam level berbahaya. Orang-orang menempatkan namanya pada Geist ke 13 yang merupakan buronan paling dicari sekaligus paling berbahaya.
YOU ARE READING
13 GEIST
FantasyIni adalah cerita pertama buatan saya, semoga bisa menghibur kalian semua. :) 13 Geist Menceritakan tentang seorang pemuda yang menjadi salah satu penjahat yang berjulukan Geist. Kisahnya ini akan menceritakan awal mulanya dia saat kecil sampai saa...
Prolog 13 Geist
Start from the beginning
