_Percayalah laki-laki akan mencari yang lebih saat ia masih ingin bermain-main tapi ia akan berhenti saat bosan dengan kehidupannya.__Kenzo Franklin_
Kenzo melanjutkan perkataannya. "Adikmu tidak semenarik dirimu." Bisiknya dan hanya mereka berdua yang tau kelanjutannya. Pria itu tersenyum kepada Caramel dan gadis itu membalasnya karena tak ingin membuat Anggia dan Millen curiga.
"Cepatlah menyusul anakku akan kesepian karena tidak memiliki teman nanti." Ejeknya kemudian menarik tangan Anggia pergi dari hadapannya.
Sebuah tangan menyentuh bahunya dan Caramel yang paham langsung mengajak Millen untuk kembali ke hotel. Setelah berpamitan dengan keluarga mereka keduanyapun masuk kedalam mobil menuju hotel milik Caramel yang sudah ia kelola sejak umurnya 14 tahun.
Caramel juga sengaja membuat delapan kamar VVIP untuk dirinya dan keluarganya, satu kamar khusus dirinya saja dan tujuh lainnya untuk keluarga atau kerabatnya. Perbedaannya hanya ada pada keluasan dan desain kamar yang menyesuaikan selera Caramel.
Entahlah sejak tadi Caramel merasa jika Millen mendiaminya terlebih lagi saat tak sadar Caramel mengabaikan pria itu karena kedatangan Morgan yang seketika membuatnya lupa waktu dan tempat.
Millen mandi terlebih dahulu karena tadi Caramel masih menerima telfon dari bawahannya mengenai pekerjaan jadi mau tak mau Caramel harus siap siaga. Gadis itu memilih untuk membersihkan make upnya terlebih dahulu menatap dirinya didepan cermin hingga pintu kamar mandi terbuka.
Keluarlah Millen dengan handuk putih yang menutupi area bawahnya dan sebuah handuk kecil yang mengusap rambutnya yabg basah. Caramel mencoba untuk membuka resleting gaunnya tapi tangannya hanya bisa membuka sedikit hingga iapun meminta bantuan Millen.
Setelah lepas tiba-tiba pria itu memeluknya dari belakang lalu berkata tepat dilehernya dengan hembusan nafas. "Jangan lakukan itu lagi atau aku akan hilang kendali."
Tentu saja Caramel bingung hingga mengernyitkan dahinya. "Melakukan apa?." Tanyanya tak paham dengan maksud Millen.
"Jangan berdekatan dengan pria lain dan melupakan diriku." Dan seketika itu juga Caramel paham dengan ucapan Millen yang mengarah pada kejadian tadi.
"Kau seperti sedang cemburu saja, sudahlah aku mau mandi."
"I am jealous." Dan langkah Caramel terhenti saat mendengar hal itu, ia kira Millen hanya bercanda saja dan ia lupa jika pria itu pernah mengaku mencintainya didepan keluarganya.
Caramel mandi dan berendam dengan nyaman hingga dua puluh menit kemudian ritual mandinya selesai. Ia melihat Millen yang sedang menelfon seseorang dibalkon kamar dengan bertelanjang dada dan hanya menggunakan boxer seperti kebiasaannya.
Gadis itupun berjalan kearah lemari untuk memilih baju tidurnya dan pilihannya jatuh pada piyama putih dengan motif bunga-bunga dengan bahan satin tipis.
YOU ARE READING
THE SECRET💋
Teen Fiction"Maksud kedatanganku kemari adalah untuk melamar salah satu putri anda yaitu Caramel Anastasia Leonardo untuk kujadikan istri." Ucap seorang pria berkebangsaan Spanyol itu dengan sangat lancar tanpa berfikir panjang. Bagaikan ada batu yang menimpa...