19

26 3 0
                                    

Sekali kali pict nya mas zef

Sekali kali pict nya mas zef

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Happy reading

..

Waktu masih subuh saat Bitna dengan panik berkeliling istana mencari sesuatu . Para pelayan yang baru bangun dan hendak beraktifitas hanya bisa menatap heran pada pangeran nya

"Ada ada yang bisa saya bantu pangeran? "Tanya nyonya jina saat Bitna hendak menerobos masuk ke dapur

Bitna tak menjawab dan memilih berlari ke kamar ibunya.

"RYLIA!"Teriak nya didepan kamar sang ibu. Tak lama Rylia membuka pintu

"Apa?. Apa kau tak tahu sopan santun ?. Berapa kali ibu bilang jangan panggil nama ibu lagi "Ceramah Rylia

Bitna masih mencoba mengatur nafasnya. Mata nya membulat melihat sebuah jubah didalam kamar Rylia "itu ju.."

"Ada apa kau kesini?. Cepat bicara !"Tekan Rylia. Bitna menggaruk telinga nya sesaat untuk berfikir

"Bitna! "

"Ah iya, kapan kita ke soradiva untuk membawa Kachia dan Kalan?. Kachia harus segera dilenyapkan karena dia hanya boneka sihir Kalan"Akhirnya pertanyaan itu lah yang meluncur keluar

"Kau yakin itu pertanyaan mu?. Bukan tentang shehzal yang ketinggalan "Sahut Elion. Jubah hitam yang tadi Bitna lihat menuntup pundak kokoh ayahnya.

"Kau membaca pikiran ku!"Kesal Bitna

"Sloww men"

"Jadi memang benar kata pria itu?"Tanya Rylia pada Bitna. Anak itu sungguh mengumpati ibunya

Sok cuek tapi tidur bareng

Bitna terus mendumel tanpa ingat Elion sedang membaca pikiran nya yang mulai traveling

Elion berlalu tanpa berkata apa apa , apa dia tak panik padahal tau anaknya hilang?

"Dia akan segera kembali, kakakmu bukan orang bodoh "Ujar Rylia singkat. Ibunya memanng sekarang cuek dan tak sehangat dulu lagi tapi, Bitna jadi gemes sendiri sama mahluk satu ini

Pintu kamar tertutup lagi. Bitna tak ada pilihan lagi selain ke kamar ratu Tavisha

"Ibunda, anakmu hilang " seru bitna didepan kamar tavisha. Sang ratu mengguman pelan

"Apa?. Maaf aku tak dengar ibunda"

"Biarkan saja, dia sudah dewasa bukan anak kecil lagi, aku sudah malas mengurus nya!"

Moment In Second World |END|Where stories live. Discover now