Bagian 07

26 2 0
                                    

Sesuai perkataan ayah Zafa hari ini Zafa turut ikut menjenguk isteri dari teman ayahnya.
Setelah selesai bersiap-siap, Zafa segera menyusul ayah dan ibu di mobil yang akan mereka gunakan.

"Aaciee... Ketemu calon suami cihuuy" Satria menggoda sang adik yang tengah terburu-buru.

Zafa memutar malas bolamatanya, sebenarnya dia tak ada waktu luang melayani sang kakak berdebat, "Abang urusan kita belum selesai. Ingat batrai hp Ade belum abang belikan, pulang nanti harus sudah ada oke?"

"Aciee... Ciee..." Goda Satria lagi sebelum dia menenggelamkan diri dalam kamarnya.

Dia mempercepat langkahnya, takut ayah dan ibunya telah menunggu lama di dalam mobil. "Maaf yah lama"

"Gak papa sayang, make up bunda masih bisa di poles ulang" jawab sanga ayah di sertai kekehan

"Ayah. Singgah nanti beli buah ya" pinta Fika pada suaminya

"Zafa pikirkan baik-baik ya perkataan ayah semalam" celetuk Rian

"Iya yah. Kalau Zafa ingat" lirih Zafa
Dari pagi Zafa seperti tak ada harapan hidup, bahkan di sekolah pun dia hanya melamun ria tanpa memperdulikan teman-temannya.

"Dek. Ayo turun" celetuk Fika menyadarkan Zafa dari lamunan panjangnya

"Lho udah sampe?, Cepet amat" kilah gadis itu lagi

Kakinya mulai menapaki lantai rumah sakit yang berwarna putih, dan bau obat-obatan mulai tercium jelas di sini.

Langkahnya semakin cepat mengikuti sang bunda, begitu juga dengan jantungnya yang berkerja lebih cepat dari biasanya.

Jantungnya semakin berpacu cepat, entah sungkan dan tak nyaman sangat terasa saat ini. Kakinya terhenti saat melihat sang ayah berbicara dengan pria paruh baya di kursi tunggu. "Ini putri saya pak Zaki. Namanya Zafa Azra"

"Sungguh cantik pak Rian. Subhanallah."

"Zafa perkenalkan ini pak Zaki teman ayah, yang ayah ceritakan semalam"

Zafa tersenyum ramah pada pak Zaki, "yah, bunda mana?" Tanya Zafa yang sedari tadi tak melihat ibunya

"Di dalam nak Zafa silahkan masuk" ucap pak Zaki kemudian

Zafa membalas ucapan pak Zaki dengan senyuman, dia berusaha ramah walaupun di situasi yang kurang meyakinkan.

Ia perlahan membuka pintu kamar tersebut, hatinya terasa sesak, saat melihat seorang wanita tengah terbaring lemah dengan selang-selang memenuhi tubuhnya.

Tubuh wanita itu terlihat kurus, mungkin karena penyakit yang ia derita cukup berat. Mata nya terkatup rapat seolah-olah dia sedang tertidur tapi, siapa yang tahu bahwa saat ini dia sedang berjuang.

"Kemari sayang" panggil Fika

Zafa pun perlahan mendekat, namun tatapan matanya tak pernah lepas dari sosok wanita yang tengah tertidur itu. "Ini tante Mira, beliau sudah melawan sakit kankernya selama sepuluh tahun" ujar ibunya sambil menitihkan air mata

Zafa tau sang ibu sangat dekat dengan wanita ini. "Sebenernya tante Mira ini teman sekolahnya bunda dek" ucap Fika lagi

"Bunda dekat sekali ya dengan tante Mira?"

"Sangat. Kami seperti saudara waktu itu, makanya bunda setuju kamu di jodohkan dengan putranya"

Ngomong-ngomong tentang Nata, pria itu tidak kelihatan sama sekali sedari tadi, sebenarnya Zafa ingin melihat seperti apa pria yang di jodohkan dengan dirinya.

"Nata gak ke sini mas" tanya Rian seraya mengiringi Zaki masuk ke dalam ruangan isterinya

"Biasanya sore ke sini tapi, saya sudah anak nakal itu kemari agak siangan"

"Astaga anak nakal" gumam Zafa. Dia sudah mulai berpikir yang menjalar-jalar, memikirkan sosok nata adalah seorang anak berandalan, atau salah satu anggota geng motor, atau spesialis perampok atau, dan masih banyak atau yang Zafa pikirkan.

"Sebentar saya telepon anak itu ya" ucap Zaki seraya mengeluarkan benda pipih dari dalam kantongnya, kemudian dia berjalan keluar kamar tersebut.

Tak lama dia kembali dengan senyuman yang mengembang di bibirnya. "Udah di parkiran" ucapnya dengan begitu bahagia.

POV ZAFA
-------------
Apa sebegitu istimewanya si Nata itu sampai seorang ayah terlihat begitu senang anaknya datang?. Aku sedikit penasaran bagaimana rupa pria yang akan dijodohkan denganku, bagaimana jika dia memiliki tompel di pipi atau di hidung?.

Kalau seperti D.O EXO mah gak apa-apa besok juga aku ngebet minta di nikahi. Astagfirullah Zafa ingat kamu itu cantik rupawan, jual mahal dikit kenapa.

Tap... Tap... Tap...
Suara tapakan sepatu menyentuh lantai itu pun semakin jelas, perlahan ku lihat sesosok pria yang sangat tampan, wajahnya begitu tegas, dan yang paling penting kumis tipis itu yang membuat aku ingin menjerit-jerit.

Ah apakah ini?. Kalau benar aku tak akan menolak, kak Nata sambutlah aku. "Selamat sore om Rian, tante Fika" sapa pria itu dengan ramah

"Sore juga Hen" ucap ayahku

"Ini Zafa anaknya om Rian, kenalin Zafa ini Hendra kakak sepupu Nata" om Zaki memperkenalkan pria tersebut, aku sedikit kecewa  karena dia bukanlah Nata tetapi Hendra.

Ah semakin lama menunggu rasanya semakin tak sabar, tapi kalian jangan suudzon ya sama aku, aku begini tuh karena ini hal penting, kalau ganteng kan aku bisa menerimanya.

Tiba-tiba terdengar lagi suara langkah kaki yang mendekati ruangan ini.
Aaaarrghh...
Aku refleks berteriak setelah melihat sosok yang baru saja tiba di depan pintu.

Semua pasang mata tertuju padaku. Oh ya ampun aku malu sekali, Zafa mengapa sikapmu bodoh seperti ini?.

Aduh jangan-jangan dia lagi yang mau di jodohkan denganku?.
"Zafa ini Nata anaknya om Zaki" ujar bunda memperkenalkan kami.
Aduh benerkan. Dia ganteng sih tapi, aku tetep gak suka, kulitnya itu putih sekali aku insecure jadinya, karena aku tidak seputih dia.

Tuhan dia makhluk-Mu yang paling sempurna  tapi, tidak untukku. Ih aku tak suka tatapan itu, Tuhan tolong bawa aku pergi dari sini.
"Iya Tante Zafa teman sekelas Nata tan" ujarnya sambil tersenyum ramah

"Zafa ayo kita keluar kita bicarakan sesuatu" ajak ayah padaku, akhirnya mau tak mau aku ikut keluar bersama ayah.

Ternyata di luar sudah ada dia yang duduk manis sambil memainkan ponselnya,  sejak kaapan dia ada di sini, sepertinya aku terlalu banyak melamun. Lalu tak lama kemudian om Zaki dan bunda menyusul kami.

POV ZAFA END
-------------------

"Zafa" panggil sang ayah namun gadis itu tak bereaksi

"Eh iya" Zafa mengerjapkan mata dia sedikit terkejut

"Anak gadis pamali ngelamun terus" ujar Fika pada putrinya itu

"Zafa. Ayah dan pak Zaki sepakat menjodohkan kamu dengan Nata jadi" ucapan sang ayah terpotong oleh putrinya itu

"Tapi yah Zafa masih sekolah, Zafa gak mau di jodohkan gini Zafa.." ucap Zafa memelas, rasanya air mata yang sudah dia tahan sedari tadi siap untuk tumpah saat ini.

"Adek kebiasaan ah ayah belum selesai ngomongnya" peringat Fika pada anaknya itu

"Zafa, mau kan penuhi permintaan terakhir mamahnya Nata" tanya Zaki dengan tatapan memohon.

"Tapp.." rasanya kalimat yang akan ia ucapkan tak dapat ia selesaikan dengan baik, ada rasa tak tega dihati kecilnya.

"Please Za" tiba-tiba Nata membuka suaranya, membuat Zafa menatap tajam ke arahnya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 26, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

From ZafaWhere stories live. Discover now