Bagian 01

81 2 0
                                    

Seorang gadis berambut cokelat sebahu berlari menembus kerumunan pejalan kaki, dengan nafas yang tersengal-sengal dia sampai di sekolahnya, tepat sebelum pintu pagar ditutup.

"Tumben neng Zafa telat" ucap mang Udin dengan ramah

"Hampir mang, bukan telat" protes Zafa dengan nafas yang masih tersengal-sengal.

Tunggu-tunggu, nama Zafa jadi terdengar Jappa saat diucapkan oleh mang Udin satpam di sekolahnya.

Zafa Azra, gadis berparas ayu dengan tinggi badan sekitar 158 cm, dengan rambut coklat sebahu yang dibiarkan selalu tergerai.

Zafa, panggilan akrabnya. Disekolah nya Zafa memiliki beberapa teman namun tidak bersahabat, Febi, Nur, dan Devi selebihnya Zafa hanya jadi bahan bully-an dikelasnya.

Entah karena apa, Zafa tipe gadis yang pendiam tidak banyak omong (kalau dengan orang yang baru dikenal) tapi, kalau udah ya tunggu aja.

"Pagi anak-anak" sapa bu Mega, guru Fisika paling galak disekolah Bhenika Bangsa, satu kesalahan kecil maka kalian semua akan terkena hukumannya.

"Pagi.." jawab serentak murid-murid kelas XI A.

"Baik buka halaman 17, kerjakan dari nomor 1 sampai 50, jam kedua harus sudah dikumpul!" Titah bu Mega tak ingin diprotes

Semua murid diam tak ada yang mengeluarkan buku atau alat tulis dari dalam tas masing-masing.
"Hello ada yang salah?!" Tanya bu Mega dengan wajah garangnya

"Permisi ibu" ucap bu Selin guru Bahasa Indonesia, guru paling sabar disekolah

"Ada apa ya bu Sel" tanya bu Mega jutek, kode keras tak ingin diganggu

"Maaf bu Mega, ini jam pelajaran saya" jawab bu Selin dengan ramah

Raut wajah bu Mega seketika berubah merah, entahlah menahan malu atau amarah, bagi semua siswa-siswi yang ada disana raut wajahnya selalu sama.

Marah, senang, sedih, atau kesal sekali pun raut wajah bu Mega tak pernah ada perubahannya selalu saja nampak garang, memang karena pembawaannya kali yah.

"Ouh" hanya itu yang kata yang keluar dari bibir bu Mega, "ingat soal dari saya tetap berlaku, pertemuan selanjutnya dengan saya harus sudah siap!, Yang gak mengerjakan tugas bersihkan gudang!." Ujar bu Mega dengan lantangnya. Mungkin untuk menutupi perasaan malunya saat ini.

Bu mega keluar ruangan, dia berjalan seraya menghentak-hentakkan kakinya, murid-murid bernafas lega sesaat guru tersebut telah menghilang dibalik pintu.

"Baik anak-anak maaf sedikit terganggu ya" ucap bu Selin mencairkan suasana kelas yang sempat tegang tadi

"Iya bu tidak apa-apa, sudah biasa" ujar salah satu murid di kelas tersebut membuat beberapa murid lainnya tertawa.

Memang bu Mega seperti itu kebiasaannya tak pernah hilang, sudah sering kali dia masuk mengajar diwaktu yang salah, maksudnya bukan jam pelajarannya eh beliau yang mengajar.

Maklum faktor umurlah yang menyebabkan beliau menjadi pelupa.
"Sudah tahu bakal ada murid baru?" Tanya bu Selin lagi

"Wah murid baru?"

"Udah tau"

"Temen gue cuy"

"Cewek, cowok?"

"Ah bodo lah"

Beragam tanggapan siswa di kelas tersebut, ada yang sangat antusias sampai ada yang sangat tidak peduli.

"Cewek atau cowok bu?" Tanya Vera siswi paling cantik disekolah Bhenika Bangsa

From ZafaWhere stories live. Discover now