Bagian 05

33 2 0
                                    

Putih. Hanya itu yang ia lihat saat pertama kali ia membuka mata, perlahan-lahan pandangannya semakin jelas.
Ruangan bernuansa putih dengan bau khas obat-obatan yang menyengat, Zafa sudah tahu dia berada di mana.

Sayup-sayup terdengar suara seseorang yang tengah berbincang-bincang, alangkah terkejutnya Zafa melihat siapa pemilik suara tersebut.

"Sudah bangun. Are you okay?" Tanya Novan dengan secarik senyum dibibirnya.

"Iya. Bagaiman bisa aku di sini?"

"Kamu tadi pingsan, makannya saya bawa kemari. Dan Vera." Novan menggantung kalimatnya

"Kenapa dia?"

"Ah sudah lah jangan banyak pikiran" ujar Novan seperti ada yang dia sembunyikan.

Dia masih terus mengingat-ingat kejadian selepas di dalam toilet, Setelah Zafa melihat sosok itu semakin dekat ia tak mengingat apa-apa lagi.

"Woy bangun, lu tidur kek orang mati tau gak?!" Teriak Satria di telinga adiknya

Seketika mata bulat Zafa terbelalak sempurna, "Ah. Elah.. Abang. Ganggu tau gak Zafa tuh lagi mimpi indah, malah abang ganggu".

"Abis lu tidur gak inget waktu. Tuh lu di cari'in bunda"

Zafa segera mandi dan menemui ibunya yang tengah asik memasak di dapur, Zafa memeluk manja sang ibu rasanya sudah lama ia tak memeluk ibunya.

"Bunda. kata bang Satria bunda cari'n Zafa"

"Enggak tuh. Kamu mau aja di bohongin abangmu dek" jawab ibunya sambil terkekeh

Zafa menggepalkan kedua tangannya. Rasanya tak sabar ingin segera melayangkan tinju ke bahu sang kakak.

"Eh dek" baru saja kakinya hendak melangkah ingin menghampiri sang kakak sang ibu telah menghentikan langkahnya.

"Bunda memang mau ada yang dibicarakan sama adek tapi, nanti malam sekalian sama ayah" tambahnya lagi

Mendengar perkataan sang ibu, pikiran Zafa sudah menjalar kemana-mana, bahkan dia sudah sempat berhayal di jodohkan dengan aktris terkenal.

"Ah bodo lah, siapa tau di jodohkan sama babanh D.O" gumam Zafa sambil senyum-senyum sendiri

"Kenapa dek?" Tanya ibunya heran melihat putrinya seperti orang tidak waras.

"Eh gak papa bunda" jawab Zafa kikuk.

***
Dia masih terus berhayal ria di dalam kamar bernuansa biru muda tersebut, berbagai macam poster-poster aktris K-Pop favoritnya pun dipajang di dinding kamarnya.

Sebagian dinding kamar juga penuh dengan berbagai macam paraloid, dari ukuran yang sedang sampai yang paling kecil.

Kebanyakan foto-foto dirinya dengan sang kakak, entah mengapa dia sangat begitu dekat dengan kakaknya.

Pernah sekali, orang menyangka mereka berdua adalah sepasang kekasih, karena sikap romantis Satria kepada Zafa membuat orang lain salah faham melihatnya.

"Dek. Pingin tak hih deh punya adek model ginian" sungut Satria yang melihat adiknya masih duduk manis di depan jendela

"Apa'an sih bang?. Baru Dateng udah marah-marah cepet tua kapok"

"Mandi bego, ini udah jam berapa. Lu mandi malam-malam terus bisa sakit entar" ucap Satria terdengar begitu peduli pada Zafa, membuat gadis itu meleleh seketika.

"Ih tumben Abang perhatian" ucapnya dengan tersenyum lebar

"Iya. Ini terakhir kalinya gue perhatian ke elu. Besok-besok ya suami lu yang perhatiin, gue mah ketendang" celetuk Satria ada sedikit rasa kesal di dalam kata-kata yang di ucapkannya

From ZafaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang