28. | Little Choi (Bonus Chapter)

565 81 25
                                    

"Namanya Youkie?"

Hana tersenyum sambil mengendong seorang bayi perempuan di tangannya. Bayi itu terlihat tertawa kecil yang membuat Hana beberapa kali mencium pipinya karena gemas.

"Berapa umurnya?"

"Sudah masuk 10 bulan, dokter," Jawab wanita yang ternyata adalah ibu dari si bayi. Satu tangannya menggenggam tangan mungil itu. Lalu beralih kembali mencium pipi sang bayi perempuan.

Hana terkekeh melihat bayi itu menyentuh hidung Hana dengan satu tangan kecil miliknya. "Kau menyukai ku?" Tanya Hana.

Bayi itu tertawa dengan senyuman menggemaskan. Hana terkekeh. "Benar ya kau menyukai ku?" Guraunya lagi.

"Kau sudah sangat cocok untuk menjadi seorang ibu, Dokter Hana," Ungkap si ibu bayi.

Hana tersenyum meresponnya. Kemudian wanita itu mengembalikan dengan hati-hati bayi sang perempuan pada gendongan sang ibu. Satu tangannya kemudian mengusap perutnya yang sudah membuncit. "Benar, aku juga tidak sabar menunggu bayi ku lahir," Jawab Hana.

"Kenapa kau masih bekerja sementara perutmu sudah buncit seperti ini dokter? Apa kau tidak lelah?" Tanya wanita itu lagi.

Hana terkekeh. "Semua ini aku lakukan supaya tidak terlalu stress di rumah. Suami ku pergi bekerja sedangkan aku hanya sendirian di rumah. Lebih baik di sini dan bertemu banyak orang," Jelas Hana.

Wanita yang semula itu mengangguk mengerti. Lalu tangannya ikut meraba perut Hana. "Semoga semua prosesnya lancar ya"


 "Semoga semua prosesnya lancar ya"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Mau lagi?"

Hana menggeleng dengan mulut yang masih penuh dengan makanan. Wanita muda itu sedang makan bubur ditemani Yeonjun di rumah saat ini. Beberapa jam lalu Hana pulang dari rumah sakit karena merasa lelah. Tidak lama setelah itu Yeonjun juga ikut pulang dari kantor karena mengkhawatirkan Hana-nya.

Hana tidak boleh kelelahan, apa lagi saat ini usia kandungannya yang sudah memasuki 8 bulan lebih. Tentu saja mereka harus siaga 24 jam. Kemarin saja Hana sempat mengalami kontraksi, tapi untung saja tidak terjadi sesuatu yang parah.

Yeonjun juga semakin posesif pada istrinya itu. Sering kali Yeonjun ingatkan kalau Hana tidak perlu bekerja sementara menunggu bayinya lahir. Tapi wanita itu tetap keras kepala. Yeonjun hanya bisa mengalah, tidak mau membuat wanita itu kesal.

"Minum susunya ya, setelah itu kalau masih lelah kau tidur saja" Titah Yeonjun.

Hana yang baru saja selesai membersihkan mulutnya menggunakan tisu segera menggeleng pada Yeonjun. "Titak mau, Yeonjun..." Lirihnya.

"Rasa susunya sedikit aneh belakangan ini," Sambung Hana.

Yeonjun menghela nafasnya. "Susunya masih susu yang sama kok. Bagaimana rasanya bisa berubah?" Heran Yeonjun.

BANGSAL 107 ✔︎ | Choi YeonjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang