26. | New Life

320 79 14
                                    

Dalam kehidupan pasti ada yang namanya alur dan sisi. Kita melalui alur yang sudah diukir takdir dengan sendirinya. Namun, dengan sisi banyak dari kita yang masih belum paham bagaimana sisi itu sendiri. Jika alur adalah jalan kehidupan, maka sisi adalah bagian kecil dari jalan yang kadang sering kita lewatkan begitu saja.

Coba pikiran dalam sehari, berapa detik dan beberapa jam waktu yang telah kita lewati begitu saja. Tidak terhitung, bahkan kita tidak sadar. Mulai saat ini, Hana mulai memahami arti dari sisi kehidupan itu sendiri. Bagaimana seharusnya dia menikmati hidup ini tanpa melewatkan sedikitpun dari rangkaiannya.

Memulai kehidupan baru dengan perasaan dan jiwa yang baru. Tidak peduli bagaimana ujian di masa depan, Hana hanya ingin menikmati waktu yang ada. Ini jauh lebih dari pada terus menerus mencemaskan masa depan yang tiada siapapun yang tahu apa yang akan terjadi setelahnya.

"Bagaimana dengan yang ini?"

Gelengan Hana dapatkan dari Yeonjun yang duduk di kursi sofa butik pakaian ini. Agenda hari ini adalah pemilihan baju pengantin bagi keduanya. Pernikahan akan dilakukan 2 minggu lagi. Sekarang adalah waktu persiapan mereka.

"Kenapa? Ini bagus sekali tauu," Protes Hana pada Yeonjun karena sedari tadi lelaki itu terus saja menolak baju yang Hana inginkan.

Yeonjun perlahan berdiri dan menghampiri Hana. "Baju yang ini terlalu ketat dibagian perut. Aku tidak ingin bayinya merasa kesakitan nanti," Bisik Yeonjun seraya memegang kedua bahu Hana.

Lelaki itu tersenyum di hadapan Hana dan kembali manaruh baju yang tadi Hana pilih. Hana yang mendengar itu mendengus kesal. "Lalu aku harus pakai yang mana?" Tanya gadis itu mulai lelah.

"Akan aku carikan. Kau duduk saja di sana," Titah Yeonjun seraya menggandeng tangan Hana untuk duduk di sofa.

Yeonjun kemudian mengelus puncak kepala Hana dengan seulas senyuman. "Jangan terlalu banyak beraktivitas. Tidak baik untuk bayinya."

Setelah mengatakan itu Yeonjun segera pergi untuk mencari baju yang sekiranya cocok untuk Hana dan tidak membahayakan bagi bayi mereka.

Tiga hari yang lalu mereka sudah kembali dari Amerika. Selepas dari Yeonjun tahu bahwa Hana hamil, lelaki itu semulanya shock dan tidak tahu harus merespon seperti apa. Tapi Yeonjun juga tidak bisa berbohong kalau dirinya sangat senang mengetahui akan menjadi seorang Ayah.

Mengingat Yeonjun adalah anak satu-satunya dan tidak memiliki adik kecuali sepupunya Choi Beomgyu membuat Yeonjun sangat gemas melihat anak kecil. Bahkan sering kali dahulu dirinya merengek kepada sang ibu untuk mendapatkan adik bayi.

Yeonjun sangat senang bukan main ketika mengingat dirinya akan menjadi seorang ayah. Walaupun terkadang perlakuan Yeonjun terkesan berlebihan pada Hana, tapi sepenuhnya atas dasar kasih sayang. Mereka juga memutuskan menikah secepatnya sebelum perut Hana kian membuncit dan membuat sulit kedepannya.

"Bagaimana dengan ini?" Tanya Yeonjun seraya menyodorkan sebuah gaun putih pada Hana.

Hana memperhatikan gaun itu dari atas sanpai bawah. Gaunnya terlihat lebih pendek dari gaun sebelumnya yang memiliki ukuran panjang sekitar 3 meter. Kainnya juga ringan dan sangat lembut. Bagian pinggangnya juga tidak terlalu ketat dan membuat perut Hana tidak akan terlalu ditekan.

Gadis itu tersenyum atas pilihan Yeonjun. "Aku suka!" Serunya.

Yeonjun juga ikut tersenyum mendengarnya. "Baiklah, kita ambil yang ini"



 

 

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.
BANGSAL 107 ✔︎ | Choi YeonjunOnde histórias criam vida. Descubra agora