13. | ketakutan

445 118 16
                                    


Hana berjalan santai sambil tersenyum tipis ketika melewati beberapa orang-orang yang melihatnya di rumah sakit ini

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.


Hana berjalan santai sambil tersenyum tipis ketika melewati beberapa orang-orang yang melihatnya di rumah sakit ini. Gadis itu sekarang sudah tampak rapi dengan setelan baju santai yang menutupi kesan seorang dokter. Tentu saja hal itu tidak mengurangi pesona gadis itu sedikitpun.

Matanya menelisik setiap pintu bangsal yang dilewatinya. Karena tujuannya sekarang hanya satu, yaitu mengunjungi sang pujuaan hati, Yeonjun-nya. Jujur, Hana sangat mencemaskan Yeonjun selama ada di sini. Karena memang awalnya hanya dialah yang mengurus semua kebutuhan Yeonjun.

Sambil sibuk berjalan ternyata Hana tidak sengaja bertabrakan dengan seorang dokter.

Bruk!!!!

"Ah, m-maaf! Maafkan aku tidak sengaja!"

Hana segera bangkit dan membantu dokter itu untuk bangkit dengan menjulurkan satu tangannya di hadapan dokter muda yang sedang bersimpuh di lantai. Hanya tersenyum kikuk pada dokter wanita itu. Namun sepertinya bukanlah sambutan baik yang Hana terima, melainkan sebuah tatapan sinis.

"Aku bisa sendiri," Ujar wanita berpakaian dokter itu.

Melihat ekspresi tak suka dari wanita ini membuat Hana menarik tangannya sendiri. Gadis itu mencoba merapikan tumpukan beberapa kertas yang berserakan di pantai. Namun tak disangka, sebuah tangan menepis kasar lengannya.

"Ck, biar aku saja. Kau membuang waktu ku. Dasar tak berguna," Gadis berjas dokter itu tak kunjung berhenti menatap sinis pada Hana. Apakah gadis ini selalu seperti ini pada orang lain?

Gadis itu berdiri dengan kakinya sendiri lalu menatap tajam ke arah Hana. "Ya! Lain kali berhati-hatilah. Ini semua berkas penting. Kau tidak tau saja sepenting apa tugas dokter seperti ku," Ketusnya.

Lalu gadis itu menatap Hana dari ujung kaki sampai ujung kepala. "Apa kau masih mahasiswa? Kalau iya belajarlah dengan benar. Jangan menjadi orang yang tidak berguna," Sambungnya dan segera pergi dari hadapan Hana begitu saja.

Hana melongo beberapa detik, masih kagum dengan semua kalimat yang gadis itu ucapkan. Bisa-bisanya gadis itu begitu sombong! Ck, aku juga dokter tau!! — batin Hana.

Hana menghela nafasnya sejenak lalu kembali berjalan. Mood Hana yang semula bagus menjadi buruk hanya karena dokter sombong itu. Kalau saja Hana tidak mengingat ini sekarang di rumah sakit mungkin Hana sempat ikut menyombongkan gelar dokternya juga.









Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.
BANGSAL 107 ✔︎ | Choi YeonjunOù les histoires vivent. Découvrez maintenant