Dua Puluh Lima

25 2 0
                                    

Bagi Haura kemaren mungkin hari menegangkan namun tak pernah terlintas di benaknya untuk mengeluh dan menyerah .
"Itu hanya gerimis kecil" ucapnya kepada Balqis yang sedari tadi duduk di kasur Haura.
"Maksudnya mba? Ada masalah dikampus ?" Potong Balqis dengan cepat langsung berhenti memainkan ponselnya.
"Engga ada is," jawab Haura tersenyum menenangkan.
"Ya udah kalo gitu jangan lupa abis beres beres keluar ya mba kita makan malam" ucap Balqis sumringah lalu beranjak dari kasur seraya keluar kamar.
"Nak Ara ayo kita makan" ucap bibi siti mengingatkan. Haura pun bergegas keluar

"gimana nak kuliahnya, lancar?" tanya paman andi membuka obrolan.

"alhamdulilah sejauh ini aman sih, baru banget jadi masih agak bingung sama kaku gitu pak" ucap Haura meringis malu.

"wajar aja ra, nanti lama kelamaan juga pasti kerasan dan betah kok apalagi kalo udah banyak temennya" sangkal bibi siti dengan senyum manisnya. Balqis yang sedari tadi menyimak ikut mengacungkan jempol dan tersenyum mendukung kepada haura.

Haura hanya mengangguk dan sedikit ketawa kecil, dia agak tersinggung dan mulai overthingking karena pengalaman pertamanya sangat tidak berkesan dan sangat menyedihkan, ia tidak berharap banyak punya teman, ia pun jadi ragu untuk menunaikan salah satu impiannya sebagai aktifis dikalangan mahasiswa yang sudah ia catat rapi dari dulu.

Jam sepuluh malam lewat, haura mulai menutup laptopnya dan bersiap untuk istirahat. tangannya meraih ponsel yang ada dimeja samping tempat tidur lalu mulai merebahkan badannya, ia mengatur alarmnya untuk bangun pukul 3 pagi. 

tuttttt .. tuuttt

Nada dering pesan berbunyi, Haurapun membukanya ..

ia terkejut ternyata pesannya berasal dari akun pemuda yang pernah membuatnya menangis dan trauma untuk bisa kembali berdakwah di sosmed.

"assalamu'alaikum ukh, afwan sebelumnya ana mengganggu ..

jika ukhty berkenan membalasnya ana akan bersyukur sekali, tapi jika tidak ana maklum. ana cuma mau meminta maaf atas ketidaksopanan ana waktu itu melarang ukhty secara keras, ana bukan bermaksud untuk menjatuhkan ukhty, jika itu niat ana pasti sudah lama ana akan ganggu ukhty. jujur ana sangat merasa bersalah, mungkin ukhty benci dan marah terhadap ana. tapi ana bersyukur karena ukhty mau mempertimbangkan pesan ana waktu itu. dimanapun ukhty sekarang semoga dalam lindungan Allah dan istiqomah diatas ajaranNya. sekali lagi afwan ukh, wassalamu'alaikum"

Haura mengingat kejadian itu lagi, ia begitu kesal dan merasa sangat malu. ia sangat terbunuh kepercayaan dirinya untuk bisa bangkit lagi secara lebih positif berselancar disosmed, ia urungkan sudah lama bahkan banyak followers yang akhirnya unfollow akunnya. dia sama sekali tidak peduli, baginya ketenangan dirinya adalah nomor satu, menyembuhkan lukanya akan butuh waktu yang lama.

tapi setelah membaca pesan tersebut hati haura mulai tergerak, yang disampaikan pemuda itu ada benarnya, itu adalah sebuah nasihat yang sangat berharga, jika saja dibiarkan mungkin haura akan lebih liar dan tak terarahkan, pemahamannya mulai terbuka, meski sedikit masih tak setuju dengan pendapat pemuda tersebut tapi ia akan mencoba menghargai bahwa itu adalah sebuah hidayah untuk dirinya bisa berubah sampai detik ini.

haura menutup ponselnya, menarik selimut dan mematikan lampu.

berdoa dengan penuh harapan hari esok akan ada kejutan yang membahagiakan.

Dakwah CintaWhere stories live. Discover now