The Second Petals is Red.

Start from the beginning
                                    

"Seperti yang kamu lihat, korban ditikam berkali-kali dulu sebelum akhirnya digulung ke dalam bed cover. Dia meninggal karena susah bernafas serta kehabisan darah" kata Rahayu. Anggota tim forensik sekaligus kawan Althea dari lama.

Althea hanya perlu mengamati wajah korban yang dipenuhi luka memar serta separuh lebam, dan ia langsung tahu seberapa kesakitan nya perempuan itu sebelum dia meninggal.

"Pelaku juga meninggalkan jejak" tukas Rahayu.

Althea mengalihkan fokusnya dari gadis malang tersebut kepada Rahayu. Melemparkan tanda tanya melalui mata.

Rahayu menunjukkan sebuah tanda seperti tato pada bahu kanan korban. Terbentuk sebuah gambar bunga mawar.

"Dibuat dengan sangat teliti juga hati-hati, rasanya menggunakan pisau berujung amat runcing. Tapi penjahat macam apa yang mau menghabiskan waktunya berjam-jam menciptakan sesuatu seperti ini" Rahayu menggigit bibir, tak habis pikir.

"Karambit" ujar Althea refleks.

"Apa?" Rahayu menatap kawannya. Balik bertanya.

"Apa luka itu dibuat saat dia masih hidup?" tanya Althea. Sengaja mengalihkan pembicaraan.

"Kurasa begitu. Ah, dan ada satu lagi, sebaiknya siapkan hatimu" Rahayu beranjak berdiri, menarik ujung lengan kemeja Althea hingga wanita itu mengikutinya. "Pelakunya jelas-jelas seorang pria". Rahayu memelankan suaranya.

"Sori?" Althea tidak paham.

"Ada tanda-tanda kekerasan dan hubungan intim pada korban jadi...".

Deg!.

Althea mundur satu langkah. "Mustahil".

"Apanya?".

"Tidak mungkin kalau laki-laki, karena aku jelas-jelas melihat sendiri kalau....".

Ucapan Althea terhenti seketika saat ia merasakan sebuah tangan menekan lembut pundak kirinya, menolehkan kepala, Althea terkejut melihat keberadaan Farkas yang sudah berada tepat di belakangnya.

"Ah, Kapten sudah kembali. Bagaimana investigasinya dengan saudara lelaki korban?" tanya Rahayu. Senyum perempuan itu mengembang lebar.

"Sudah selesai. Kami meminta dia ke kantor polisi nanti untuk keterangan lebih lanjut. Sekarang kami akan membiarkan dia memberikan penghormatan layak untuk saudari kembarnya" jawab Farkas.

"Kembar?" Althea terkejut pada fakta baru ini.

Farkas mengangguk. "Korban, Rheyana Jonathan, 20 tahun, mahasiswi Universitas I, fakultas Ekonomi. Saudara kembarnya satu kampus dengannya tapi berbeda jurusan, kamarnya hanya berbeda satu lantai di atas. Namun saat kejadian semalam, kakak korban sedang berkumpul bersama teman-temannya dan baru pulang subuh tadi. Mereka ada kelas pagi sehingga kakak korban mendatangi kamar adiknya, berniat membangunkannya" Farkas memberi penjelasan.

"Kasihan sekali, kakaknya super shock. Dia bahkan menangis sangat keras sampai kami datang dan terus berada di dekat jasad adiknya. Nyaris tidak mau pergi" tukas Rahayu.

"Jadi saksi membuka bed cover milik korban?" tanya Althea.

"Dia spontan melakukannya. Kami bisa memahami. Selain selimut itu, sepertinya tidak ada sidik jari terakhir dari saksi di sekitar lokasi. Tapi harus di identifikasi lagi oleh ahli forensik. Selain itu, kami juga sudah mengecek melalui kamera pengawas. Sejauh ini, kakak korban bersih" Farkas menambahkan. Melipat kedua tangan depan dada sambil memandang ke arah lantai bekas luminol serta bercak darah.

A Rose's with a Thorn (The Dark Secret Series : #01)Where stories live. Discover now