Dalam kesadaran

5 1 0
                                    

Y/n's perspective

"....... Ini.... Dimana?"

Waktu aku membuka mata, tubuhku tidak dirantai lagi. Sekarang, aku berada entah dimana.

"Kau tadi tidak sadarkan diri di dekat area pemandian! Hweeeeeeeeee!!!! aku sangat mengkhawatirkanmu, Raideeeeennn!!!!" ujar Heaven menangis dan memelukku erat.

"Oh... Tadi aku dihajar Deven."

Dia terbelalak.

"Sudah kuduga."

"Eh? memangnya kenapa dengan Deven?"

"..... Dia pengkhianat. Dia berusaha untuk menghabisimu di tangannya."

"Apa!?!? lalu, bagaimana dengan ibu kalian!?"

Dia menunduk.

"Sebenarnya... kak Deven dan orangtua kami bekerjasama dalam kejahatan. Jadi, sebenarnya yang soal goa tempat ibu kami diculik itu... Hanya tipuan semata."

"Maksudmu, kami sekarang....."

"Ya... Lebih tepatnya, kalian sekarang sedang diculik di kapal ini. Aku bahkan menunggu saat yang tepat untuk memberitahumu semua."

"Begitu, ya..... Jadi yang pengkhianat itu Deven...!!!"

"Dan kau tahu, Raiden, sudah lebih dari sepuluh pasangan Soulmate yang gagal karena meledak di kapal ini. Bahkan, Deven sudah mengumpulkan korban sebanyak ini. Makanya, tujuan finalmu sekarang hanya mengalahkannya. Setsuna pun juga hilang."

Benar juga. Selama beberapa hari ini, Setsuna pun tidak ada sama sekali. Tidak ada jejaknya.

Aku harus mencarinya!

"Eeeh? Raiden!? kau mau kemana!? kau masih harus istirahat, loh!!"

"Aku sudah merasa lebih baik! terimakasih, Heaven!!"

Dengan AutoDive pemberian Deven ini, aku bisa menyelam dengan cepat sampai aku bisa bernafas di air tanpa batas.

Tapi yang menjadi masalahnya itu, laut ini sangat dalam hingga sulit menemukan Setsuna.

Namun dari kejauhan, aku melihat sesuatu yang berwarna hitam. Dan itu sangat besar.
Nanti saja waktu penasarannya. Sekarang harus fokus mencari Setsuna!

______________________________________

23 Menit kemudian....

Di dasar lautan, ada sebuah tanda, seperti tiga garis tipis. Karena penasaran, aku mendekatinya.

Setelah mendekatinya, aku terbelalak tidak percaya.

Aku menemukan Setsuna!! Tapi mengapa tubuhnya tertancap tiga anak panah sekaligus!?!? atau jangan-jangan karena musuh yang di atas kapal tadi makanya dia bisa sampai kesini??

Sudahlah. Yang penting aku menemukannya dan segera membawanya kembali ke kapal.

Hmm... Heaven sempat bilang kalau kapal itu hanya untuk menculik kami.. Tapi tetap saja hanya itu tempat kami bisa bertahan hidup.

______________________________________

"Kau sudah aman sekarang! Setsuna...! Setsuna!!!"

Tidak ada respon apapun setelah aku membaringkannya dan berhasil melepas tiga anak panah yang tertusuk di tubuhnya, bahkan juga aku tidak bisa memastikan dada maupun perutnya naik-turun atau tidak, serta sulit memastikan denyut nadinya setelah aku menyentuh leher maupun pergelangan tangannya.

"Gawat. Aku harus bagaimana lagi...!!!" aku yang masih kebingungan pun menggaruk kepalaku yang tidak gatal.

"Tunggu dulu! benar juga!"

Aku langsung dapat ide. Baru ingat kalau belum mencoba menempelkan telingaku ke dadanya. Baiklah.







"Dia..... Dia masih hidup! syukurlah!!"

Aku menghembus nafas lega setelah tahu kalau jantungnya masih berdetak. Kalau begitu......

Setelah Melakukan CPR*, mungkin aku harus memberinya nafas buatan sambil berharap kalau ini semua akan berhasil.

Baiklah. Jangan menganggap ini ciuman. Aku pasti bisa melakukannya!

______________________________________

"Ngghh..!! uhukk!!!"

Yes!! Ah. Tapi apa sebaiknya aku masih harus bersikap marah padanya agar tidak sadar, ya?

"Sadar juga, kau. Steven mengkhawatirkanmu, tahu!"

"Are...? bukannya tadi aku tertancap anak panah, ya?"

"Huh! semuanya tidak ada yang berguna! aku jadi kesal sendiri dengan mereka dan akhirnya aku tadi yang menyadarkanmu kembali. Dasar.... Padahal aku tidak berniat melakukannya, tahu!"

Dia hanya menunduk murung.

"Padahal sudah tahu kau menghilang, tapi semuanya malah pasrah dan menyerah begitu saja. Mengesalkan!" Ujarku yang masih pura-pura mengeluh.

"Raiden-san..... Terimakasih."

"Iya, iya....

Tapi INGAT SATU HAL!!" kataku dengan nada yang tiba-tiba meningkat itu berhasil membuatnya terkejut. Rasanya ini lucu sekali.

"Meski kita memang Mashiaz Soulmate, kita bukan pacar lagi dan jangan pernah menganggapku itu! mengerti?"

"Iya, aku mengerti."

Rasanya aku ingin tertawa. Ternyata dia belum sadar juga kalau sebenarnya aku sudah punya niat untuk minta maaf.

"Tapi, Raiden-san..... Kau benar-benar pahlawan, ya... Tetap peduli dengan orang lain."

Aku pura-pura menaikkan satu alis.

"Apa katamu!? tentu saja itu harus!!"

"Benar-benar Raiden-san sekali yang seperti ini!"

"Apa? aku tidak dengar."

Dia kemudian memelukku dari belakang. Gawat. Aku tetap harus berpura-pura benci!!

"Bukan apa-apa, kok! Oh iya. Benar juga."

"Apa lagi, huh?"

"Kalau kau menolak jadi pacarku lagi, baiklah.... Tapi..... Apa aku boleh jika hanya menjadi temanmu?"

"Eh?"

"Kalau pacar tidak boleh, teman boleh?"

"Dasar kau ini! apa boleh buat.... Baiklah."

"Benarkah?? Yattaaaaaa!!!!"

Sebenarnya, aku senang jika dia sudah kembali ceria seperti ini, tapi tetap saja sebisa mungkin jangan sampai ketahuan.

______________________________________

G's word

Diam-diam berbuat baik rupanya yaaaa hweh hweh hwe hwehhhhh

Btw,

*Teknik pemijitan atau penekanan dada buat org pingsan.

Next.

The campaign of Submarine [Setsuna Yuki x Male Reader]Where stories live. Discover now