Cheer Up

4 1 0
                                    

Setsuna's perspective

Setelah aku membuka mata, aku sudah terbaring di atas tempat tidur. Tapi.. Ini bukan di kamarku, lalu ini di kamar siapa??

"A... Akhirnya kau sadar juga! huwaaahh.... Syukurlah, ya." terdengar suara beratnya.

"Eh? S-Steven-san!? ngghh!" setelah aku terkejut, tubuhku terasa sangat lelah.

"Ja-jangan jangan jangan! kau harus banyak beristirahat atau kau tidak bisa membantu Raiden nanti!" katanya berhati-hati.

"....... Apa yang terjadi? lalu ini di kamar siapa?"

"ah. Ini kan, kamarnya Raiden. Aku hanya datang melihatmu saja. Tapi omong-omong..... Kau tidak terlihat seperti biasanya hari ini."

"Ng? benarkah?" tanyaku masih belum ingat.

"Begitulah. Tapi aku serius. Apa yang terjadi pada kalian berdua? semalam saja aku tidak bisa tidur karena tiba-tiba kapal ini mendadak terguncang sampai aku panik!"

Aku tertawa kecil.

"Bagaimana, Setsuna? kau ingat sesuatu?" tanyanya membantu.

Beberapa detik kemudian, aku mengingatnya lagi.

"Benar. Kami berdua putus kemarin malam."

Dia langsung terkejut.

"Sekarang, Raiden-san sudah tidak memerlukanku lagi dan berpindah pada Deven-san dan Heaven-san." Jelasku dengan sedikit kesal.

Steven-san hanya menghela nafas, dan memegangi kedua tanganku yang masih lemah.

"Kalau Heaven, sih, sudah jelas! kau tahu, mereka berdua sepertinya akan berkompetisi siapa yang akan menjadi pacar kedua Raiden."

Aku yang mendengarkannya langsung panik.

"I-ITU TIDAK MUNGKIN! JANGAN BERCANDA YANG SEPERTI ITU, STEVEN-SAAAAN!!!!"

"Ahhahahahaha..! maaf, maaf.. Aku hanya bercanda, kok. Hanya saja aku tidak menduga kau sedang patah hati. Makanya aku mencari cara agar stresmu hi--





--lang."

Aku langsung memeluknya erat.

"Terima kasih, Steven-san. Hanya kau yang ada jika Raiden-san tidak ada di sisiku." Kataku lirih.

"Ti-tidak masalah... Oh iya."

Steven-san mengambil sesuatu di saku celananya.

"Ini dari Maeven. Dibaca, ya. Aku mau tidur dulu. Ngantuk, nih!! selamat istirahat, ya, teman baikku!" katanya dan meninggalkanku sendiri di kamar Raiden-san.

Setelah dia menutup pintunya, aku tersenyum dan menjawab

"Selamat istirahat juga, Steven-san."

Setelah itu, aku melihat surat yang ditulis oleh Maeven-san. Kira-kira, isinya seperti ini :

Selamat pagi, Setsuna. Apa kau sudah bangun?

Aku sedih setelah tahu kalian berdua putus.. Steven-san juga pastinya sedih sebagai teman terdekatmu.

Oh iya, kenapa aku bisa tahu karena--maaf-- aku sempat menguping pembicaraan kalian. Dan menurutku, ini semua bukanlah salahmu melainkan Raiden. Dia malah membiarkan dirinya terpengaruh oleh tindakan kak Deven untuk rencana jahatnya. Aneh, bukan?

Selain itu juga, dia bilang kalau dia tidak mau bertarung bersamamu lagi, kan? padahal itu sangat tidak mungkin karena kami tidak yakin kalian tidak akan menang walau hanya sendiri.

Mungkin isi surat ini terkesan tidak terlalu jelas, tetapi, kucukupkan sampai sini dulu, ya.

Selamat istirahat!

______________________________________

G's word

Baru aja cheer up yaelahh...


Next.

The campaign of Submarine [Setsuna Yuki x Male Reader]Där berättelser lever. Upptäck nu