33. Sapaan singkat

295 42 9
                                    







"Karena hanya di luar, dengan orang sekitar, setidaknya membuatku lebih nyaman dari dunia yang kelam."


























Ahh, kisah cinta yang keduanya impikan.


Wajah Acha menyamping, mulai akan menerima ciuman Arthur yang mengecup bibirnya...












BRUGH!

"Akh!" Arthur terbangun, terkejut. Nyeri di bagian pinggul dan punggung lebih terasa.

Hal pertama yang ia lihat hanya nuansa kamar berwarna hitam dan abu.

Bukan Acha.

"Sial! Gue mimpi." Lelaki tanpa baju atasan memperlihatkan perut sixpacknya itu menggerutu.

Terlihat menghela nafasnya, Arthur yang hanya mengenakkan celana pendek berwarna abu itu bangkit berdiri. Mengacak rambutnya yang acak-acakkan, sembari menggusar wajahnya frustasi.

Kenapa harus mimpi hampir cipokan sama Acha coba?!

Mengacak-acak kembali rambutnya lebih frustasi sambil menggeram kesal. "Sial!" Arthur membanting tubuhnya ke atas kasur dengan posisi tengkurap. Untuk kembali tidur.

BRAK!

Tangan Arthur terkepal kuat. Baru saja menutup kelopak matanya, ada orang yang berani menggebrak pintu kamar. Bahkan suara derap langkah seseorang kini terdengar mendekat padanya.

Tanpa aba, Arthur menarik guling melemparnya ke belakang. Tepat mengenai perut orang itu. Cukup kuat. Terasa begitu ngilu.

"Njing!" Dua kali lipat Dion terkejut bukan main. Memegangi perutnya, menyorot sewot pada Arthur. "GILA YA LO?!"

Dengan posisi masih tengkurap, Arthur menoleh sedikit ke belakang, menatap dingin pada Dion. "Balik. Ganggu."

Belum juga merespon, Dion sudah mendapatkan kekerasan dua kali. Kali ini tampolan pada kepalanya oleh Dimas.

"Bener. Balik aja lo sono. Beban."

Bunuh temen sendiri dosa gak, sih?

"Ck! Sadis banget sama gue lo pada!" Kesal Dion mengusap kepala yang terkena tampolan temannya. Mengikuti langkah Dimas yang mulai mendudukkan diri di tepi kasur, tepat sisi Arthur.

"Punya salah apasih gue, HAH?!"

"Anjirr! Bau azab!" Menutup hidungnya akibat teriakan Dion yang tepat di depan wajahnya. Dimas menatap tajam pada Dion yang sengaja terus menghembuskan nafas di depannya.

Sialan nih anak yang gak diadzanin!

Tahu apa yang selanjutnya terjadi? Untuk ketiga kalinya Dion mendapatkan kekerasan. Tendangan maut yang diberikan oleh Arthur membuat kedua tangan Dion memegangi bagian selangkangnya dengan mengaduh kesakitan.

Si anjing tuh si Arthur nendang adik kecil Dion tidak berperikemanusiaan!

"GOBLOK LO ANJING!" Murka Dion menggeram. Ah sial, sakitnya bener-bener kelewatan!

Lebih kelewatan liat si Dimas yang ketawa sampe keluar air mata, saking ngakaknya. Biadab!

"Mampus, kan. Siapa suruh bangunin singa dari tidurnya." Dimas kembali tertawa. Menikmati wajah penuh kenikmatan Dion.

Gak kebayang sih gimana sakitnya.

Eh si doi pelakunya malah terduduk bersedekap dada, menatap datar pada Dion dan Dimas bergantian. Tuh si Arthur jadi gak jadi, kan, mau tidur laginya.

Life Acha Where stories live. Discover now