Hi guys, maaf ya lama updatenya soalnya aku sibuk ujian bulan lalu. Sebelum membaca jangan lupa tinggalkan jejak prasejarah yo~ berupa vote dan komen ⊂(・▽・⊂)
Jaera love 💕 you guyss. Happy reading~
Langit sudah sepenuhnya gelap ketika aku selesai mandi. Kugosok handuk ke rambutku yang masih basah.
Tring!
Hpku berbunyi menandakan ada pesan yang masuk. Ternyata pesan dari grup kelas.
Vega : Everybody! semuanya semangat yah besok hari pertama masuk sekolah lagi, hwaiting! Btw, hari ini aku ulang tahun, gak ada yang mau ucapin?
Aku segera menutup ponselku setelah tak lama banyak pesan ucapan selamat masuk.
Huekk.. rasanya langsung mual setelah baca pesannya si ratu caper.
Aku pun beranjak ke halaman berniat untuk menggantungkan handuk di jemuran. Perhatianku teralih oleh sampah yang sudah menggunung di tempat sampah.
Duh, aku benar-benar lupa untuk membuangnya tadi. Padahal badanku sudah bersih ini.
Mau tak mau, aku segera membereskan sampah yang berserakan dan mengumpulkannya dalam kantung plastik hitam, mengingat Ayah pasti akan pulang telat. Aku mulai berjalan ke tempat pembuangan sampah umum terdekat, yaitu di belakang halte bus tadi setelah mengunci pintu dari luar.
***
"Benar-benar ya! Aku gak nyangka ternyata selama ini Aera bekerja jadi pelayan." tukas Renju sambil menghidupkan motornya.
"Sudahlah! Babu itu gak usah dibahas lagi! Semakin dipikir semakin palak aku! Awas saja kamu Aera, akan kubalas kau...." gerutu Vega sambil menghentak-hentakkan sepatu hak tingginya ke tanah.
Jae hanya menggeleng-gelengkan kepalanya mendengar percakapan teman-temannya. Ia sendiri juga setuju kalau perdebatan tadi dimulai oleh Vega duluan tetapi ia tidak mau mengatai Vega yang terkenal dengan sifat temperamental begitu.
Tunggu, kenapa aku jadi seperti ini ya? Entah kenapa dari tadi aku terus memperhatikan si Aera.
"Hei Jae! Kamu ini melamun terus, mau tidak ikut kami lanjut karokean?" tanya Yonhe sambil mengerutkan kening, menatap Jae.
"Hah? Oh... kalian saja yang pergi, aku mau pulang duluan."
"Aaaa... kenapa Jae tidak mau menemani kami?" Vega langsung bergelayut manja di lengan Jae. "Hari ini kan hari spesial aku, jadi-"
"Maaf ya, Vega. Tapi aku benar-benar capek sekarang," potong Jae cepat sambil melepas genggaman Vega. Jae mulai menuju motornya yang terparkir.
Vega hanya bisa menatap punggung Jae yang semakin menjauh, dengan perasaan dongkol. Apa-apaan dia? Kenapa sikapnya tiba-tiba begitu?
Perempuan berambut pirang itu pun mencebik kesal dan berbalik arah, menuju mobilnya yang sudah diisi oleh Yonhe dan Saeron.
Renju yang memutar-mutar setang motornya, merasa heran melihat Daewan yang masih berdiri sedang memperhatikan Jae, "Ayo Daewan, kita berangkat sekarang juga! Sedang tunggu apa kamu?"
"Kalian duluan saja! Entar aku pasti nyusul," ucap Daewan sesaat sebelum berjalan menuju arah Jae.
Jae yang menyadari kepergian mobil Vega beserta motor Reno, mengangkat kepalanya dan mendapati Daewan sedang berjalan mendekatinya.
"Kenapa lagi?"
Daewan tidak langsung menjawab, malah mengambil sebuah amplop coklat besar dari tasnya dan menyerahkannya kepada Jae.
YOU ARE READING
Reminded Memory
RomanceAera tidak mengerti mengapa orang yang tidak disenanginya, Jae yang dulunya sama sekali tidak mengacuhkannya tiba-tiba berubah menjadi ramah dan malah mendekatinya? Apakah Jae memiliki maksud tersembunyi? Atau Aera yang terlalu mudah berpikiran nega...
