Halo guys, mungkin dari cerita ini akan sedikit random, because di dalam cerita ini memiliki versi mafia, romance, komedi, gangster, persahabatan dan ada banyak lagi.
Ku ingatkan sekali lagi genrenya
(Action, romance, young adult, and komedi)
Harta, kekayaan, semuanya yang diinginkan dengan uang bisa dia dapatkan. Namun hanya satu hal yang tak bisa ia dapat. Sudah bisa di tebak jika apa yang kurang itu adalah kasih sayang.
Kasih sayang dari kedua orang tua yang bahkan pernah ia telusuri ke dokter untuk melakukan tes DNA dengan rambut kedua orang tuanya yang ia curi secara diam-diam. Ia tak percaya jika dirinya memang benar anak dari mereka karena dirinya sering mendapatkan perlakuan yang tak adil. Bahkan dirinya adalah anak tunggal di keluarganya, namun mengapa ibu dan ayahnya sangat keras kepadanya?
"Sudah Papa katakan, kerjakan tugasmu dengan baik. Jangan malah asik bermain dengan teman-teman bodoh mu itu." Teriak seorang laki-laki paruh baya yang merupakan papa dari sang anak yang saat ini sedang ia marahi.
Anak kecil berseragam Sekolah Dasar itu menundukkan kepalanya, isakan tangisnya pun sudah tak bisa ia bendung lagi. Pada akhirnya kali ini sama saja dengan hari sebelumya. Mendapatkan amarah, perintah dan juga pukulan dari pria tua yang ia sebut Papanya.
Kali ini anak laki-laki yang sedang menunduk itu mendongakkan kepalanya mencoba memberanikan diri untuk mengatakan apa yang ingin ia katakan. Ia menatap pria tua tinggi di hadapannya yang sudah berkecamuk dengan amarahnya saat ini.
"Papa, Abi capek! Boleh tidak nanti Abi kerjakan lagi? Abi mau main sama teman-teman di luar sana.”
PLAK!!!
Tak ada perkataan yang keluar dari mulut pria tua itu. Hanya ada jawaban yang sudah sangat jelas bahwa ia sama sekali tidak boleh membantah. Apa yang anak kecil itu harapkan ternyata tidak sesuai dengan ekspektasinya. Sebuah tamparan keras berhasil membuat dirinya sadar. Bahkan kedua bola matanya membulat sempurna dengan pupil mata yang mengecil. Bibirnya bergetar, lalu di lanjutkan oleh seluruh tubuh yang juga ikut bergetar. Pipi yang imut, kecil, putih bersih dan sangat terhindar dari kotoran itu memerah. Detik berikutnya anak kecil itu mengangkat tangannya lalu memegang sebelah pipinya yang tertampar. Ia bisa merasakan kepedihan dari tamparan hasil cipta dari orang yang ia sebut papa.
"Kerjakan tugasmu sekarang dengan baik dan jangan pernah membantah atau pun menolak perintah Papa! Jika tidak, kau sendiri akan tahu akibatnya, Abi." Lalu pria tua itu pun pergi. Keluar dari kamar anak laki-lakinya. Meninggalkan bocah kecil yang baru saja ia marahi dan sedikit kekerasan yang ia tinggalkan di pipi kanan milik anak kecil itu.
***
"PISAU INI AKAN TERTANCAP DI KEPALAMU JIKA KAU TIDAK MELAKUKAN PERINTAHKU!"
"Kalau itu yang papa inginkan silakan, lempar pisau itu sekarang juga!"
"Anak sialan, kurang ajar, mama benar-benar menyesal ngelahirin kamu, Abi."
"Abi juga gak minta untuk di lahirkan."
BUGH!!!
“Heyy, heyy den!!! Den Stevan bangun!” suara lirih itu berhasil menembus benteng telinga pria yang saat ini terbaring dengan keringat yang membasahi seluruh tubuhnya.
Dalam sekejap pria itu terbangun, mendudukkan dirinya dengan nafas yang terengah-engah, seperti orang yang dikejar sesuatu hingga nafasnya sangat tidak terkontrol.
“Aden baik-baik saja? Ini minum air putih dulu den!”
Wanita tua tadi segera meraih gelas putih berisi air itu lalu memberikannya cepat ke pria yang ia sebut Aden Stevan.
Pria itu langsung meneguknya hingga tak tersisa setetes pun dari gelas itu. “Aden mimpi buruk lagi yah?” wanita tua itu bertanya dengan wajah cemas.
Pria itu diam, lalu berusaha menetralkan kembali pikirannya. Menarik nafas dengan lantang lalu menghembuskannya dengan kasar sembari mengusap wajahnya.
“Iya Bi!”
“Hufft, sepertinya Aden harus pergi ke psikiater untuk memeriksa mental Aden.” Wanita tua yang saat ini mengelus pundak Stevan memberi saran, terlihat dari wajahnya dia sangat mengkhawatirkan pria muda tampan yang saat ini di depannya.
“Terima kasih Bi, tapi Stevan tidak sanggup. Kalau begitu Stevan mau mandi dulu.” Lalu pria itu pun berdiri, berjalan masuk menuju kamar mandi yang terletak di pojok kamarnya.
“Sarapannya sudah Bibi siapkan di meja makan. Aden makan dulu sebelum berangkat yah!” wanita tua yang berprofesi sebagai pembantu di rumah Stevan itu mengingatkannya. Pasalnya Stevan memang suka lupa sarapan sebelum berangkat ke sekolahnya.
“Iya Bi!”
****
Sementara itu di waktu yang sama...
"ELYZA BURUAN SIALAN GUE KEBURU KEBELET MAU EEK!!" pria tinggi yang saat ini berada di depan pintu kamar mandi yang berwarna gelap itu terus berteriak dengan urat nadi yang hampir putus karena sedang berusaha menahan suatu panggilan alam yang tidak bisa di tunda sama sekali. Tangan kirinya bahkan berusaha untuk menahan aliran sesat yang mungkin sudah berada di ujung tanduk.
"KUDU BERSABAR YE BANG! SALAH SENDIRI NGAPAIN GAK KE KAMAR MANDI SENDIRI." Seseorang dari dalam kamar mandi membalasnya dengan suara yang tak kalah seru
"GUA KAN UDAH BILANG KAMAR MANDI GUA BUNTU TAIK LO ASU! BURUAN SIALAN! LO MAU MUNGUT TAIKK GUA KALAU JATUH KE LANTAI?"
"DIH, JYJYK BANGET PUNYA ABANG KAYAK LO!"
Tak berselang lama dari para teriakan itu, pintu kamar mandinya pun terbuka dengan pelan. Seorang gadis berambut panjang terurai dengan panjang setinggi bahu itu keluar dari dalam kamar mandi, bergaya ala princess sembari tersenyum manis. Namun sayangnya momen itu tak berlangsung lama. Orang yang sudah tak bisa menahan hukum alam itu langsung melayangkan tangannya untuk membalas atas terlambatnya wanita itu keluar.
"YA ALLAH ASTAGFIRULLAH ALAXSKA!!!"
Tak ingin menghiraukan gadis itu lagi, pria yang sudah berada di ujung tanduk itu pun segera melompat masuk lalu menutup pintu kamar mandi milik gadis itu dengan segera.
Detik berikutnya gadis itu mendengar suara aneh yang hanya dimiliki oleh orang-orang dengan perut yang kecacingan. Bunyi preet itu membuatnya jijik hingga hampir muntah. Dengan segera ia pergi, menjauh dari kamar mandi kesayangan yang ternodai.
"Bangsatt, salah apa gue bisa punya Abang kayak dia." Rutuknya
Okey, sampai sini dulu prolog ga jelasnya xixixi
Lanjut part sebelah...😁
DI VOTE-NYA JANGAN LUPA YAH KAWAN!!!
YOU ARE READING
STEVAN
Teen FictionStevan Abimanyu Gugur. Namanya kerap di sebut dan terkenal di kalangan masyarakat Jakarta. Sang pemimpin yang paling berkuasa di jalanan, juga membentuk sebuah geng dengan perjanjian yang sangat tidak manusiawi. Pria tampan yang di kenal sangat tega...
