Chapter 47

2.2K 562 86
                                    

Seminggu kemudian..

(Name) menguap kecil. Kini Aamon, Bakki, dan dirinya sedang berada di ruang kerja kerajaan. Di salah satu meja besar, terdapat tumpukan buku dan dokumen, dan si gadis bermanik (E/c) itu duduk di kursi tepat didepannya. Setelah beberapa kali berdebat kecil tentang sejarah dan sebagainya, akhirnya mereka selesai.

Upacara Penobatan Ratu Iblis pun sudah selesai sejak kemarin malam, sehingga mereka memiliki cukup waktu untuk istirahat sejenak. Bakki mengembalikan buku-buku itu ke perpustakaan, sementara Aamon membantu sang master merapikan tumpukan dokumen.

"Kalau boleh jujur, kejadian kemarin malam sungguh menggemparkan.." Ujar Aamon sambil mengingat peristiwa di upacara penobatan kemarin.

Flashback..

Upacara Penobatan Ratu pun dimulai. Di depan para iblis, berdiri (Name) dan Killian dengan pakaian formal. Sementara Aamon & Bakki hanya menonton dari jarak aman.

"Dengan ini aku, Reinhart Killian Von Halisha, menobatkan (Fullname) sebagai Ratu Iblis Pertama." Killian nyaris memasang mahkota pada (Name), suara nyaring terdengar dari tengah kerumunan iblis.

"Keberatan, Yang Mulia!" Kini semua perhatian tertuju pada Orc tua yang mengenakan pakaian formal, sekilas ia tersenyum miring. Dia mulai mengoceh tentang (Name) yang seorang manusia dan kekuatannya tidak cukup untuk menjadi Ratu Iblis.

"Tua Bangka satu itu.. apa dia tidak sayang nyawa atau semacamnya?" Tanya Bakki sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

Aamon tidak membalas, hanya diam menatap makhluk berpangkat Marquess tersebut dengan dingin. 'Dia.. Hubert Easthel, salah satu orang dari fraksi bangsawan iblis. Aku tidak heran kalau dia tidak suka jika master tiba-tiba jadi ratu iblis-terlebih dia seorang manusia, tapi aku tidak menyangka kalau dia akan selancang ini..' Dan berbagai pikiran memenuhi kepala Putra Sulung.

Kini suasana di ruangan mewah itu semakin riuh. Berbagai bisikan terdengar, meragukan kekuatan (Name) yang hanya seorang manusia. Beberapa bangsawan serupa pun ikut menyiram minyak ke api, membuat para Bangsawan Iblis itu menyeringai sekilas.

(Name) menatap mereka tak berminat. 'Astaga, sampah kalau dikasih nyawa ternyata begini kelakuannya..' Pikirnya.

"Baiklah, karena kalian meragukan kekuatanku.." (Name) menggantungkan ucapannya, mengangkat tangan kanannya tinggi. Gadis itu menyeringai senang-tidak, kejam.

"Maka kalian akan mendapatkannya!" Bersamaan dengan itu, berbagai Skill (Name) serentak aktif.

Atap bangunan itu runtuh seketika, diikuti dengan angin kencang. Teriakan dan jeritan panik memenuhi tempat itu. Namun tidak terjadi apa-apa, tidak ada yang terluka atau semacamnya.

Begitu para iblis melihat ke atas, betapa terkejutnya mereka karena semua bagian dari atap runtuh itu melayang. Tidak, lebih tepatnya di tahan dengan Barrier milik (Name).

"Tidak mungkin! Ruangan ini dibangun dengan Mythril, bagaimana bisa menghancurkannya dalam sekali serang!?"

"Apalagi dia juga memasang Barrier.."

"Seberapa kuat dia?"

"Hoho.. Pantas saja kita tidak bisa menang melawan Master.." Gumam Bakki tertawa pelan.

"Ck ck ck, bukankah masih terlalu cepat untuk terkejut?" Begitu (Name) selesai mengatakan itu, dia memperbaiki atap bangunan itu dengan berbagai Skill Elementalnya. Para Iblis pun dibuat terkagum-kagum.

The Regressor (Solo Leveling × Reader)Where stories live. Discover now