Chapter 11

4.2K 827 52
                                    

Jin-Woo sedang berlatih bersama (Name). Pemuda itu melepas pakaian atasnya, sementara si gadis mengikat rambutnya menjadi ponytail. 'Bantu latihan Jin-Woo sekalian cuci mata, ehe.' Batinnya senang, lupa sebentar kalau dia sedang duduk di atas Jin-Woo yang sedang push up.

"Saya masuk, permisi." Seorang perawat wanita memasuki kamar Jin-Woo. Mereka berdua terkaget--(Name) tidak begitu terkejut karena dia sudah memperkirakan ini.

"Ah, maafkan kami!"

"Tidak, itu salahku.." Perawat itu menoleh ke samping. Ia sempat mengintip, namun ketahuan oleh gadis (H/c) yang sedang menatapnya.

"Um.. Apa kalian akan keluar hari ini?" Tanya perawat itu.

"Iya." Jawab Jin-Woo, sedangkan (Name) hanya mengangguk kemudian melepaskan ikat rambutnya.

"Jika kamu tidak keberatan, boleh aku minta no. Hp mu?" Pertanyaan itu membuat gadis pemilik manik (E/c) menatap tajam, sempat membuat perawat itu takut. Si pemuda yang menyadari itu menepuk kepala (Name) sekali.

"Tidak apa (Name)." Ucapnya menenangkan si gadis.

.
..
.

"Aku pulang." ucap (Name) ketika memasuki rumahnya--yang ada di sebelah rumah Jin-Woo. Sunyi, tidak ada jawaban sama sekali. Ia menghela napas, persis seperti hari-hari biasanya.

Dulu (Name) memang tinggal bertiga dengan kakak dan ibunya. Ayahnya meninggal ketika dinas ke pulau Jeju beberapa tahun lalu, sementara ibunya masuk ke rumah sakit--ia menderita Eternal Slumber. Dan sang kakak.. Dia sibuk dengan pekerjaannya dan pindah ke apartemen lain, sehingga hanya (Name) yang tersisa disana.

Tanpa basa-basi, (Name) segera mandi. Setelah mandi, ia menyiapkan sarapan sambil menyetel tv. Sarapan sang gadis pun tidak begitu mewah, hanya beberapa telur rebus dan makanan instan dari minimarket--bahkan terkadang dia numpang makan di rumah Jin-Woo. Walaupun ia bisa memasak, (Name) sedang dalam mode malas.

Setelah selesai, ia minum sebotol susu seraya mengganti-ganti channel tv, berharap menemukan tontonan menarik. Tidak ada, (Name) kembali menghela napas. Ia kembali mengecek layar notifikasi grup chat(?).

[The Torture's God hampir mati kebosanan]
[Reader 001 setuju]
[The Sword's God ingin anda berlatih 'step']
[The Element's Goddess menyarankan untuk mendatangi Jin-Woo]
[Reader 002 setuju]
[Reader 003 ingin lebih banyak adegan romantis antar protagonis]

Oke, sepertinya itu keputusan yang bodoh. Bahkan (Name) sempat pusing sejenak melihat layar notifikasi warna (F/c), dan akhirnya memutuskan untuk mengheningkan itu lagi.

"Apa aku telpon saja ya..?" Batinnya sambil menatap ponsel (F/c) itu, bingung antara menelpon si pemuda surai gelap atau tidak.

"Argh, telpon saja!" Namun sesaat sebelum (Name) menekan kontak si pemuda, ponsel itu berbunyi. Ia segera mengangkatnya, memasang suara seceria mungkin.

"Halo, Jin-Woo? Ada apa? ... Oh, iya. Bisa kok... Tentu, sampai jumpa." Gadis itu menutup telponnya, tersenyum kecil.

"Ayo siap-siap~"

.
..
.

(Name) dan Jin-Woo sudah sampai di tempat yang dimaksud. Terlihat beberapa pria berkumpul di sana. "Yo, sebelah sini."

"Namaku Hwang Dong-Suk. Siapa nama kalian tadi?"

"Namaku Sung Jin-Woo."

The Regressor (Solo Leveling × Reader)Where stories live. Discover now