Raiden mengambil air mineral milik Alena lalu meneguknya rakus, Alena mengedip mata berulang kali melihat jakun milik Raiden naik turun tepat depan matanya.
Belum selesai ternyata, Raiden merogoh sesuatu dalam saku celananya, menahan pinggang Alena agar gadisnya tidak terjengkang ke belakang.
Alena menaikan alis bingung saat Raiden menyemprotkan minyak wangi berkali-kali ke seragam nya. "Udah gak bau rokok lagi?"
Gadis itu memajukan tubuh mengendus seperti anjing. " Enggak." jawab nya.
"Udah boleh deket-deket?" tanya Raiden menaikan alis satu.
"Iya tapi aku duduknya enggak disini juga, kalo ada yang tiba-tiba masuk gimana?"
"Enggak bakal ada, udah jam segini." yakin Raiden.
Alena mengganguk mengiyakan, jujur ini pertama kali ia duduk dengan posisi seperti ini, aish sangat tidak baik untuk kondisi jantung Alena mana pipinya tidak bisa diajak bekerja sama. Pasti disaat salah tingkah pipinya otomatis berubah bak kepiting rebus.
"Kenapa merah gitu?" Raiden mengusap lembut pipi Alena.
ASTAGA PAKE DITANYA LAGI!
"Itu- mungkin karena panas." alibi Alena semakin memerah malu hazel matanya tak berani menatap Raiden.
"Kenapa tambah merah?" tanya Raiden lagi dengan tangan terus mengusap pipi merah Alena, dan tangan satunya beralih melingkar di pinggang gadisnya.
RAIDEN SIALAN! - author jadi salting.
"Enggak tuh." Alena memalingkan wajah mengontrol mimik wajah.
Alena menatap ke arah depan di atas sana langit biru terbentang indah di angkasa, begitu cantik. Gadis itu masih diam menikmati sapuan tangan Raiden membelai wajahnya.
Tidak berselang lama Alena memberanikan menatap mata elang Raiden. "Kamu kenapa enggak masuk ke kelas?"
Argh! pertanyaan sialan itu keluar rupanya.
"Telat tadi," jawabnya santai.
"Kenapa jadi keterusan sampai pelajaran terakhir? Baru hari kedua naik kelas 12 masa udah bolos sih!" decak Alena kesal.
"Bukan bolos sayang itu telat namanya." jawab lelaki tersenyum meledek.
Tidak Alena tidak mau baper dulu! tujuan nya kesini adalah memberi pencerahan untuk Raiden, lelaki ini pintar memanipulasi Alena.
JANGAN JADI SONGKANG YA DEN!
"Dengerin aku, kamu udah kelas 12 itu bukan waktu yang singkat, sebentar lagi mau lulus lho, ya walaupun otak kamu kayanya lancar kalo ujian. Tapi absen kamu bolong terus gimana?" Alena berbicara lembut sambil memainkan rambut Raiden di sela jari-jarinya.
"Hm."
"Kalo dikasih tau." gemas Alena menjawil hidung mancung Raiden.
"Iya." ucap Raiden malas kemudian mengecup pipi Alena sekilas.
"Ish main cium-cium, aku mau ke kelas sekarang lepas dong tangannya." Gadis itu menepuk tangan Raiden yang masih bertengger manis melingkar di pinggang nya.
YOU ARE READING
Raiden. (SUDAH TERBIT)
Teen Fiction"Gengsi dan cinta di waktu yang sama." Bagaimana rasa nya di posisi seorang Alena Darendra, menjadi satu-satu nya perempuan yang dapat berdekatan dengan Raiden si ice prince yang sayang nya nakal dan tampan? Dan dijaga dengan Raiden, sahabat kecil...
Raiden-chapter 45
Start from the beginning