Raiden-chapter 28

84.2K 10K 700
                                    

•••

Gadis dengan seragam sekolah serta tas yang masih melekat dipunggung itu berjalan masuk kedalam gedung yang menjulang tinggi. Memasuki lift alena memencet tombol menuju lantai 2.

Panik, sekarang alena sangat panik. Bagaimana tidak perasaan tadi pagi raiden baik-baik saja, mengapa bisa tiba-tiba masuk rumah sakit seperti ini?

Entahlah alena juga tak tau apa penyebabnya.

Tok Tok Tok

"Assalamualaikum," alena membuka pelan pintu ruangan milik raiden.

"Waalaikumsallam," jawab semua orang didalam ruangan.

Alena melangkah masuk, netra matanya menatap raiden yang sedang menatap kearah luar jendela.

"Alangkah lebih baik kita semua keluar saja," instrupsi achan diikuti oleh semua anggota alester.

"Cantiknya," decak pedro kagum. Ini pertama kalinya ia melihat alena.

Raiden menoleh kepala menatap pedro dingin. "Enggak, kok bos." Ia berlari berlindung dibalik badan morgan.

"Ayo keluar," althar meninggalkan ruangan tersebut diikuti lainnya.

Alena melangkah pelan, mendekat pada raiden. "Kamu kenapa bisa masuk rumah sakit?"

Lelaki itu mengangkat baju rumah sakit yang ia kenakan. "Itu kenapa?" Tanya alena.

"Dijahit, ditusuk darren." Kata raiden santai.

Alena membulat mata terkejut. "Kenapa bisa?"

"Ya, bisa," jawab raiden.

"Ih! Kamu berantem ya?" Tuding alena.

"Terus tadi bolos juga?" Lanjut gadis itu.

"Hm, tadi mau hajar kendra, dia nya gak ada."

"Mau apa? Bales dendam buat kejadian itu?" Tanya alena.

Raiden mengganguk sebagai jawaban. "Gak perlu raiden, aku juga udah gak papa."

"Kendra gak bisa didiemin,"

"Tapi kamu jadi luka gini gara-gara aku jadinya." Mata gadis itu berkaca-kaca.

Alena tau itu pasti akan terasa sangat sakit.

"Enggak bukan salah lo. Kendra aja yang brengsek, gue gak akan diem aja kalo dia berani ngusik lo." Kata raiden menarik tangan alena.

"Jangan kaya gini lagi. Diem aja ih aku takut nanti jahitannya lepas." Cemas alena.

"Sini," raiden bergeser pelan.

"Enggak, mana bisa nanti perut kamu kena," ucap alena.

"Enggak, sini."

"Gak bisa raiden, aku disini aja." Dengan lembut alena mengusap kepala lelaki itu. Mendudukan diri diatas kursi.

"Waktu lo dirumah sakit aja gue iyain," cetus raiden.

Raiden. (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang