Menjauh

295 50 23
                                    

"Langkahku menyamaimu, namun langkahmu terus menjauh dariku"

-Atlas-

"Makanya jadi orang tu jangan aneh-aneh Att" ucap Dion yang duduk disamping tempat tidur Atlas sembari memakan cemilan.

"Kan gue udah bilang, gue gak ngapa-ngapain tiba-tiba dipukulin" Jawab Atlas membela diri.

"Hehe iya iya bercanda, sakit enggak Att? Muka lo bonyok gitu hahaha!!" Ejek Dion menunjuk wajah Atlas yang penuh lebam, Atlas hanya menatap datar sahabatnya.

"Sorry sorry hehe, lo masih ingat enggak plat nomor motor yang mukulin lo? Siapa tau lo mau ngelapor ke polisi gitu"

"Gue enggak inget, gue juga enggak kepikiran sampek bawa-bawa polisi" papar Atlas.

"Permisi ya Dion" Bunda Atlas memasuki kamar anaknya dengan membawa dua gelas susu putih hangat.

Dion dan Atlas hanya tersenyum melihat Bunda Atlas.

"Silahkan Dion, diminum dulu susunya. Atlas, kamu wajib minum susu!! Biar cepet sembuh" Dion menatap wajah Bunda Atlas dengan tersenyum menggelengkan kepalanya. Ia tak pernah melihat seorang ibu yang perhatian ke anaknya, karna sejak ia kecil orang tuanya terlalu sibuk bekerja hingga lupa akan kewajibannya bahkan untuk pulang menjenguk Dion, hanya dilakukan setahun sekali.

"Makasih ya Dion, udah mau nemenin Atlas" ucap Bunda Atlas meletakkan gelas ke meja dan berjalan mendekati Dion dan menyentuh pipinya dengan lembut.

"Iya Tan sama-sama, makasih juga Tan udah repot-repot nyiapin cemilan sama minuman" jawab Dion cengengesan.

"Eleh, sok baik hati lo! Gue juga bisa sendirian dirumah tanpa lo!! Sana-sana pulang aja!!" Sela Atlas mengejek Dion.

"Atlas!! Enggak boleh gitu!! Udah, Bunda mau pergi dulu sebentar. Kamu disini sama Dion, jangan kemana-mana"

Bunda Atlas keluar kamar dan menutup pintu kamarnya.

"Udah, enggak usah liat pintu mulu!!" Ujar Atlas mengusap wajah bengong Dion.

"Lo beruntung banget ya Att, punya orang tua yang perhatian sama lo. Coba aja gue, jenguk gue aja kalo inget doang. Kalo gue sakit, yang ngerawat juga Mak iyem hufttt" Dion menghela nafas.

"Sabar, orang tua lo juga sibuk kerja kan buat lo juga" ucap Atlas sembari mengelus-elus tangan Dion.

"Nih susu" Atlas menyodorkannya ke Dion, membuatnya tertawa.

"Gue lagi sedih anjir!!"

*******

Keesokan harinya, Atlas dan Dion bertemu diparkiran. Mereka berangkat lebih pagi disekolah, ada sesuatu yang akan terjadi hari ini.

"Udah lo bawa semua?" Ucap Atlas menatap Dion.

"Udahlah, lo tau gue buat pesawat ini sampek pagi!!" Jawab Dion dengan membawa sebuah kardus yang berisikan pesawat terbang dari kertas warna-warni.

"Hehe, makasih ya nyet. Lo emang sahabat terbaik gue" Atlas tersenyum cengengesan.

"Udah ayo keatas, keburu Anna berangkat" Ujar Dion berjalan meninggalkan Atlas dan membuatnya berlari mengikuti sahabatnya.

Semua persiapan sudah dilakukan sematang mungkin, walaupun dalam keadaan wajah Atlas masih dipenuhi dengan lebam.

Satu persatu siswa memasuki gerbang sekolah, kini sekolah mulai ramai. Tapi Anna masih belum kelihatan batang hidungnya.

Gadis Ambisius (Belum Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang