Bab 1

183 42 84
                                    

Seorang anak laki-laki berusia Tujuh Belas tahun berdiri di puncak bukit kecil berumput di dataran tanah Ironguard, pada tanah subur di bawah sandal kulit Gladiator miliknya; memandang ke arah utara, beralih memandang ke arah matahari terbit. Sejauh mata memandang dilihatnya bukit-bukit hijau yang melingkar, menurun dan mendaki ibarat punuk unta dalam lembah dan puncak. Cahaya jingga matahari berpendaran dalam kabut pagi, membuatnya tampak berkilauan, memancarkan cahaya keajaiban seperti apa yang sedang dirasakan oleh anak itu. Ia jarang bangun sepagi ini, atau pergi sejauh ini dari rumah − dan tak pernah merasakan sesuatu seperti sekarang − karena itu akan memancing kemarahan ayahnya. Namun sekarang ia tidak peduli. Hari ini ia mengabaikan jutaan aturan yang menekannya selama Tujuh Belas tahun terakhir, ini hari yang jauh berbeda, ini adalah hari perubahan bagi takdirnya.

Anak itu adalah Lucius dari klan Linfordous yang mendiami Provinsi Selatan Kerajaan Barat, atau lebih dikenal dengan Lucius − si bungsu dari empat bersaudara, yang dididik oleh Ayahnya untuk menjadi Blacksmith yang handal. Blacksmith adalah Tukang besi atau pandai besi. Pekerjaannya adalah membuat alat-alat dari besi dan baja, seperti alat-alat persenjataan: pedang, tombak, perisai, tameng, dan juga zirah-zirah kerajaan, yang juga merupakan salah satu tokoh penting di semua Kerajaan. Lucius dan kakak-kakaknya dididik oleh ayah nya untuk menjadi seorang Blacksmith yang handal, agar bisa menjadi Blacksmith terbaik di semua Kerajaan. Telah terjaga sepanjang malam demi datangnya hari ini. Ia tampak kacau balau, matanya muram, menunggu, mengharap pagi segera datang. Hari seperti saat ini hanya tiba sekali dalam beberapa tahun, dan jika ia melewatkannya maka ia akan terjebak di desa ini, terpenjara memelihara besi dan menempa pedang di umur yang masih muda, mencium aroma besi dan bara hingga akhir hidupnya. Itu adalah hal yang tidak ia inginkan.

Hari wajib Militer. Ini adalah hari di mana para utusan dari berbagai Kerajaan mendatangi daerah-daerah untuk merekrut pemuda-pemudi terbaik untuk bergabung, mereka akan dididik untuk menjadi seseorang yang kuat, dan akan dipilih oleh salah satu Kerajaan untuk menjadi bagian dari Legiun Kerajaan. Selama hidupnya, Lucius tak pernah memimpikan apapun. Untuknya, hidup berarti satu hal: Bergabung dengan Kesatuan Perak, kesatuan elit satria Kerajaan, yang mengenakan baju zirah terbaik, dan prajurit terpilih dari semua wilayah di dua Kerajaan. Dan tak seorang pun dapat bergabung dengan Kesatuan Perak tanpa bergabung lebih dahulu dengan Legiun, bahkan seorang anak dari Kerajaan terkenal pun tidak dapat menjadi Kesatuan Perak tanpa bergabung dengan Legiun terlebih dahulu.

Hari wajib Militer adalah pengecualian, karena pada hari itu yang hanya terjadi sekali dalam beberapa tahun ini, jumlah Legiun berkurang dan orang-orang utusan Kerajaan mendatangi daerah-daerah untuk mencari anggota baru. Semua orang tahu hanya sedikit warga desa yang akan terpilih dan jumlah yang dapat bergabung dengan Legiun akan menjadi lebih sedikit lagi.

Lucius telah memperhitungkannya sejak awal dan memperhatikan semua gerakan. Ia tahu bahwa utusan Kerajaan harus melalui satu jalan melalui desanya, dan ia ingin menjadi pemuda pertama yang mereka lihat. Ia harus berkonsentrasi.

Apa yang membuatnya bertahan bertahun-tahun, adalah suatu hari ia akan meninggalkan tempat ini. Suatu hari ketika para utusan Kerajaan datang, ia akan mengejutkan semua orang yang menyepelekan dirinya dan terpilih sebagai anggota. Dengan satu gerakan ia akan mengakhiri semua tekanan dan mengucapkan selamat tinggal kepada semuanya.

Ayah Lucius, tentu saja, tak pernah memperkirakan dirinya menjadi kandidat Legiun − bahkan, ia tak pernah berharap Lucius menjadi kandidat apapun. Sebaliknya, ayah Lucius hanya mencurahkan kasih sayang dan perhatiannya ketika anak-anaknya menuruti perintahnya. Si Sulung berusia dua puluh empat tahun, dan kedua kakaknya yang lain hanya berusia selisih satu tahun, dan Lucius lah yang lebih muda. Bisa jadi karena usia mereka tidak terlalu jauh jaraknya, maka mereka akur dan hampir tak memperdulikan apapun.

Soul Awakening : A Quest of Heroes [ON GOING]Where stories live. Discover now