Part 20

21.4K 968 21
                                    

Pak Brahma menatap lurus ke arahku. Begitu pun aku sebaliknya. Kami bagai dua orang petarung yang sedang saling mengukur kemampuan lawan.

"Kalau Pak Brahma tidak bisa menjawab pertanyaan saya, maka lebih baik saya putuskan untuk tidak menerima tawaran dari Bapak.

Saya tak suka berteka-teki, menebak-nebak apa kiranya imbalan yang harus saya berikan atas kebaikan Bapak. Hal itu tentu hanya mengganjal pikiran saja nantinya."

Kataku lagi. Lugas dan tegas.

Lelaki itu tiba-tiba tersenyum. Memamerkan deretan giginya yang rapi dan putih alami. Tapi aku tahu, di balik senyumannya, laki-laki itu memiliki sebuah maksud dan tujuan.

Entah apa, tapi feelingku mengatakan, aku akan segera mengetahuinya.

"Jujur saja, saya sangat menyukai karakter kamu, Nirmala," ujarnya setelah menghela napas beberapa detik lalu.

Aku masih menatapnya dalam diam. Menunggu ia melanjutkan sampai terungkap apa tujuan sebenarnya dari lelaki ini.

"Baiklah, karena kamu wanita yang cerdas, maka saya akan membuka semuanya di sini, hari ini. Nirmala, saya ingin mengajak kamu bekerja sama."

"Kerjasama?" ulangku dengan dahi berkerut.

"Sama seperti kamu, saya juga bukan tipe orang yang gemar berbasa-basi," lanjutnya.

Ok. Good.

"Dalam kerjasama yang saya tawarkan, kita akan saling menguntungkan. Kamu bisa membalas dendam pada Raka dengan menggantikan posisinya. Sebuah jabatan yang sangat ia cintai di perusahaan ini."

Pak Brahma berhenti sejenak.

"Tetapi, kamu juga harus membantu saya membalas dendam pada ayah tiri saya. Beliau adalah pemilik perusahaan ini." Ia melanjutkan.

Jujur, aku sedikit bingung dengan alur pembicaraan kami. Pak Brahma ingin membalas dendam pada ayahnya sendiri?

"Sebenarnya, ini adalah rahasia besar keluarga kami, Nirmala. Sama seperti suamimu, ayah saya juga telah berhianat pada ibu saya. Maka dari itu, dia sangat membela suamimu, Raka Prasetya.

Dia menentang keras keputusan saya menurunkan jabatan Raka ke level cleaning service. Sesuatu yang lumrah, di mana sesama penghianat saling mendukung dan melindungi.

Dia memiliki wanita idaman lain, dan hal itu membuat ibu saya depresi hingga akhirnya beliau meninggal dunia.

Perusahaan ini sebenarnya didirikan bersama-sama ayah dan ibu saya kandung saya. Dan kemudian --setelah menikah dengan Pak Dahlan-- untuk satu alasan yang hanya mereka berdua ketahui, ibu akhirnya memilih vakum.

Beliau tak lagi aktif di perusahaan dan fokus mengabdi kepada suami dengan menjadi ibu rumah tangga seutuhnya. Sementara Pak Dahlan yang melanjutkan kepemimpinan perusahaan.

Tapi sayang, kesetiaan dan pengabdiannya pada laki-laki itu justru dibalas khianat yang menghancurkan hidup ibu saya.

Beliau meninggal dunia belum lama ini, setelah bertahun menahan sakit hati dari sebuah perselingkuhan.

Sedangkan laki-laki penghianat itu, hidup senang bersama perempuan simpanan yang selama ini menjadi duri dalam daging dalam kehidupan pernikahan ibu saya."

Jeda sejenak. Raut wajah Pak Brahma sukar kutebak. Tapi yang jelas, terlihat kebencian yang begitu mendalam di matanya saat menceritakan kisah ini.

"Nirmala, posisi saya di sini, belum sah sebagai pengganti Pak Dahlan, karena saya belum menikah.

Dan menikah, adalah salah satu syarat dalam surat wasiat almarhumah ibu. Baru setelah itu perusahaan ini akan secara resmi menjadi milik saya."

Aku sampai terpelongo mendengar cerita Pak Brahma. Sungguh tak kusangka dia memiliki rahasia besar seperti ini yang baru saja dibaginya denganku.

OLEH-OLEH PERJALANAN DINAS SUAMIKUWhere stories live. Discover now