Chapter 56

12.5K 1.4K 567
                                    

Baca author note dulu.

Dalam keramaian kafetaria rumah sakit, Doyoung duduk diam dengan pikiran penuh tentang keadaan sang adik dan dua saudara Aldivaro itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dalam keramaian kafetaria rumah sakit, Doyoung duduk diam dengan pikiran penuh tentang keadaan sang adik dan dua saudara Aldivaro itu.

Terselip sedikit ketakutan di sorot matanya. Ia mengenal bagaimana keluarga itu, apalagi seorang Dewangga Aldivaro. Pria tua sukses yang memiliki gudang rahasia kehidupan mengerikan dan ... berbahaya. Ia berani menyimpulkan ini karena Taeyong yang dulunya merupakan teman--ah ya anggap saja mereka berteman satu sekolah SD sampai SMA bersikap aneh dan kurang ajar, membuatnya makin hari tahu penyebabnya. Dan sialnya lagi, kenapa dulu ia menyetujui pertunangan Jeno dan Tiara!?

"Bang Doy!!"

Panggilan beserta tepukan di pundaknya, membuat Doyoung tersentak kecil. Menoleh, mendapati Mark dan--

"Etdah, suster di sini kenapa montok-montok yak."

--Jeno cs lainnya.

Itu suara Haechan yang langsung berdecak, menjilati bibirnya melihat beberapa suster di sini.

"Cih, di rumah sakit eyang gue, semua penghuninya termasuk setan, beuhhh... sexy aduhai. Dimana-mana montokss, depan belakang bisa lah," sahut Chenle enteng.

"Bisa stop tidak nyeletuk vulgar kayak gini?! ini udah termasuk pelecehan. Kata Mama gak boleh ngomong kaya gitu," timpal Jisung mengambil duduk di samping Doyoung.

"Kalian ngomongin apaan?" Akhirnya Doyoung buka suara setelah semua Jeno cs duduk di depannya.

"Biasa Bang. Lagi ngereview keadaan sekitar," kekeh Haechan.

"Alah sok suci lo Sung. Kemarin siapa tuh yang nonton video, ah ah uh uh faster." Mark memperagakan ucapannya lalu berdecih.

"Munafik tau gak!" tambah Chenle disela sesepan pada permen milkitanya.

Jisung mendelik. "Kan lo pada yang ngajarin gua, sampai pikiran dede tercemari gini."

Doyoung menarik napas dalam, memperhatikan mereka mendebatkan hal berbau plus-plus begini. Keheningan disekitarnya lenyap seketika, berkat kebacotan tak jelas enam orang di depannya. Tapi tak berselang lama,

DUG!

Sentakan hape yang diletakkan kasar ke atas meja mengalihkan perhatian mereka. Jaemin dalangnya, setelah menyandarkan santai punggungnya ke belakang kursi. Penampilan cowok itu memang selalu keren, tapi kali ini wajahnya banyak lecet berisi bogeman dari Jeno kemarin.

Mark berdehem. Kini memusatkan penglihatan pada Doyoung. "Sorry bang, gue dateng telat. Masalahnya lima manusia laknat ini maksa pengen ikut."

"It's okey."

"Mark bilang ada hal penting yang mau lo bilang tentang Jeno," ucap Renjun.

"Ya dan gua rasa Mark bisa sedikit ngasi gua bantuan. Lo deket sama dia 'kan?" Doyoung natap Mark bertanya.

Devil Boyfriend [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang