Anak Brandalan |7

137 60 7
                                    

Hai readers 🔥
Jangan lupa untuk votenya ya

Happy reading...

Brak!

Pintu dibuka secara paksa oleh Arya, yang langsung menampakkan wajah Varo yang sedang duduk santai bersama Dafa. Dafa bangkit dari tempat duduknya lalu bergabung bersama temannya yang lain.

"A-ada apa ini?" Ucap Varo gemetar. Celana nya pun sudah basah. 

"Gib, Lo vidioin terus kirim ke gue!" Suruh Arya yang langsung mendapatkan anggukan dari Gibran.

Bugh
Bugh
Bugh

Bogeman terus dilayangkan Arya ke Arah Varo. Mulai dari perut, wajah sampai seluruh tubuh Varo penuh dengan memar-memar.

•••

Anka keluar dari kamar mandinya. Ia lalu mengambil handuk dan mulai mengeringkan rambutnya yang masih basah.

Ponsel nya berdering beberapa kali. Membuatnya penasaran, dan langsung membuka benda pipih tersebut.

Mata nya tertuju pada sebuah chat yang berada paling atas.
Dengan rasa penasarannya, ia membuka chat tersebut. Lalu mulai mengunduh video yang dikirim dari sang pemilik nomor.

Mata nya melotot ketika melihat isi dari video itu. Ia menutup mulutnya yang terbuka lebar. Ia tak menduga bahwa ini akan terjadi.

Rasa bersalah menyelimuti hati nya. Varo tidak salah apa-apa kenapa malah dia yang harus menanggung semuanya. Kenapa juga Arya tiba-tiba ingin dirinya menjadi milik Arya? Dan harus melibatkan Varo juga?

Ah iya! Ini pasti nomor Arya. Kemudian, Anka langsung mengetikkan pesan.


Varo gak salah apa-apa!
Gak seharusnya Lo libatin Varo!!

Hatinya terus gelisah menunggu balasan pesan yang tak kunjung dikirim oleh Arya.
Sebenarnya ia juga baru tau namanya saat ia mengurus absen di kantor tadi.

Beberapa menit ia menunggu balasan dari Arya, namun hasilnya NIHIL.
Kemudian ia mencoba untuk menelpon nomor Varo untuk menanyakan keadaan nya.

Dan akhirnya telepon pun tersambung.

"Hallo?"

Terdengar suara wanita paruh baya dari seberang sana.

"H-halo Tante. Em.. Varo nya ada Tante?"

Anka agak sedikit gugup. Bagaimana jika wanita yang bertelponan dengan nya itu adalah ibu Varo? Dan dia mengetahui bahwa anak nya celaka itu karena dirinya.

"Ini siapa ya?"

"A-aku Anka, temennya Varo Tante."

"Oh, iya! Varo sekarang lagi Tante Anter ke rumah sakit. Karena katanya dia habis di keroyok sama orang. Udah dulu ya, Tante mau lihat keadaan Varo dulu sekarang"

---

Sambungan di putus sepihak.

Anka semakin gelisah. Bagaimana keadaan Varo sekarang? Apakah separah itu sampai-sampai harus di bawa ke rumah sakit? Ia membuka ponselnya lagi, dan belum ada tanda-tanda Arya akan membalas pesannya itu. Ia lalu mencoba untuk menghubungi nomor itu beberapa kali. Namun tak diangkat.

Dan akhirnya, setelah beberapa jam ia menunggu sebuah notifikasi muncul di layar ponselnya.

+6289678....

Kenapa?
Bukannya Lo gak peduli?

Deg!

Siapa yang tak peduli dengan Varo? Ia bahkan sangat peduli sekali dengan Varo. Apalagi Varo adalah orang yang paling memperhatikan nya disaat kedua orang tua nya tak mempedulikannya.

Hallo!-
Jangan lupa buat vote nya ✨

Makasih,

Anak Brandalan (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang