17

194 18 0
                                    

Mata Keyla menyusuri kamar hotelnya, dengan sendu iya mengangguk. Barangnya sudah selesai dirapihkan. Dihadapannya kini sudah ada kopernya yang siap menunggu untuk dibawa pulang.

Pikirannya berkecambuk. Bagaimana tidak, seharusnya Keyla masih bisa disini dan berusaha memperbaiki hubungannya. Tapi kehidupan memang tidak bisa ditebak. Kita boleh berusaha tapi takdir yang menentukan.

Keyla menghela napas, dengan berat ia meninggalkan kamarnya. Entah apa yang membawanya untuk melangkah ke kamar Suga. Dengan berani ia coba mengetuknya, namun pintu tetap tidak dibuka.

Keyla sudah tahu jika Suga tidak akan membuka pintu, dengan itu dia menyelipkan sepucuk surat lewat lubang kecil di pintunya berharap Suga akan melihatnya.

Dengan berat Suga membuka matanya, hpnya tidak berhenti mengeluarkan suara.

Shit, siapa yang berani menghubunginya pagi ini? Batinnya.

"ne?" jawabnya pelan.

"hyung kita akan keluar untuk minum, kau ikut tidak?"

"orang gila macam apa yang minum pagi hari?"

"pagi? Yah sekarang pukul 8 malam bodoh"

Mendengar itu Suga menarik sedikit hordeng jendela kamar hotelnya. Dan benar saja langit sudah berubah jadi gelap.

Pikiran Suga berkecambuk, bingung apakah ia harus ikut bersama yang lain atau menemui Keyla.

"ne, aku bersiap dulu."

Persetan, bagaimana pun Keyla lebih dulu menghianatinya. Batinnya.

Dengan lunglai ia lalu mandi dan bersiap. Ketika hendak untuk membuka pintu kamar, matanya tertuju dengan sepucuk surat dibawah. Dahinya mengerut, siapa pula yang mengirimkan surat padanya?

"hyung, kau sudah rapih?"

Ketukan pintu membuyarkan lamunannya. Dengan cepat ia memasukan surat itu di kantungnya.

Suga pikir akan ada semua temannya, namun sayang ternyata hanya ada Jimn, J-hope dan Jungkook. Ia menghela nafas ketika melihat tidak ada jin. Padahal niatnya sudah bulat untuk menanyakan perihal pertengkarannya kemarin.

Jimin dan Jhope saling bertukar tawa, mereka sudah minum cukup banyak. Mata jungkook tidak lepas dari Suga. Suga terlihat lebih gelisah dari biasanya.

"hyung, kau sudah menemui noona?" tanya Jungkook langsung tanpa basa basi.

"bukan urusanmu"

"tentu urusanku, kau tidak tahukan bagaimana sedihnya noona? Bagaimana ia tidak henti menangis di kamarnya?" jawab Jungkook sinis.

Suga menatapnya tajam.

"aku tidak melakukan apapun dengannya, saat itu ada aku dan taehyung yang menemaninya menangis. Bagaimana pun juga aku tidak tega melihat perempuan menangis. Bahkan aku tahu jika noona sendiri tidak punya siapa-siapa selain kau hyung. Apa kau tidak memikirkan dia begitu kesepian jika kau sedang sibuk?"

Benar dengan apa yang dikatakan Jungkook, selama ini hanya Suga yang menjadi temannya. Suga menunduk, berusaha mencerna otaknya.

"entah apapun itu masalah mu, bicarakanlah. Cobalah dengan penjelasannya. Dia sangat takut hyung. Takut kau akan mengakhiri hubungan kalian. Ralat bukan hanya hubungan percintaan kalian tapi hubungan persahabatan kalian. Tidak kah kau memikirkan setelah ini apakah noona akan ada seseorang untuk menjadi teman bicara? Tidak hyung. Dia hanya mau bersamamu." Ucap Jungkook serius, lalu bangkit dan menepuk pundak Suga.

Dengan tergesah ia merogoh kantung jaketnya, dimana ada sepucuk surat yang ada dikamar hotelnya. Dan benar saja saat ia baca itu surat dari Keyla, memberitahukan jika ia harus kembali ke Korea dengan pesawat yang terbang malam ini pukul 9.

Suga melirik jam di tangan kirinya, saat ini pukul 8.35. apakah masih ada waktu jika ia ke bandara untuk menemui Keyla sebentar?

Persetan dengan waktu, Suga langsung berdiri dan berlari ke arah keluar.

"hyung, kau mau kemana?" ucap seseorang entah siapa yang dimana Suga yakin teman-temannya sedang berpandangan heran.

Beruntungnya ada taxi yang berada di depan bar. "antar aku ke bandara, cepat!" ucapnya gusar.

Matanya menatap cemas jalanan dengan kaki yang tidak bisa berhenti bergerak. Ia tahu ia bodoh, tidak seharusnya ia mengabaikan Keyla sejak ia datang kesini. Bagaimanapun juga Keyla dengan urusan pekerjaan yang banyak rela datang menemuinya dengan mengambil cuti bukanlah hal yang kecil.

Mungkin benar apa kata Jin Hyung jika aku brengsek, batinnya.

**

Keyla menghela nafas, matanya tidak berhenti menyisir keadaan di bandara berharap ada seseorang datang menemuinya. Ditangannya pun hp selalu di genggamnya berharap akan ada pesan atau panggilan.

Badannya berdiri seraya menarik koper dengan pelan, bagaimana pun ini sudah menuju panggilan terakhir dari pesawatnya yang akan segera take off.

Dimana kamu Suga?

**

Suga berlari setelah taxinya mencapai pintu masuk bandara. Matanya tidak bisa lepas dengan keadaan sekitar, berharap Keyla masih berada disini.

"ah, shit" ucap Suga sambil mencengkram hpnya. Hpnya mati tidak menunjukan tanda akan menyala. Dengan lunglai ia duduk dibanku penumpang, kecewa dengan keadaan yang tidak mendukungnya.

BETWEEN US | MYG ✔Where stories live. Discover now