24|Hampir, Jurnal, dan Rencana

5.7K 1.6K 1.4K
                                    

Masih ada yang nungguin update ga?

Absen dulu kuy! Jam berapa baca hipokrit?

Jangan lupa spam love item sebelum membaca🖤

Udah share cerita ini belum? Jangan lupa follow ig @akunhipokrit & @cutputri.kh buat info

Ps. yang masih suka manggil gue min or thor ntar kena teror sama si R jiakhhh:v

Raline baru saja keluar dari toilet saat tidak sengaja melihat punggung familiar yang berlalu di depannya, berjalan lurus menyusuri koridor

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Raline baru saja keluar dari toilet saat tidak sengaja melihat punggung familiar yang berlalu di depannya, berjalan lurus menyusuri koridor.

"Affan," bisik Raline pelan.

Diikutinya langkah lelaki berkacamata itu pelan-pelan dan mengusahakan diri agar tidak ketahuan. Melewati ruang kesiswaan sebelum kemudian berbelok ke kanan tepatnya ke arah tangga.

Affan berhenti di samping tangga, terlihat sedang menghadap dengan seseorang. Raline memilih bersembunyi di balik dinding, mencoba memperhatikan detail dengan siapa sebetulnya Affan berbicara.

"Meow." Seekor kucing tiba-tiba menggeliat di kakinya.

Kelopak mata Raline melebar, berusaha mengusir kucing itu dengan kakinya sebelum kembali melihat lagi. Raline tidak tau Affan sedang berbicara apa dan dengan siapa. Kucing di kakinya terus saja mengusiknya, mengacau niat Raline untuk mencari tau siapa orang yang sedang bersama Affan itu.

Raline mendecak. Berbisik pelan, "Pergi gak! Hush! Hush!"

Kucing itu tidak mau pergi, tetap saja terus datang kepadanya dan menggeliat di kakinya. Raline memutar bola mata kesal, pada akhirnya refleks memijak ekor kucing itu hingga terdengar ngeongannya yang nyaring. Raline membelalakkan bola mata, kembali melihat ke arah Affan yang kini memandang kaget ke arahnya.

Affan terlihat hendak kabur dengan menaiki tangga, Raline buru-buru menahan tangannya agar lelaki berkacamata itu tidak pergi.

"Kenapa lo keliatan mau kabur dari gue?"

Dengan tangan yang masih menahan lelaki itu, Raline menyundulkan kepalanya ke arah samping tangga. Mengedarkan pandangannya mencari siapa orang yang baru saja berbicara dengan Affan.

Tapi tidak ada siapa-siapa.

"Tadi... tadi ada orang lain selain lo disini kan?"

Affan hanya menggelengkan kepalanya, berusaha pergi namun Raline terus menahan tangannya. "Kenapa lo aneh banget sih? Gue jadi curiga deh sama lo."

"C-curiga... m-maksud kamu a-apa, Raline?" Affan terdengar gagap.

"Kenapa lo suka merhatiin gue diem-diem?" tanya Raline sembari menatapnya intens.

"Yang merhatiin kamu nggak hanya aku. Bukannya semua orang merhatiin kamu?"

Raline menggelengkan kepalanya. "Beda. Lo kayak- lo mencurigakan."

Hipokrit ✔️Onde histórias criam vida. Descubra agora