Chap 3

117K 8.6K 179
                                    

SETELAH PART INI, PART BERIKUTNYA AKU PRIVATE YA. FOLLOW AKUN INI KALAU MAU BACA PART SELANJUTNYA :)

##########

Dokter Mella memeriksa keadaan Seruni yang sudah terbaring lemas di kasur. Dengan meremas sprei kasur itu entah kenapa Seruni merasa badannya bergetar, ada rasa takut yang menyelimuti dirinya.

Tak lama pemeriksaan itu berlangsung, Dokter Mella menuliskan sesuatu di kertas dan tersenyum saat Bundanya Muna -Rina- masuk ke kamar itu.

"Selamat ya Ibu, bentar lagi ibu dapet cucu," ucap Dokter Mella sambil tersenyum.

Mendengar itu, Bunda Rina hanya tersenyum ke-ibu-an, setelah dokter Mella memberikan resep itu, dokter itu pamit. Lalu disaat itulah tangis Seruni pecah.

Tadi dokter bilang sebentar lagi Bunda Rina akan punya cucu karena pasti dikira Seruni adalah anaknya Bunda Rina, dan dari ucapan dokter tadi Seruni bisa mengambil kesimpulan bahwa dirinya hamil.

"Menangis-lah Nak," Bunda Rina mengusap kepala Seruni sayang. Seruni sudah dianggap seperti anaknya sendiri.

Karena diijinkan begitu, Seruni-pun menangis sampai sesunggukan dipelukan Bunda Rina. Bunda Rina sudah mengetahui bagaimana keadaan Seruni dari Joan, Joan juga kenal Bunda Rina waktu Bunda Rina hampir kecopetan dan Joan yang membantunya. Bahkan kontrakan mereka juga punya keluarga Bunda Rina.

"Saya diperkosa sama laki-laki yang saya ngga kenal, Bu," tangis Seruni-pun kian mereda. "Demi Tuhan saya ngga godain Bapak" ucap Seruni tiba-tiba.

Mendengar ceracau-an Seruni yang semakin kacau membuat Bunda Rina tak tega, dia semakin memeluk Seruni dan memberikan kekuatan lewat usapan tangannya dipunggung Seruni.

"Saya tau, Seruni, kamu yang tenang, Nak" ucap Bunda Rina menguatkan Seruni.

Seruni kembali menangis lagi, sampai akhirnya ia tertidur karena kelelahan ditambah usapan tangan Bunda Rina.

***

Matahari sudah mulai kembali ke peradabannya, langit yang tadinya cerah kini berubah menjadi oranye kemerahan membuat sakit mata jika melihatnya. Angin semakin menerbangkan daun kering yang sudah berguguran ke jalanan.

Suasana taman sore ini sudah mulai sepi dari anak-anak kecil yang bermain, digantikan dengan para pedagang yang mulai membuka lapaknya dan menunggu para pengunjung dewasa yang kelaparan atau bahkan hanya ingin bersantai dengan duit yang minim.

Rangga duduk di salah satu bangku taman itu, pikirannya yang kalut karena memikirkan kejadian dua bulan yang lalu terus saja mengganggunya, sehingga tadi ia kacau saat mengikuti rapat. Dan sepertinya benar, ia seperti mayat hidup.

"Gimana gue nemuin dia? Gue gak inget sama sekali mukanya, yang gue inget cuma tangisnya dia," ucap Rangga mengerang frustasi. "Ah, bego!" Rangga-pun menendang sampah gelas plastik yang ada di dekat kakinya.

"Aduh ..." ucap seorang gadis meringis.

Hal itu tentu saja terdengar oleh Rangga, ia-pun langsung mencari asal suara. Dan beberapa meter disampingnya terdapat gadis yang sepertinya terkena air dari gelas plastik tersebut.

"Siapa sih nih yang ngelempar? Sembarangan banget!" sungut gadis itu.

Merasa terlalu banyak masalah yang menimpanya, akhirnya Rangga-pun melangkah ke arah gadis itu untuk meminta maaf.

"Maaf-maaf, tadi saya yang nendang," ucap Rangga kuyu.

Gadis yang sedang mengelap sepatunya dengan tisyu itupun mendongak dan melihat wajah tampan Rangga, mulutnya terbuka melihat betapa indahnya mahluk ciptaan Tuhan yang berdiri di hadapannya sekarang ini.

"Kamu ngga apa-apa?" tanya Rangga bingung.

Sang gadis langsung tersadar akan keterpanaannya dan langsung mengerjapkan matanya karena malu tertangkap basah telah menganggumi mahluk dihadapannya.

Kulit sawo matang, hidung mancung, bibir agak tebal, tulang pipi yang tegas, mata yang......

"Hey?" Rangga melambaikan tangannya di depan wajah sang gadis.

"Eh? Maaf" ucap gadis itu malu. "Aku ngga apa-apa, kok," ucap sang gadis -sok- malu-malu. "Nama kamu siapa?" tanya gadis itu.

Rangga menaikan alisnya sebentar karena bingung pada gadis dihadapannya, lalu akhirnya tersenyum formal juga.

"Rangga."

"Oh hai Rangga, aku Joan..."

##########


TRS [1] : Night Accident ✅Where stories live. Discover now