Nathan & Vannesa

NINE

😖😖😖

Hari pertama menjalankan misi bersama Nathan.

Menjalin hubungan pacaran bohongan tidak pernah sekalipun terlintas di benak Vannesa. Namanya juga terpaksa.

Vannesa menepis tangan Nathan,
"Ga usah gandengan juga kali," ia benar-benar malu banyak orang melihat kearahnya.

"Kan pacaran,"

"Yang wajar aja lah, lagian bohongan juga bego!" Vannesa mencubit lengan Nathan.

Rania berjalan ke arah mereka berdua, "jadi nih?"

"Ya mau gimana lagi, namanya juga terpaksa." ucap Vannesa pada Rania pelan.

Semalam ia bercerita pada Rania bahwa ia akan berpacaran pura-pura dengan Nathan selama Nabiel di Indonesia.

Ia juga bercerita tentang Cindy, pertamanya ia berpikir bahwa ia akan menjauhi Nathan, tapi ia memiliki misi, akhirnya ia bodoamat malah bagus kalo bisa membuat kakak kelas itu emosi.

"Duluan ya Nes."

"Oke!"

"Tunggu bentar ya gue ketemu orang gila dulu."

"Orang gila? Siapa?"

"Cindy." Setelah mengucapkan itu Vannesa langsung berjalan menuju gudang belakang. Namun langkahnya terhenti saat ada yang memanggilnya.

"Tunggu gue ikut."

"Lo tunggu situ aja!" ucapnya dari kejauhan.

Nathan berlari menghampirinya dan berkata,
"Ikut."

"Ck batu."

"Lo tunggu di luar ga usah masuk."

Nathan mengangguk.

"Mau lo apa? Udah gue bilang jauhin Nathan."

"Mbak, lo siapa gue? Ngatur-ngatur gue."

"Gue pacarnya Nathan, lo jadi adek kelas ga usah belagu!"

"Belaguan mana ya sama lo yang ngaku pacar
Nathan padahal aslinya ga tau apa-apa."

Nathan menguping dari luar, ia benar benar kaget dengan jawaban Vannesa.

Ia tidak menyangka Vannesa sangat berani dengan kakak kelasnya.

"GUE CINTA BANGET SAMA DIA!!"

"Mbak, lo itu bukan cinta, tapi obsesi, cocok lo sama Aldo."

Cindy menjambak rambut Vannesa,
"BERANI LO NGOMONG GITU?! AWAS AJA LO!"

"Beranilah, emang gue lo? Yang berani nya keroyokan."

Cindy menjambak rambut Vannesa lebih keras, Vannesa menahan rasa sakit itu.

Nathan dibuat gelisah di luar sana, ia bimbang haruskah ia masuk untuk melihat keadaan di dalam?