04. Haruskah menerimanya?

161 137 232
                                    

Welcome di part 4!
Budayakan vote sebelum baca yoeee🍒

Jangan lupa komennya, yaaaa💜

Seorang author kalau dapat silent readers bilekk:

Seorang author kalau dapat silent readers bilekk:

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

~happy readingg~

"Key?"

Alvand membuka pintu utama rumah Keyra tanpa mengetuknya terlebih dahulu. Tentunya dengan izin dari sang pemilik rumah. Keyra mengatakan kepadanya, untuk tak perlu mengetuk pintu dan langsung masuk saja.

"Keyra!" teriak Alvand karena tak kunjung mendapatkan jawaban dari gadis itu.

"Eh, Mas Alvand." Bi Ina—ART Keyra—berjalan menghampiri Alvand dengan tergesa-gesa. "Non Keyra-nya ndak ada di rumah, Mas."

Alvand mengerutkan dahinya bingung. Di sini sudah ada Bi Ina, lantas untuk apa gadis itu memintanya datang? Padahal bisa saja Keyra meminta Bi Ina untuk memasak.

"Ke mana dia?" tanya Alvand.

Bi Ina menggeleng pelan. "Bibi gak tahu, Mas. Tadi Non Keyra keluar pas Bibi balik lagi ke sini."

"Balik lagi ke sini? Bibi udah pulang tadi?"

"Udah, Mas. Tapi, Bibi ke sini lagi karena ada yang kelupaan," jelas Bi Ina.

Alvand mengangguk paham. "Keyra keluar sama siapa?"

"Sendiri, Mas."

"Sendiri?!" Tanpa sadar, intonasi suara Alvand meninggi dan cowok itu spontan berdiri karena terkejut.

"Iya, Mas. Ya sudah, kalau begitu, Bibi pamit pulang, ya, Mas."

Alvand mengangguk. "Iya, Bi. Terima kasih, ya."

Bi Ina mengangguk seraya tersenyum ramah. Wanita paruh baya itu melangkah keluar dari rumah Keyra.

Alvand menghela napas berat. Ia mengusap wajahnya kasar. Cowok itu segera menghubungi Keyra dengan ponselnya.

Tut...

Tersambung. Namun, tak kunjung diangkat oleh sahabatnya.

Alvand meraih kunci motornya dan berjalan keluar dengan tergesa-gesa. Tak lupa, ia juga menutup pintu rumah Keyra. Alvand yakin, jika Keyra tak pergi jauh dari rumahnya. Apalagi sepeda Keyra yang tetap berada di tempatnya, menandakan bahwa cewek itu pergi hanya berjalan kaki. Keyra memang tidak mempunyai sepeda motor, karena gadis itu dan kakak kembarnya tak bisa menyetir motor. Padahal, ayah mereka menawarkan akan mengajari, tapi mereka tetap menolak berulangkali.

∆∆∆

Alvand melajukan motornya dengan kecepatan di bawah rata-rata. Sangat pelan. Matanya berkeliaran menatap sekeliling kompleks rumah Keyra.

KEYRALVAND [On Going]Where stories live. Discover now