Suara gemercik hujan terdengar begitu teduh menyelimuti keheningan. Malam itu pukul 22.50, 10 menit sebelum ayahnya pulang, Airin Wijaya berdiri tegang sambil memegang cutter tajam yang berlumur darah disamping mayat ibunya dengan sekujur tubuh yang tergeletak di lantai dan dipenuhi oleh darah yang terus mengalir tanpa henti.
'Tiitt..Tiiitt... Tiitttt...Tiittt'
Terdengar suara kode pintu yang dibuka oleh seseorang. Ayah Airin pulang tepat pukul 23.00. Ayahnya memasuki rumah yang luas itu tanpa menciptakan suara sedikitpun. Seperti biasa, dia tahu pasti bahwa anak dan istri tercintanya telah tertidur dengan lelap dan tenang karena lelah akibat aktifitas masing-masing.
Airin panik, selama 10 menit ia berdiri mematung tanpa melakukan gerakan apapun, dan tanpa menunjukkan ekspresi apapun. Hanya air mata yang keluar dari kedua matanya. Entah itu air mata penyesalan atau air mata kepuasan.
Ayah Airin yang memiliki penciuman tajam mencium aroma asing yang sangat jarang sekali ia cium baunya. Darah manusia!!! Ayahnya menyadari adanya bau darah yang berasal dari dapur rumahnya. Ia bergegas pergi mencari sumber bau tersebut dan dilihatnya sang Istri tergeletak tak berdaya serta berlumuran darah di bawah anaknya yang tengah berdiri memegang sebuah cutter yang biasanya dipakai untuk memotong kertas atau membuka paket kilat dan lainnya.
"Airiinnn!!!" Ucap sang Ayah membentak. Ia tak percaya dengan apa yang dilihatnya.
"A-a-ay-ayahh?!" Airin terkejut dan menjatuhkan sebuah cutter yang telah digenggamnya selama kurang lebih dari 10 menit. Ia terjatuh, lemas.
YOU ARE READING
HIDDEN FACT
Mystery / ThrillerAirin Wijaya, gadis 16 tahun yang tumbuh di dalam keluarga yang harmonis dan berkecukupan. Airin adalah anak satu-satunya dari kedua orang tuanya. Ia gadis yang baik dan menuruti orang tuanya. Kedua orang tua Airin juga menyayangi Airin lebih dari a...
