[S2] Chapter 33

4.7K 468 38
                                    

"As a child I never imagined that all of the real monsters in the world would be humans."
ALEXA

⚜⚜⚜

Leone merasakan ketakutan dari sorot mata Alexa. Ia melihat kilatan kenangan masa lalu melintas dimatanya, teringat akan bahaya yang pernah mereka hadapi bersama. Hal yang paling ia hindari.

Dengan cepat Leone meraih surat itu dari tangan sang istri. Membaca dengan penuh hati-hati hingga amarah perlahan memenuhi diri. Ia telah berusaha menjauhkan Alexa dari masa lalunya dan menjalani kehidupan yang baru. Namun, kehadiran surat itu membuyarkan segala upayanya.

"Dia sudah lama menghilang dari kehidupan kita," gumam Leone, suaranya penuh dengan keraguan. "Apa kau yakin ini surat dari Galen?"

"Aku sangat hafal dengan setiap goresan tinta yang dibuat oleh sahabat-sahabatku. Itu adalah milik Galen." Ujar Alexa dengan tegas. Tidak ada keraguan dari setiap kata yang terucap. Sudah pasti surat itu ditulis oleh Galen.

"Bagaimana surat ini bisa sampai ke tanganmu?"

"Pos."

"Pos?"

Alexa mengangguk perlahan, mencoba menyembunyikan kebingungannya. Ia hanya menjawab apa yang terlintas dikepalanya saat ini. Pikirannya semakin bercabang ketika ia teringat bahwa Galen begitu pandai bermain teka-teki. Orang-orang di Orion selalu menjadi objek percobaan pria berdarah Spanyol itu.

"Aku akan menemuinya," celetuk Alexa tanpa pikir panjang. Menatap Leone dalam, penuh harap.

"Tidak! Aku tidak ingin kau menemui Galen."

"Tapi aku—"

"Jangan membantah perintahku, Alexa. Aku tidak akan membiarkanmu menemui para pengkhianat itu lagi." Leone dengan penuh penekanan mendesak Alexa untuk tidak terlibat lebih jauh dengan orang-orang dari masa lalunya, khususnya orang-orang dari Orion.

"Mereka tidak seburuk yang kau pikirkan."

"Aku hampir kehilanganmu karena sahabatmu yang sangat kau percaya itu mencoba membunuhmu." Leone mulai menurunkan nada bicaranya, tetapi itu tetap terdengar menyakitkan bagi Alexa. "Aku tidak akan tertipu dengan orang-orang naif itu lagi."

Pengkhianatan adalah duri yang menusuk hati, terutama ketika datang dari orang yang telah dikenal selama bertahun-tahun. Takdir memainkan permainannya yang kejam saat Alexa menemukan bahwa sahabatnya adalah orang yang bertanggungjawab atas kematian kedua orangtuanya. 

Wanita itu menatap pria dihadapnnya dengan rasa ketidakpuasan yang jelas terpancar. Kedua tangan telah mengepal sempurna, tetapi ia mencoba untuk tidak terpengaruh dengan emosinya atau Leone benar-benar akan memberikannya hukuman. 

Alexa mulai berbicara dengan nada lembut, senyuman tipis ia ukir dengan sempurna. "Leone, aku mengerti bahwa kau khawatir tentang keselamatanku. Aku mengerti mengapa kau masih berpikir jika sahabat-sahabatku adalah para pengkhianat. Tapi aku juga memiliki hak untuk mencari tahu kebenaran tentang apa yang sebenarnya terjadi pada mereka setelah aku pergi. Bagaimana keadaan mereka setelah keluar dari neraka itu? Aku tidak bisa hanya bersembunyi dari masa lalu selamanya. Bagaimana jika ternyata selama ini mereka membutuhkan aku, tetapi mereka tidak bisa menghubungiku karena sulit untuk menembus orang-orangmu? Bukankah kau sendiri yang mengatakan bahwa siapapun orang yang telah menyelamatkan anggota keluarga Luciano artinya mereka juga bagian dari keluarga? Sahabat-sahabatku dan Milo telah menyelamatkanku sejak dulu, Leone. Tolong, biarkan aku menemui Galen."

Leone merasakan keputusasaan dan kecemasan yang tak terbendung. Alexa selalu mampu membuatnya berpikir dua kali dalam mengambil keputusan. Saat dikuasai hati, atau dikuasai logika.

The Devil ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang