[S2] Chapter 32

4.9K 491 22
                                    

"May God have mercy on my enemies,
cause i won't."
ALEXA

⚜⚜⚜

Di dalam keheningan malam, cahaya remang-remang yang berasal dari lampu gantung kristal memancarkan kilauan misterius disekelilingnya. Leone berdiri di depan jendela besar yang menghadap ke kota yang gelap gulita. Pandangan yang tajam seolah menembus malam yang suram.

Di sisi Leone, Dante duduk dengan tatapan penuh siasat. Semangat pemberontakan memenuhi dirinya selama beberapa hari terakhir. Kegembiraan dan kegeraman telah berhasil mencengkeram hati pria itu. Ia bisa tersenyum senang hari ini karena, satu jam yang lalu, salah satu anak buahnya memberi laporan jika beberapa anggota Bratva yang berusaha kabur setelah menghancurkan salah satu properti miliknya telah berhasil ditangkap.

"Anak buahmu bekerja dengan baik." Ucap Leone dengan masih mempertahankan perhatiannya pada sang ratu malam.

"Tentu saja. Orang-orang itu terus menghancurkan pub dan bar milikku selama satu bulan terakhir. Mereka memang gigih, tetapi mereka salah mencari musuh!" Kata Dante dengan penuh penekanan. "Aku mengirim anak buah terbaikku untuk memberi pelajaran kepada mereka yang berani mengusik keluarga Luciano."

Leone menatap Dante dengan intensitas yang menyelidik. "Kekuasaan Bratva semakin kuat dibawah perintah Ivanov. Mereka menjadi ancaman yang nyata bagi keluarga kita."

Sorot mata Dante semakin terbakar. Ia sangat membenci Bratva. "Tetapi tidak sekuat kita. Mereka adalah sampah kota! Kita akan segera membuang dan membakarnya hingga tak bersisa."

"Lakukan dengan sangat hati-hati. Ayah pernah mengatakan hal yang sama sepertimu, dan karena hal itu kita kehilangan Serena." Leone mulai berbicara dengan tatapan dingin.

Dengan langkah perlahan, pria itu mendekati sang adik dan duduk di kursi yang bersebelahan. Ia meletakkan tangannya di atas bahu Dante, memberikan sedikit ketenangan di tengah suasana yang memanas karena teror-teror yang menghantui mereka. "Tapi aku yakin semua akan baik-baik saja," ucapnya.

"Aku tahu." Dante berusaha menyembunyikan kegelisahannya, tetapi Leone bisa menebak apa isi kepala pria itu hanya dalam waktu singkat. Ia mengkhawatirkan keselamatan Gemma.

"Kau akan menjadi pemimpin dari generasi baru keluarga Luciano, Dante," kata Leone dengan suara tenang. "Ketika musuh menghancurkan apa yang kita bangun, kita harus menemukan celah dan melemahkannya. Membuat mereka seolah-olah tidak pernah lahir ke dunia ini."

"Aku mengerti," jawab Dante dengan anggukan tanpa keraguan. Namun, ia kemudian menatap Leone dengan wajah penasaran. "Xander mengatakan padaku jika dia berhasil menangkap seorang informan Bratva. Apa dia mengatakan padamu bagaimana caranya?"

"Kenapa kau tidak bertanya langsung padanya?"

"Aku segan, dia tampak luar biasa seperti kau." Dante memandang Leone dengan sedikit tawa.

"Orang-orang sempat berpikir bahwa dia bisa menikmati hidup dalam kedamaian setelah keluar dari CIA. Tetapi ia memilih menikah dengan seorang Luciano, dan musuh-musuhnya adalah para mafia dari seluruh penjuru benua." Leone berhenti sejenak, beralih menatap Dante yang tidak berkedip mendengarkan ceritanya dengan seksama. "Keluarga Monroe telah banyak berkorban untuk kita. Melindungi mereka yang tersisa adalah tanggungjawab keluarga Luciano, sama seperti hubungan kita dengan keluarga Morelli."

"Terlalu banyak pertumpahan darah, meski sebenernya kita masih bisa menyelamatkan mereka. Aku yakin jika-"

"Kita tidak bisa menyelamatkan semua orang, karena kematian selalu ada di depan kita. Dekat dan tak terduga."

The Devil ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang