Again

3.3K 374 24
                                    

"Jeno" haechan mengela nafas melihat betapa kurus nya jeno

Kulit pucat, bibir kering dan mata yang sudah di kelilingi warna hitam

Jeno terlihat tak bergeming di tempat "sayang" Haechan mengusap rambut panjang jeno lembut. Tak ada perlawanan

"Jeno ingin ikut.. Hiks" isakan jeno membuat haechan iba

Bangsa haechan memang iblis tapi hati tidak sepenuhnya jahat. Tangan kurus itu terus gemetar
"Jangan hm, haechan butuh jeno di sini"

Renjun datang membawa bubur hangat.  Raut wajau pria itu ketara sedih "bagaimana?" tanya renjun sembari menaruh nampan "seperti hari hari sebelum nya"

Helaan nafas kedua nya terdengar lalu setelah itu kembali hening

"aku akan membawa jeno ke mansion ku"

Ucapan haechan membuat renjun panik "tidak, jeno mil-"

"Jeno ingin bersama haechan" senyum haechan mengembang. Merasa renjun kalah jauh di belakang nya "Jeno tak suka di sini.. Hiks Jeno tidak ingin"

Deg.

Perkataan jeno menusuk dada renjun. Seakan sekelebat belati menusuk hingga mengenai ulu hati "a-apa?"

"Jeno ingin bersama haechan"











Seorang pria bermata sipit menarik rambut frustasi

"Hyung harus ya"

"Iya sayang, hyung usahakan"
Kedua nya menatap sebuah liontin yang terpajang di dinding kaca

"Kita harus mendapatkan jaemin"






















Jaemin berada di dapur bersama ryujin yang tengah membantu menghias kue, mata Ryujin terus terfokus ke arah Jaemin

"Eum ryu ryu Jangan lihat nana terus aish kan malu" cup. Bibir jaemin di kecup oleh nya. Ryujin tak terlalu ambil pusing terlebih para maid memperhatikan jaemin gemas "kamu cantik" hanya dua kata mampu membuat kedua pipi si kecil memerah padam

Ia memeluk tubuh mungil itu erat. Menciumi leher putih yang kini di penuhi tanda "uhh kue nya lucu kan? Tadi ada yang tercoret"

Jujur saja Ryujin sama sekali hanya menganggap jaemin sebagai adik

"Cantik seperti dirimu"

Mereka menikmati sesi berdua tanpa ada yang mengganggu namun itu hanya sebentar

Yuna datang tersenyum menarik Ryujin lalu mengecup bibir tipis nya. Jaemin diam memperhatikan "Jin-a aku menunggu mu di kamar~ kau asik dengan nya dan melupakan ku kan dia tidak berguna huh hanya bisa menangis saja"






"Eonnie... Dari mana?"

"Diam lah, aku lelah sehabis mengurus wilayah perbatasan"
Ryujin melepas mantel berbulu lalu melepar nya asal "Eonnie tadi L-"

"Shin lia! Tutup mulut mu apa kau tuli? Aku lelah"

Lia tersenyum getir terlihat begitu ketara "maaf"
"Maaf dan menangis saja yang bisa kau lakukan! Sisa nya kau tidak berguna"

"Hiks Ryujin jika bersama yuna bisa kenapa lia tidak?"






Deg.

Jantung nya berdetak cepat mengingat bagaimana sang mendiang istri Selalu tersakiti akibat ulah nya

"Jin!" ryujin tersadar langsung melepas rangkulan yuna "Tolong di sini ada Jaemin jika kau ingin membuat kue silahkan"

Jaemin menunduk. Berjalan pergi ke atas. Ia pun menyusul jaemin yang seperti nya cemburu

"Jinieeeee Jangan pergi~ kau selalu bersama nya menyebalkan!!!"

.
.
.
.
.

Pria berambut hitam legam sedang tersenyum di singgah sana

"Chittapon!" si pemilik nama menoleh ke arah yang lebih tinggi "ya Baby?"

Yang tinggi merengut tak suka "uh anak itu menyebalkan! Lihat doy jadi kena imbas nya Johnny tidak suka!" sembari menghentakan kaki johnny beringsuk duduk di pangkuan si rambut hitam

"Iya nanti kita bicarakan ya"

"Aishhhh Daddy ten you know we are BFF Best friend for everrrrr" tekan johnny dengan accent amerika
"Hahhh iya iya nanti ya Sayang"

Ten menghela nafas "aku akan urus anak nakal itu dasar






















Huang renjun"

Devil Renjun✔Where stories live. Discover now