Mother

1.2K 138 5
                                    


Mark pulang dalam keadaan kacau. Melihat rumah yang sudah rapi

"Ada apa ini" jeno menengok lalu tersenyum "ternyata kau bisa pulang ya ku kira lupa"
Mark mendekat mencengkram rahang tirus nya. Jeno seakan tak takut menatap santai

Baru mark sadari jika warna mata jeno berubah "Berani dengan ku?"

"tentu saja kau manusia kan? Untuk apa aku takut dengan mu Lee minhyung"

Sekarang jeno terlihat berani "Sungchan tak bisa di selamat kan dan ya aku habis berkabung atas kematian nya, Aku juga ada hadiah spesial untuk mu" Jeno menarik mark menuju kamar

Raut wajah mark begitu shock namun tak membuat jeno perduli

"Sekarang kau bisa pulang ke rumah dan sesuai permintaan mu mark, aku pindah ke apartemen yang sudah kau siapkan"

Mark kebingungan melihat kamar sudah berubah

Baru dua minggu jeno sudah berubah. Kali ini jeno sangat berani bahkan tak ada ketakutan dari tatapan itu

"Kau sakit?"

Tanya mark memastikan

"Tidak sakit hyung justru aku sudah sadar jika menyukai mu lebih memyakitkan ck lebih baik kita buat pernikahan ini main main saja" mark tak suka jika jeno membangkang "apa? Kenapa menatap ku seperti itu Lee mark" "kau gila!"

Jeno menyeringai "Ya aku gila itu karena mu"





Raut wajah Haechan berubah dingin melihat siapa yang datang ke mansion "kenapa kemari"

"Menjemput istri ku" Ten menjawab malas "kau bukan suami yang baik bagi Johnny"

"Tapi johnny milik ku Lee"

Mereka bertatapan sama sama ingin memukul. Haechan menghela nafas menahan marah "Berikan Johnny" mata keduanya sama sama menghitam

"Jika ku bilang tidak artinya tidak Lee!"

Sedang asik berdebat tiba tiba taeyong datang. Duduk di sofa sembari memakan apel

"Sudah lah Jangan bertengkar"

Ten berdecak ingin berbicara namun di potong "iya aku tau kau ingin menyumpah serapah diriku tapi tolong jangan berkelahi. Kalian ayah dan anak apa tidak bisakah sehari saja akur? Aku sudah melihat ini berulang kali" kening Haechan mengerut bingung

"Apa maksud mu berulang kali?" taeyong berdiri. Mendekati ayah anak itu

"Aku dewa waktu, kali ini aku akan membocorkan rahasia hahhh maafkan aku tuh-"

"JANGAN SEBUT SIALAN" teriak ten. taeyong terkekeh lupa jika di hadapan nya adalah Iblis
"Maaf, Aku langsung saja sekarang kalian ada di waktu yang akan terus terulang. Bocoran saja Johnny akan mati di tangan mu ten percayalah"

Prankkk. Atensi mereka teralih ke johnny yang berdiri dengan kemeja kebesaran  memperlihatkan paha mulus tanpa cacat

Ten terkaku. Kali pertama melihat sosok seindah ini kali ini Johnny terlihat lebih cantik tak pucat sama sekali Walaupun tanpa riasan

"John?"

Johnny menginjak pecahan vas kaca itu tanpa kesakitan

"Mau bagaimana lagi? Memang harus aku mati" acuh Johnny. Mendekati mereka. Memeluk Haechan dari belakang

"Echan meninggalkan ibu di kamar.. Ibu kan masih ingin di peluk" haechan berbalik. Mencium bibir tipis itu lembut "Iya sayang" ten menggeram kesal

Sangat kesal melihat bagaimana sosok johnny tak perduli
Taeyong tersenyum "John aku titip mereka ya"

Setelah taeyong menghilang kini tersisa mereka "pulang"
Johnny mendengus geli "Rumah ku di sini bersama tuan ku haechan bukan kau Chittapon" ten akui saat melihat johnny ini lebih menarik di banding sebelum nya

"Lee johnny kau istri ku"

"Tapi aku milik Haechan dan sekarang aku akan tinggal di sini bersama haechan" "aku akan merebut mu kembali!"

Ten merasa kesal langsung pergi dari sana meninggalkan ibu dan anak yang masih berpelukan
"Ibu" "Aku milik mu chan ingat itu, ten tak akan bisa merebut ku dari mu lagi.. Aku ingin kita berkumpul bersama renjun" Keduanya berpelukan dan kembali berciuman

"Kita lanjutkan. Yang tadi di kamar john"

.
.
.

Johnny berbaring di ranjang. Haechan menindih tubuh sang ibu. Mengecupi pipi yang mulai berisi itu penuh sayang

"Aku rindu Renjun" haechan memasukkan tangan ke dalam perut rata Johnny mengusap perlahan "Jaemin tengah menghukum nya akan ada saat nya kita berkumpul"

Jemari lentik nya menyusuri lekuk rahang milik Haechan. Mereka bertatapan "echan bilang saja, ibu tau apa yang echan fikir kan"

Seketika haechan memeluk erat leher nya "Jeno sudah kembali dan dia melupakan ku" Johnny tersenyum mengusap rambut lebat haechan

"Kejarlah nak dia masih istri mu, ibu tau kau masih dendam pada renjun walaupun kita iblis tapi renjun kakak mu sayang" kedua nya kembali bertatapan

"Bagaimana si tua itu bisa menyakiti makhluk seindah diri mu John?" johnny tersenyum

"Ibu bersyukur jeno memiliki pasangan sebaik dan setia seperti mu chan" Kedua nya kembali berciuman. Saling melumat bibir satu sama lain

Haechan segera menindih nya lalu melakukan penyatuan kembali "Aku akan keluar di luar bu"

"Kau hanya boleh mengeluarkan benih mu di jeno ingat itu"

Devil Renjun✔Where stories live. Discover now