22|Perihal Menfess

Start from the beginning
                                    

Geyzia memandang ke arah Sheryl curiga. Yang ditatap sontak membuka mulutnya menyanggah tuduhan itu. "Bukan gue, Gey! Gila kali?"

"Ya terus siapa? Lo yang udah masukin menfess tentang Raline kan?"

Sheryl menggerling. "Yang Raline emang gue, kalo yang baru ini bukan!"

"Ribut lo pada," sela Alezian. "Kalian mungkin lupa kalo Yovan juga tau semua rencana kita."

Ethan menoleh ke arah Alezian baru sadar. "Ah ya! Yovan. Dia juga tau dan bahkan nyimpen rekaman percakapan kita soal Radheya."

"Tapi, Yovan nggak ada keliatan belakangan." Sena turut menimbrung.

"Bukannya terakhir Yovan ngomong sama lo Sher?" tanya Geyzia mengingat-ngingat kembali.

"Yaaa, tapi itu kan udah lama? Lagian gue cuma ngingetin dia buat tutup mulut dan bayar dia sesuai permintaan. Besoknya dia udah nggak keliatan kan? Habis kecelakaannya Raline lebih tepatnya."

"Gue sebenernya ada ketemu dia pas sebelum masuk sekolah, udah agak lama juga." Kali ini Alezian yang bersuara. Semua orang menoleh ke arahnya. "Dia nemuin gue buat minta uang tutup mulut."

"Lagi? Minta uang apa lagi?"

Alezian memandang ke arah Ethan yang baru saja bertanya. Memberi jeda beberapa saat untuk sebelum kemudian menjawab pelan, "Foto itu... Foto di hari kematiannya Dee."

Ethan yang tau foto apa yang dimaksud lantas manggut-manggut paham. Sheryl memiringkan kepalanya penasaran. "Foto apa?"

Ethan mengibaskan tangannya di udara. "Bukan foto penting. Sekarang yang penting soal menfess itu. Kita terlibat. Kita nggak bisa diem aja."

"Kira-kira... siapa yang masukin menfess itu?"

Mereka saling pandang satu sama lain. Saling menerka-nerka siapa yang sudah memasukkan menfess itu hingga persoalan terkait Radheya kembali mencuat ke permukaan.

Siapa sebenarnya yang melakukan itu?

Sementara Raline yang kebetulan sedang berjalan di koridor tidak sengaja melihat Radian sedang berdiri membelakangi dinding di depan ruang osis sembari memainkan jangkanya. Mengerutkan kening heran, Raline baru saja ingin menghampiri ketika Radian malah melangkahkan kakinya pergi.

"Radian habis ngapain di depan ruang osis?"

Tak lama setelah Radian menghilang, pintu ruang osis terbuka. Menampilkan orang-orang yang Raline kenali keluar dari sana. Entah bagaimana instingnya berkerja, Raline spontan memundurkan dirinya bersembunyi di balik pilar. Melihat orang-orang itu keluar satu persatu menyambut rasa penasaran yang tiba-tiba menguasai pikirannya.

"Ethan, Alezian, Geyzia, Sheryl,... Sena?" Raline mengerutkan keningnya tidak paham. Mencoba menerka-nerka alasan paling masuk akal mengapa mereka semua bisa bersama.

"Kenapa mereka... tiba-tiba barengan?"

[.]

Agaknya aneh.

Mengingat bagaimana respon Sena pada Raline saat di perpustakaan dan juga saat melihatnya tiba-tiba bersama Sheryl dan Geyzia. Ada perlu apa mereka bersama?

Setau Raline, mereka tidaklah dekat dan Sena bukanlah anggota osis. Ethan dan Alezian pun bukan anggota osis. Lalu mereka habis melakukan apa?

Saat jam pulang tadi, Raline sempat melihat Sena sedang berbicara dengan Pak Risandi. Setelah Pak Risandi pergi, barulah Raline mendekati Sena yang kebetulan baru saja membalikkan badannya.

Hipokrit ✔️Where stories live. Discover now