Menyukai seseorang yang dekat dengan kita memanglah sulit. Apalagi jika perasaan itu hanya dirasakan oleh sebelah pihak.
.
.
.
.
.
.
Apakah jujur dan menyatakan perasaan yang sesungguhnya akan menimbulkan kelegaan di hatinya?
Atau mempertahankan hu...
"Bro, kalo cewek lo lagi badmood mending cari aman aja deh. Gue contohnya, mau balikin mood pake es krim malah di rampok sama segaban cemilan,"
- Akutagawa Ryuunosuke
Demi ketenangan hidupnya, Akutagawa menawarkan diri untuk membelikan es krim di salah satu supermarket terdekat. Ya, tadinya ia pikir kakak kelasnya itu bisa diajak negosiasi dan mau mampir ke rumahnya untuk makan malam serta menjelaskan tentang siapa dirinya pada sang Ibunda.
Tapi kenyataan itu pahit bro, cewek yang lagi badmood ini dengan santai mengelilingi supermarket dan mengambil aneka snack dan minuman tanpa melihat-lihat harganya.
Awalnya sih, ia pikir Chuuya hanya akan mengambil beberapa snack ringan dan minuman. Tapi lama-kelamaan Akutagawa merasa kesal dengan sikap kakak kelasnya itu.
Chuuya melirik sekilas, menatap Akutagawa tak minat. Cowok yang tengah membawa keranjang itu mendengus pelan. Sabar, harus sabar ngadepin kakak kelasnya yang satu itu. Begitu rapalnya dalam hati, namun melihat Chuuya kembali mencomot-comoti snack yang dilihatnya tentu saja membuat kesal.
Akutagawa berasa dirampok. Ga adil dong ini mah.
Bunda, masa bunda mau punya mantu yang suka nguras dompet Ryu sih? Gak kan, mana dari tadi dicuekin mulu nih. Bunda yakin mau mantu modelan gini?
Arghhhhh, apasih. Kok jadi bahas mantu, pacar aja bukan woi. Sadar Ryu, sadar. Otak lo panas banget kali ya mengkalkulasikan anggaran yang bakal keluar dari dompet lo hari ini kan? Hahahaha, okey cukup debatnya. Hati bilang jangan pelit buat nyenengin cewek. Kali-kali gitu, bikin mood cewek baik dapet pahala kan?
Bukan cewek gue ya, mon maaf aja ini mah. Gue udah ngumpulin duit jauh-jauh hari buat beli costum mobil tamiya di rumah woi.
Nasib, wes nasib mu itu mas. Sabar ae yo.
Kembali pada kenyataan, setelah perdebatan panjang antara hati dan logika-nya berakhir. Akutagawa memutuskan untuk speak up.
“Lo mau ngerampok gue atau gimana sih. Banyak banget belanjaan lo,” keluh Akutagawa melihat keranjang belanjaan yang di dorongnya mulai penuh dengan aneka snack ringan dan minuman.
