Resmi

53 7 0
                                    


"Ya gue gak nyindir, cuma mengingatkan realita. Mending sekarang atau gak sama sekali. Daripada lo kehilangan keduanya sekaligus,"

Kalimat yang terucap tak dapat ditarik kembali.

Akutagawa menghela nafas kecil, pikirannya penuh akan penyesalan. Bagaimana dirinya tiba-tiba emosi dan melampiaskan begitu saja pada Chuuya yang datang menjenguknya.

Ia terlalu egois memaksakan kehendaknya.

Bukan hanya Akutagawa yang terluka, tapi mereka sama-sama terluka oleh ego masing-masing.

Bekas infus yang melukai punggung tangannya sudah dibersihkan, diganti dengan infus baru dan letak penginfusannya yang dipindah ke punggung tangan kirinya. Si perawat menyarankan Akutagawa untuk beristirahat.

Canggung menyelimuti, hanya suara hujan yang mengisi keheningan. Tak ada yang memulai pembicaraan, Chuuya sibuk menyalin tugasnya dan Akutagawa sibuk menenggelamkan diri dalam novel yang dibacanya.

Karena merasa tak nyaman, Akutagawa memutuskan untuk berbicara. Terbesit rasa ragu, ingin memanggil namun takut mengganggu. Akutagawa menunggu cukup lama sambil memperhatikan gerak-gerik si gadis, tak sadar bahwa tindakannya membuat Chuuya salting sendiri.

"Akut, lo ngapain deh liatin gue kek gitu? Ganggu tau!" protes Chuuya kesal.

Akutagawa menatap Chuuya heran, memang salah ya?

"Tapi gue cuma liat?"

"Ya gue keganggu loh. Ada apa sih?" tetap saja Chuuya tak suka, gadis itu menatap tajam Akutagawa.

"Gapapa, udah lanjut aja nugasnya,"

Akutagawa kembali membaca novelnya, menulis sesuatu disobekan kertas diam-diam sambil memperhatikan si gadis yang bekutat dengan tugasnya. Sesekali gadis itu mencoret kasar lembar buku, menghapusnya kembali lalu menulis di lembar lain dengan asal.

"Whuah, kebiasaan buruknya kumat," batin Akutagawa.

Chuuya mengusak rambut frustasi, wajah tertekan dan bibir yang terus bergumam mengulangi soal dan rumus yang tercatat di bukunya. Lihat saja kepulan asap di atas kepalanya, Akutagawa rasa otak gadis itu sudah melewati batas pemakaiannnya.

"Mana yang susah? Coba gue liat soalnya," tawar Akutagawa.

Chuuya menggeleng, kukuh menggarap soalnya sendiri. "Gak usah, lo istirahat aja gih,"

Yakin nih..

Hahahaa...

Akutagawa tertawa kecil, menghampiri Chuuya sambil mendorong infusannya. Pemuda itu ikut duduk di samping Chuuya, menumpu wajahnya dengan tangan kanan dan memperhatikan si gadis lekat.

"LO BANDEL BANGET YA, KAN GUE SURUH ISTIRAHAT," geram Chuuya, menjewer telinga Akutagawa.

"Aduhhh, jangan dijewer juga dong,"

"LO BANDEL SIH,"

Akutagawa merengut, menunjuk lembar buku Chuuya yang terbuka "Niat gue mau bantuin loh,"

"Halahhh, modus. Kalo mau ngebantuin mah langsung kasih tau caranya, gak usah ngeliatin gue terus," tukas Chuuya sebal.

"Kapan lagi kan gue jadi romantis,"

J A D I R O M A N T I S katanya

Iya sih, keliatan manis gitu. Chuuya enggan menampik, tapi dia juga gamau ngakuin. Males aja gitu, ntar lo kepedean.

Tapi keliatan mencurigakan gasi?

Seorang Akutagawa Ryunosuke bersikap manis gini.

The Way I Love You ||BSD AU|| Slow updateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang