Ketidaksengajaan

41 7 0
                                    

"Kalo gue beneran sayang sama lo gimana?"

"Mending sekarang atau gak sama sekali. Daripada lo kehilangan keduanya sekaligus,"

.
.
.
.
.
.
.




Seperti hari-hari sebelumnya, sebelum tidur Rampo selalu menyiapkan diri untuk menelpon sang kekasih. Ya itung-itung, MOODBOOSTER selain cemilan sebelum tidur.

Tak biasanya pula, Yosano menelponnya lebih dulu dan menyapanya dengan sebuah pernyataan.

"Beb, kok gue tiba-tiba khawatir sama Chuuya ya,"

Rampo yang tengah mengunyah cemilannya terhenti sejenak, menatap lekat layar teleponnya yang tersambung dengan Yosano. Tak biasanya gadis itu memulai percakapan dengan kekhawatiran. Terlebih ia khawatir pada Chuuya? Nakahara Chuuya loh.

Ya, tumben banget gitu. Ada apa nih.

"Lah, tumben amat bahas Chuuya. Kenapa dia?"

Terdengar hela nafas berat di seberang, "Gatau deh, tiba-tiba aja gitu. Dia baik-baik aja ga sih? Gue teleponin gak diangkat,"

"Mungkin udah tidur?" Jawab Rampo seadanya.

"Hahhh? Mana mungkin lah, dia biasa begadang. Kadang gak tidur,"

Ya kalau gitu gatau lah. Semedi kali bocahnya, gajelas banget nih topik. Bahas yang lain gitu, tapi apa? Rampo taunya pelajaran sama cemilan.

"Gue kadang khawatir sama sifat Tsundere akutnya yang bikin sebel, gimana kalo orang sebel sama si Chuuya gegara itu?"

Rampo kembali memutar otak, menyingkarkan beberapa bungkus cemilan yang sudah habis dimakannya. "Kalo lo sama Dazai sih, udah hapal banget sama sifatnya dan mewajarkan. Anak-anak tongkrongan lain juga udah biasa sama sifatnya,"

Jeda sejenak, Rampo mengehela nafas kecil. Menahan tawanya yang hampir pecah, "Paling banter, kalo orang baru sebel sama tsun nya Chuuya ya tuh bocah bakal ada di situasi yang sulit,"

"Nah misal?" Yosano nampak antusias dengan penuturan kekasihnya.

Rampo berdehem kecil, pemuda itu tak langsung menjelaskan "Gimana kalau kita taruhan?"

Yosano tergelak, tawanya begitu lepas tak lupa dengan suara benda yang dipukul-pukul.

Wiihh serem, ni cewek kalo ketawa sambil mukul-mukul benda terdekat deh. Rampo udah tau itu sih, tapi ya tetep aja serem. Mana mukulnya ga maen-maen. Huhuhu

"Huh? Apa nih, keknya seru," sahut Yosano akhirnya.

"Soal rencana buat deketin Akutagawa sama Chuuya, dan buat si Chuuya move on dari Dazai. Gue yakin sih, tingkat sabar Akutagawa udah diujung batas-,"

"Apalagi setelah tau kalau Atsushi tuh dari kemarin manas-manasin terus, jadi ya-"

Yosano menyerobot antusias, berseru dengan lantang dan percaya diri bahwa pemikirannya itu benar. "SALAH SATU DIANTARA MEREKA BAKAL JUJUR SAMA PERASAANNYA KAN?"

Gotcha ...

Sepemikiran rupanya, mari kita buat lebih menarik. Rampo mengetuk-ngetuk jarinya di meja seraya memakan sisa cemilannya. Pemuda itu mulai mengutarakan pendapatnya.

"Iya,ayok taruhan siapa diantara mereka yang bakal jujur duluan soal perasaannya!" usul Rampo

Yosano kembali tertawa, bagai sudah tau apa yang akan terjadi. Gadis itu menggebrak meja, mengejutkan rampo yang menunggu jawaban dari si kekasih.

"Santaii beb, mejanya jangan kamu pukulin terus ntar rusak loh,"

Yosano menggaruk tengkuknya yang tak gatal sambil menunduk, sedikit menyesali perbuatannya walau ia tahu Rampo tak melihat ekspresinya "Hehehe, iyaa maaf. Terlalu antusias aku tuh, tau gak!"

The Way I Love You ||BSD AU|| Slow updateWhere stories live. Discover now