Haechan tertawa tanpa suara. Dia bersyukur ada yang menelpon Mark. Jika tidak, Haechan akan berakhir di ranjang malam ini bersama Mark. Memikirkannya saja membuat Haechan memerah.

Mark mengecup bibir Haechan dan memeluknya. Haechan membalas pelukan Mark yang terasa hangat. Pelukan ini membuat Haechan bertanya pada dirinya sendiri.

'Jika aku bertemu denganmu dan bukan Min Hyung ... apa yang akan terjadi? Apakah aku akan baik-baik saja? Apakah kita akan bersama? Apakah ... Jisung tetap akan lahir?'

Setelah berpelukan untuk waktu yang lama, Haechan mengantarkan Mark hingga ke depan pintu rumahnya.

"Aku pulang dulu. Sampai jumpa besok."

Haechan mengangguk dan melambaikan tangannya. Menunggu Mark masuk ke mobil hingga bayangannya tak tampak lagi.

Haechan memasuki rumahnya. Senyum lebar tak lepas dari wajahnya, bahkan setelah Mark pergi. Dia melihat ke kasurnya yang baru saja dia rapikan. Wajahnya kembali memanas ketika mengingat kejadian sebelumnya.

"Ah! Kenapa aku jadi sangat mesum? Bahkan aku kembali terangsang hanya karena mengingatnya."

Haechan memukul kepalanya. Mengusir ingatan-ingatan kotor yang merusak otaknya. Dia menutup pintu kamar dan pergi tidur.

Setelah Mark meninggalkan rumah Haechan dan kembali ke apartemennya, dia melihat Seungmin telah menunggunya di depan pintu.

"Kenapa berdiri di sini? Tidak masuk?"

Seungmin melihat Mark dan menunduk. "Saya hanya sebentar. Tuan Lee mengatakan bahwa Anda jangan terlalu sering meninggalkan kantor dan pergi tanpa sepengetahuan saya."

Mark mendecakkan lidahnya.

"Aku bukan anak kecil. Aku baik-baik saja."

Seungmin mengangkat wajahnya dan berbicara dengan datar.

"Akhir-akhir ini Anda merasa sakit di bagian kepala. Tuan Lee sangat khawatir dan tidak ingin terjadi sesuatu pada Anda jika saya tak bersama Anda. Jadi, saya mohon agar Anda memberitahu saya kemana Anda pergi."

Mark menahan tawa hingga dia hanya mendengus. Dia berbicara sambil membuka kunci pintu apartemen.

"Bukankah kau bisa memasang kembali alat pelacak itu? Buntuti aku seperti sebelumnya. Kenapa tiba-tiba kau menjadi jujur seperti ini?"

Seungmin membungkuk lebih dalam. Dia menyesal, tapi nada bicara dan wajahnya tak berubah sama sekali.

"Maafkan saya, Tuan. Saya hanya diperintah oleh Tuan Lee. Beliau tahu Anda mencabut alat itu dan beliau sangat menyesal karena melakukan itu. Jadi, saya mohon pada Anda untuk memberitahu saya kemana saja Anda pergi."

"Tidak. Biarkan aku menikmati hidupku. Daddy selalu khawatir berlebihan sehingga aku kesulitan untuk bergerak. Katakan padanya aku tak suka jika dia seperti itu."

Seungmin tak membantah dan memaksanya lagi. Dia mengangkat tubuhnya dan mengangguk singkat. Kemudian pergi dari apartemen Mark.

Mark merasakan sakit di kepalanya saat dia memasuki kamar. Sakit kepalanya semakin bertambah kala dia memasuki kamar mandi. Mark mencuci mukanya di wastafel. Dia melihat dirinya sendiri di cermin.

Napasnya tersengal-sengal karena menahan sakit di kepalanya. Secara tiba-tiba, Mark melihat pantulan dirinya di cermin tersenyum padanya.

Mark menyentuh wajahnya. Memastikan bahwa dia tidak tersenyum sama sekali. Mark melihat dengan teliti cermin di depannya. Pantulan dirinya masih tersenyum. Kening Mark berkerut, kemudian kepalanya kembali sakit.

The Twins' Obsession | MARKHYUCK (END)Where stories live. Discover now