23. Obsesi Keduanya

13.5K 1.8K 196
                                    

Restoran ramai seperti biasa. Jam makan siang memang sering dipenuhi oleh orang-orang yang bekerja di kantor. Meskipun jaraknya jauh, mereka tetap memilih restoran Jaemin untuk memenuhi rasa lapar di siang hari.

"Haechan, hari ini kau jadi menemaniku 'kan?" Sungchan datang dari arah dapur. Dia memakai baju seragam yang bertuliskan namanya di dada sebelah kanan. Bibirnya melengkung membentuk senyuman ketika mendapat anggukan dari Haechan.

Dari pintu masuk restoran, tampak Mark yang berjalan santai dengan Jisung di belakangnya. Hari ini dia menjemput Jisung karena remaja itu pulang lebih cepat dari biasanya.

Mark mengambil meja kosong yang berada di sudut berdekatan dengan dinding kaca restoran, sementara Jisung berlari ke dapur untuk menemui Haechan.

"Ibu." Haechan dan Sungchan menoleh saat mendengar suara seseorang.

Haechan tersenyum dan menyuruh Jisung untuk masuk, sedangkan Sungchan pergi untuk melayani pelanggan.

"Ibu! Hari ini aku dan Ayah akan pergi. Ayo, ikut."

Jisung menarik-narik baju Haechan yang telah berbalik untuk memotong lobak. Haechan menggeleng membuat Jisung mendesah kecewa.

"Kenapa?"

Haechan berhenti memotong lobak untuk menjawab pertanyaan Jisung yang terdengar menyedihkan.

"Ibu sudah berjanji dengan Paman Sungchan hari ini. Kau pergi saja dengan Mark."

Kepala Jisung memproses isyarat Ibunya. Beberapa saat kemudian sesuatu kalimat muncul di kepalanya.

Ini tidak baik untuk hubungan Ayah dan Ibunya.

Tanpa menanggapi Haechan, Jisung langsung keluar dan pergi menemui Mark yang duduk sendirian di meja belakang.

"Ayah!" teriak Jisung. Mark mengangkat wajahnya dari ponsel dan melihat Jisung.

"Kenapa teriak?"

Jisung duduk di hadapan Mark dengan wajah kesal.

"Ini tidak baik. Ibu akan pergi bersama Paman Sungchan."

"Sungchan?" Dahi Mark berkerut. Dia ingat ada seseorang yang memiliki nama Sungchan. Seorang pekerja di restoran Jaemin.

Jisung mengangguk, "Mungkin mereka akan berkencan."

Ekspresi Mark berubah saat Jisung selesai berbicara. Kakinya bergerak tidak tenang. Perasaannya mendadak berubah. Menjadi kesal dan dipenuhi amarah.

"Aku akan membantumu. Jadi, kita tidak perlu pergi hari ini. Ayah pergi saja bersama Ibu dan juga Paman Sungchan."

Mark melihat Jisung sebelum dia mulai tertawa dan memuji ide Jisung. Kemudian dia melihat Haechan yang berjalan menghampiri mereka dengan dua gelas berisi air putih.

"Ibu! Ibu! Aku tidak jadi pergi dengan Ayah karena ada kerja kelompok. Jadi, karena Ayah sudah di sini, bolehkah Ayah pergi bersama Ibu?"

Mark bertepuk tangan dalam hatinya. Jisung memang bisa diandalkan.

"Boleh. Ibu bilang dulu pada Paman Sungchan."

Mark melihat gerakan tangan Haechan yang memiliki arti dia boleh ikut. Setelah itu, Haechan pergi dan memutar tanda di depan pintu restoran dari "Buka" menjadi "Tutup".

"Aku sudah menghubungi Jaemin untuk menutup restoran lebih awal."

Sungchan menghampiri Haechan yang berada di pintu masuk setelah dia menghubungi Jaemin.

Dari tempat meja Mark duduk, dia dapat melihat tatapan Sungchan pada Haechan berbeda. Haechan mengangguk dan mengambil notesnya untuk menulis sesuatu di sana. Mark melihat wajah Sungchan berubah sekejap, tapi dia langsung mengangguk dan tersenyum kecil. Tampak seperti sebuah senyum yang dipaksakan.

The Twins' Obsession | MARKHYUCK (END)Where stories live. Discover now