1.19

891 119 6
                                    

"Gw kira lo kabur jir.." jawab (Y/n) sambil berjalan ke arah Venti. "O tentu tidak, kan gw mantan terbaik lo eakk." kata Venti sambil kibas kepang.

"Jijik ajg." Sambil menyusuri koridor, Venti mengajak (Y/n) ngomong-ngomong. "(Y/n), lo kok mau pacaran sama Xiao?"

"Ahaha iseng."

Venti sudah siap menggaplok (Y/n). "Canda canda.. Ya gw pacaran sama Xiao karna doi yang bikin gw nyaman. Mana habis lo putusin nyet." "Dipikir-pikir kita nih kan mantan, tapi napa kita masih temenan?" tanya Venti sambil mulai mengicipi baksonya.

"Mana gw tau, lagian gw nyaman-nyaman aja temenan sama lo."

Tak lama kemudian terdengar suara teriakan Hu Tao dari kamar Xiao, Venti dan (Y/n) langsung berlari ke arah kamar Xiao. "Kenapa?!"

"IH XIAO GA BUKA GENSHINKU 2 HARI!"

"Gw lupa." "Emang kenapa? Biasanya juga lo yang ngurus sendiri."

Kemudian Hu Tao menceritakan taruhannya dengan Childe..

"Nah pada suatu hari, gw bosen. Trus taruhan sama si monyet."Tang taruhan skuy!" Nah trus si Tatang bilang "Yaudah, apaan?" "

" Trus kita taruhan, tipenya Zhongli itu gimana. Tapi yang ditonton 18+,soalnya kan gw sendiri ga tau. Trus si Tatang bilang, yang bule-bule tinggi dada gede. Tapi kalo gw bilang yang jepang dada gede. "

"Habis itu kita buka tuh hpnya Zhongli pas dia tidur. Ternyata gw bener, nah gw suruh si Tatang beliin welkin tuh!" "Nah karna gw harus kerja 3 hari, gw titipin tuh akun ke Xiao."

Venti dan (Y/n) speechless mendengar taruhan Hu Tao dan Childe. "Gblk." kata Xiao dengan muka datar. "Lagian gw sakit."

"Lo sakit apaan?" Tanya Hu Tao sambil memainkan akunnya. "Dbd gejala ringan."

"Lah trus kok lo masih kuat packing?" tanya Venti sembari makan baksonya. "Lah Xiao mau ke mana?"

"Kan gw cuma ikut pertukaran pelajar. Semester 4 balik ke Liyue kan.."

(Y/n) tercengang, doi lupa kalo Xiao kagak di Monstadt lagi. Bahkan (Y/n) lupa kalo Xiao ikut pertukaran pelajar dari Liyue. "Yahh LDR dong?"

"Emang kenapa?" tanya Xiao ga peka. (Y/n) panik karna takut Xiao selingkuh sama yang lebih cantik, seksi, bahenol daripada (Y/n) sendiri. "Nanti kalo lo selingkuh sama cewek seksi gitu, ato yang ughh gimana dong?"

"Tenang (Y/n)! Seleranya Xiao bukan yang semok-semok gitu kok!"

"Tau dari ma-..." Hu Tao sudah smug bersama Venti. "Kampret."

(Y/n) insekyur dengan ciwi-ciwi di Liyue. "Ohh! Seinget gw ketosnya cantik bat, kek boneka berbi!"

"Aishh.. Xiao mah ga mungkin selingkuh sama ketos tuh! Orang dia sering ada masalah sama kedisiplinan sekolah! Apalagi Keqing tuh.." "Dudee.. Lo masih perang dingin?" tanya Venti khawatir.

Xiao cuma memalingkan mukanya tidak peduli. "Mereka cuma mentingin diri mereka sendiri. Gw ga suka." "Gw sendiri juga ga terlalu suka Zhongli pacaran sama Ningguang. Kata gw, Ningguang cari muka doang."

"Gw kira dia lemah lembut gitu jir! Soalnya waktu kunjungan ke Mondstad kalem banget bat sama Kak Jean!" "Dah gw bilang, cari muka doang."

"Aiyaa! Ngghibah mulu.. Gw juga ada cerita nih sama Ningguang!" kata Hu Tao ikut ghibah sama Xiao dan (Y/n). Venti masih keluar buat ngembaliin mangkoknya. Akhirnya mereka pun ngghibah Ningguang dkk sampe Zhongli dateng.

"Tadi bukannya rame ya?" tanya Zhongli sambil membuka pintu kamar Xiao. "Itu lo, kita lagi ghibah in Donna. Bucinnya Diluc dari sekolah sebelah!" kata Venti ngeles.

"Bukannya Hu Tao ga kenal ya?" tanya Zhongli curiga. "Xiao juga setau gw ga kenal deh?"

Venti kembali lagi dengan ilmu 1001 ngelesnya. "Ih gw ceritain ke mereka! Lo tau? Kemaren katanya di depan rumahnya Diluc ada surat gitu. Dari tulisannya sih punyanya Donna!"

"Ih lo tau darimana? Gw dulu 1 sekolah an sama Donna." tanya (Y/n) sambil mengingat-ingat bentuk tulisan Donna. "Gw pernah nemuin bukunya Donna di jalanan. Trus gw liat kan, orang awalnya gw cuma mau balikin. Ternyata.."

(Y/n) dan yang lain sudah serius mendengar cerita Venti, tiba-tiba Childe dan Scara nyelonong masuk sambil membanting pintunya. Suster jaga di sana sampai menegur Tatang yang ga ngadat.

"ANJ- Tatang ih!" seru Hu Tao kaget. "Ya Gusti, jantung ini cuma satu.." kata (y/n) ngelus dada.

"Lo ngapain jenguk-jenguk? 90% gw yakin kemaren itu ide lo." tanya Xiao dingin. "Ey ey santuyy.. Gw dateng bukan sebagai Childe, tapi Tartaglia. Jenguk temen emang ga boleh?"

"Iii ga punya temen ya? Sampe musuh sendiri dijenguk in?"

"Venti bacot ya."

Lanjut lagi ghibah mbak Donna!

"Ternyata, isinya itu foto-fotonya Diluc sama tulisan namanya Diluc. Kek orang mo nyantet gitu!" "Bentar-bentar, gw bawa bukunya kok!"

"The fuck? Ngapain juga lo bawain tiap hari?" tanya Scaramouche jijik. "Ih najis, selera gw kayak Xiao ya!" kata Venti sambil mengobrak-abrik tasnya. "Nih dia!"

Kemudian mereka mulai membuka halaman perhalaman. "IH INI MAH STALKER!" kata Hu Tao, padahal baru juga liat halaman pertama. Kalo diliat-liat bentuk nya seperti journal harian tentang Diluc. Tiap Diluc gerak 1 cm aja udah difotoin. "Ga bilang ke Diluc?" tanya Xiao sambil membuka halaman lainnya.

"Ih gw sendiri binggung mau bilang gimana. Enaknya gimana dongg?"

Tatang pura-pura sok mikir yang bikin orang liat dia pen nampol. "Kasih aja langsung goblok. Mau lo apain lagi coba?"

Scaramouche menggeplak kepala Tatang. Ditanya kenapa sama dia dijawab "Muka lo kek monyet sawah."

"Yauda, besok bilang gih.. Dah ye, gw pulang dulu!" kata (Y/n) sambil bangkit dari tempatnya. Xiao memandangnya dengan tatapan 'Gamau nemenin?'

"Ih jangan natep gitu dong! Caranya gw pulang gimana dong?" "Silau bet!" kata Venti sambil menutupi mukanya. Akhirnya (Y/n) tetep ngetet pulang. Dah malem soalnya, takut ga dapet kendaraan pulang.

Xiao pun bisa tidur dengan tenang karna tamunya sudah pulang semua. Tapi tiba-tiba terbesit 1 pertanyaan di kepala Xiao.

"Lo, (Y/n) tau darimana kalo gw di RS?"

🥀

Hai gess.. Aku belum mati kok :3 Maap atuh ga update setengah bulan TT

𝓡𝓮𝓭 𝓢𝓽𝓻𝓲𝓷𝓰 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang