1.18

1K 131 5
                                    

"XIAO!!" "BANGUN WOYY." Xiao terbangun dengan nafas terengah-engah sambil memegang lehernya. "Lo gapapa kan?"

Xiao kembali berdiri dari kasur , tetapi keseimbangannya goyah dan membuatnya jatuh. Tangan kanannya diinfus, sehingga dia kembali tidur di kasurnya.

"Lo hampir mati! Untung si Hu Tao ke tempat mu.. Kalo ga bisa-bisa ga ketolong tuh!" kata Venti menjelaskan situasinya. "... Hah?"

"Hah? Maksud lo?" tanya (Y/n) binggung.

"... Hah? Lo siapa?" "GW PACAR LO PE'AK!"

"Sip.. Ok lanjut."

Venti dan (Y/n) makin ga paham dengan omongan Xiao. "Hahhh?"

"Hah?" Daripada drama hah hah an ini makin berlanjut, Xiao menceritakan mimpinya dari awal dia masuk sekolah sampai kejadian hampir bundirnya dia.

"Ok stop, lo mulai mimpi dari si Bonasus. Kejadian aslinya gini :

flashback

"Xiaoo!" sapa (Y/n) sambil melambaikan tangan. "Hmm ya iya yang dah pacaran anjeng."

"Halah si monyet pacaran rasa gelud gitu Aowkwk!" ejek Scara. "Scara bgst."

"Udah, daripada tengkar mending kita pesen sekarang kan?" kata Jean melerai. Setelah makan, mereka kembali ke rumah masing-masing. Kecuali Xiao, Venti, Zhongli, dan (Y/n).

"Mau gw anter pulang?" tanya Xiao sambil melihat jamnya. Venti agak cemburu dengan (Y/n).

"Boleh dehh! Bye-bye ges.. Venti jan cemburu aowkwk!" "Bgst."

Xiao dan (Y/n) berjalan ke apartemen mereka. "Lo malem an ada acara ga?" tanya (Y/n) membuka topik.

"Kenapa?"

"Mau vc an?"

"Ga, gw mau tidur."

(Y/n) pun kesal dengan sifat Xiao yang blak-blak an dan memukul lengan kanannya dengan keras. "Mampus!" Xiao mengelus kepala (Y/n) dengan lembut. "Kapan-kapan.."

"Aww Xiao malu ya! Telinganya merah tuh..." Xiao pun kesal dan mengacak-acak rambut (y/n). "Dah sana pulang."

"Aelah lo berantakin!" katanya sebelum lift menutup.

Xiao keluar dari apartemen dan menelpon Zhongli. "Gw kesana."

🥀

Zhongli dan Hu Tao sudah menunggu di Wangsheng Funeral Parlor. "Ambil situ senjatanya." kata Hu Tao sambil menunjuk rak senjata di balik rak bukunya. "Abis ambil, tutupin raknya dong aowkwk."

"Tao.." "Aishh Zhongli cerewet!" kata Hu Tao sambil menutup rak senjatanya. "Ya Gusti.. Untung adek sendiri.." Xiao hanya tersenyum tipis melihat ulah 2 saudara itu. "AWW XIAO SENYUM!" "Brisik." katanya sambil memukul kepala Hu Tao.

Zhongli berdehem dan mereka berdua kembali serius. "Fatui masih mau ngambil posisi di pemerintahan. Tugas kalian halangi mereka buat ambil dokumen di jade chamber."

"Hee? Tatang main kasar nih ceritanya?" kata Hu Tao sambil mengelus-elus spearnya. "Tatang muncul ga?"

"Nah perkiraanku Childe juga ambil bagian juga." Zhongli melihat Xiao sedang bengong ke luar jendela. "Xiao? Lo gapapa kan?"

𝓡𝓮𝓭 𝓢𝓽𝓻𝓲𝓷𝓰 Onde as histórias ganham vida. Descobre agora