31. Kerja

149 27 2
                                    

Maaf banget lama. Aku tuh sibuk nyiapin sekolah yang mulainya hari senin besok.

Masih lewat daring lagi sih tapi tetap harus menyambutnya. Semangat pejuang sekolah daring.

Selamat membaca dan semoga suka

⚫⚫⚫

Pagi hari yang sedikit mendung aku sudah disibukan dengan membuat sarapan dan juga menyiapkan perlengkapan kerja kami berdua. Ya, kami akan mulai bekerja hari ini.

Mas Tama, dia sedang berganti pakaian. Aku sudah mandi dan juga berganti pakaian, dan aku sekarang sedang memasak. Cukup roti isi dengan sarapan pagi, aku juga membuat nasi goreng sosis untuk bekal kami berdua.

"Mas ayo sarapan!" Aku menunggu sampai Mas Tama keluar kamar. Dia juga sudah rapi dengan setelan kemeja dan dasinya.

Tersenyum aku melihat Mas Tama yang berjalan ke arah tikar. Dia duduk di depanku. Membalas senyumku lalu makan roti isi yang aku buatkan dengan tenang.

Selesai makan, Mas Tama yang mencuci piring dan bekas masak ku tadi. Dia menatap jam yang ada di pergelangan tangan. "Sudah saatnya berangkat. Ayo nanti keburu macet malah kita yang telat."

Aku juga sudah memasukkan kotak bekal di tas ku dan tas kerja Mas Tama. Berjalan mengikuti dia dari belakang menuju tempat dimana mobil kami terparkir.

Selalu, Mas Tama membukakan pintu mobil buatku. Kemudian barulah dia masuki mobil dibalik setir kemudi.

Perjalanannya berjalan sangat lancar tanpa kendala. Mungkin kalau kami telat sedikit saja akan terjebak macet, dan malah akan banyak keterlambatan. Dan itu bukan ide yang bagus.

Mas Tama mengantarkan aku sampai didepan kantor. Dia tetap duduk tanpa membuka pintu buatku. Dia mengulurkan tangannya untuk aku cium, dibalas ciuman di kening dengan waktu cepat.

Nambah. Hidung dan bibirku tidak lupa dia cium juga, "Nanti kalau pulang tungguin sampai Mas datang jemput kamu. Kalau setengah jam Mas gak datang barulah kamu boleh pulang duluan. Dan ingat ini. Jaga mata jaga hati kamu hanya buat Mas. Jangan aneh-aneh saat bekerja. Mengerti?"

Aku mengangguk, "Kamu juga ya. Hati-hati dijalan, dan terimakasih." Mas Tama mengusap rambutku. Aku mencium pipinya untuk membalas.

Keluar mobil. Kaki ku menapak di didepan Kedung kantor yang berdiri menjulang. Mas Tama membunyikan klakson mobil, barulah mobil mulai berjalan meninggalkan area kantor ku menuju kantornya.

"Sekarang berangkat kerja sama suaminya ya mbak Rumi," Pak satpam yang aku kenal menyapa. "Eh iya pak. Mari pak saya masuk dulu."

"Eh iya silahkan mbak," Terus berjalan memasuki gedung. Di area resepsionis sudah ada orang Di sana yang sedang menata meja kerjanya. "Pagi mbak."

"Eh pagi. Loh udah berangkat kerja lagi? Udah selesai dong jatah cuti nikahnya?" Aku tertawa. "Iya mbak. Duitnya udah keritis di dompet. Harus cepat diisi lagi."

"Ada-ada aja," melihat banyak orang yang makin datang untuk berkerja. "Mbak saya pergi dulu ya. Biar cepet sampai tempat kerja juga."

"Iya-iya silahkan," Aku mencari lift untuk memudahkan menaiki lantai delapan tempatku bekerja.

⚫⚫⚫

Kedudukan tubuh di kursi yang menjadi tempat kerjaku. Di dalam sudah ada Gopi dan Kekasihnya yang sedang menyebar kemesraan. Hanya mereka yang bisa? Aku juga bisa.

Gopi menyadari ke datangan ku, dia langsung menghampiri bilik kerja yang aku sudah duduki, "Yang jadi manten baru udah kerja aja. Gimana? Enak jadi manten?"

MENDADAK?Where stories live. Discover now