d e l a p a n b e l a s

Start from the beginning
                                        

Tiba-tiba tangan milik seorang pria menarik tangan Yeji untuk bangkit dari kursi. Spontan Yeji berdiri kikuk lalu menatap Doyoung. Gadis itu menyambutnya dengan senyum simpul sambil ngebenerin rambut.

Doyoung tersenyum lebar. Jari-jari miliknya menyentuh lembut helaian anak rambut di wajah Yeji. Menyingkirkan helaian itu ke balik daun telinga. Perlakuan tadi membuat Yeji tersipu malu. Nggak berani menatap Doyoung lagi. Lalu Doyoung menuntun Yeji sampai ke depan perkumpulan orang-orang.

Beberapa orang di hadapannya kelihatan kaya seumuran Doyoung. Mungkin mereka teman atau rekan kerjanya. Yeji nggak tau harus menyapa gimana jadi dia senyum aja.

"senang bertemu denganmu, nyonya Kim" seorang perempuan berambut hitam bergelombang itu mengulurkan tangannya ke Yeji. Langsung Yeji menyambut uluran tangan itu.

"y—ya terima kasih" ujar Yeji.

"perkenalkan, saya Seo Charlotte Wendzy. Panggil saja Charlotte agar lebih akrab"

"nama yang bagus, Charlotte. Saya Yeji" jawab Yeji. Ternyata berkenalan dengan presdir perempuan itu nggak canggung.

Di samping Charlotte, Yeji melihat ke arah pria yang mempunyai lesung pipi penggoda iman. Pria itu merangkul Charlotte kaya dia itu pacarnya Charlotte. Dan nggak beberapa lama di tepis Charlotte pakai handbag merk Chanel.

"galak banget sih" protes pria itu.

Yang lain tertawa, lalu pria berambut panjang kaya singa mengenalkan dirinya.

"selamat atas pernikahan anda, Kim Yeji. Saya Nakamoto Yuta"

Yeji mengangguk dan mulai membaur sebisa mungkin. Sesekali dia menatap Doyoung yang diam aja daritadi.

"selamat, nyonya Kim. Saya presdir E-Drive, Jung Jaehyun. Calon suami Charlotte"

Sungguh perkenalan Jaehyun bar-bar banget. Kalau aja Charlotte nggak lagi mode jaga image dan jaga emosi, mungkin si Jaehyun bakal di pites-pites saraf otaknya. Untuk sementara Charlotte cuma bisa menginjak kuat sepatu pantofel milik Jaehyun.



Di tengah-tengah perkenalan santai, tiba-tiba seorang perempuan berpakaian serba hitam lewat di samping Yeji. Tatapannya tajam. Matanya seperti menyimpan banyak rasa luka dan dendam. Rasa ingin merebut sesuatu yang bukan miliknya. Senyuman dengan bibir merah itu merekah di mata Yeji. Tubuhnya ideal ditambah model pakaian dengan bahu lebar, tangan menggelembung, dan kerah tegak, membuat wanita itu menjadi pusat perhatian.

Charlotte melirik perempuan itu sinis. "aneh. Kenapa dia memakai warna hitam pekat untuk acara pernikahan?" batin Charlotte. Dia makin tau banyak soal fashion.

wanita berpakaian serba hitam itu menatap semua orang di hadapannya bergantian.

"selamat malam. Nama saya Cadenza. Bisa dibilang saya dan Doyoung adalah teman dekat"

seketika Yeji mematung. Jantungnya berdegup kencang. Diam-diam tubuhnya menunjukkan reaksi panik. Mendengar nama yang nggak asing.

Sementara Doyoung menatap sinis Cadenza. Berani sekali jalang itu menampakkan diri di depan semua orang-orang penting di sini.

Charlotte menyela. "ah ya, itu tidak begitu penting. Kami adalah rekan kerja Doyoung, jadi maaf, nona Cadenza silahkan menikmati makanan saja. Kami harus membicarakan urusan bisnis"

Di dalam hati, Cadenza sangat terganggu dengan ucapan wanita yang memakai dress pendek berwarna biru muda dan outher jas putih.

"kalau begitu, nona Yeji, bisa kita bicara berdua?" ujar Cadenza hampir menarik paksa tangan Yeji. Tapi lagi-lagi dihentikan Charlotte.

private learnWhere stories live. Discover now