9. Mami

222 37 21
                                    


"...Yeji?"

"....."

"Bu Yeji?"

"...."

"Bu Yeji!"

"Saya!" Yeji tersentak kaget karena suara tinggi serta tepukan di bahu. Yeji segera mengatur nafasnya, dalam hati merutuki diri karena telah melamun di tempat yang tidak tepat. "Maaf. Kenapa, Chaewon?"

Chaewon dan Felix saling melirik, kemudian Chaewon kembali menatap Yeji."Tadi aku mau nanya, yang akarnya serabut itu tumbuhan monokotil atau dikotil?"

"Eh? Euh.." Yeji berusaha mengingat dengan linglung. "Dikotil."

Felix berdeham. "Bukannya monokotil?"

"Masa?" Yeji kelabakan membuka buku paket. "O-oh iya, bener! Maaf, Bu Yeji lupa."

Lagi, Chaewon dan Felix saling melirik, bertukar pikiran lewat tatapan mata, dan tahu kalau mereka sedang memikirkan hal yang sama. "Bu Yeji, are you okay?"

"Oke kok!" Yeji tersenyum lebar. "Maaf ya, Bu Yeji bener-bener lupa soal monokotil-dikotil. Nanti ibu belajar lagi."

"Bukan soal itu, bu," Chaewon menggenggam sebelah tangan Yeji. "Kita perhatiin Bu Yeji akhir-akhir ini jadi sering bengong."

"Masa?" Elak Yeji.

"Iya. Sejak Om Bambam sama Tante Mina ngasih tau fakta soal perempuan itu."

Yeji merasa terganggu dengan pemilihan kata Felix. "Felix! Dia mami kamu! Gak baik ngomong kayak gitu."

"Dia bukan mami kita, bu. Kita gak pernah punya mami."

"Tapi..."

"Felix bener,bu." Bela Chaewon. "Felix ngomong gitu bukan karena gak mau ngakuin. Tapi karena emang kenyataannya begitu."

"Maksud kalian?" Tanya Yeji dengan bingung, namun setelah itu mengubah ekspresinya menjadi bersalah. "Maaf. Gak seharusnya ibu nanya soal itu. Maaf udah ganggu privasi keluarga kalian."

"Kalo Bu Yeji mau tau juga gapapa, kok." Tawar Chaewon. Raut wajahnya serius.

Sejujurnya, Yeji amat sangat ingin tahu. Tapi di lain sisi, ia tahu diri. Merasa bersalah, Yeji lekas membereskan barang-barangnya dan bersiap pulang, mengabaikan tawaran menggiurkan tersebut. Tidak memperhatian sorot menilai yang diberikan si kembar padanya.

"Bu Yeji suka sama papi, kan?"

Tas yang sedang Yeji pegang seketika terlepas dan isinya berhamburan. Telinganya memerah sempurna. Panik mulai menjalari sekujur tubub Yeji.

"Eh? A-anu... saya ga..."

"Gapapa bu. Kita tau kok." Chaewon menenangkan.

"Dan kita setuju." Tambah Felix.

"Hah?"

"Kita setuju kalo Bu Yeji jadi mami kita."

"GIMANA???"

Yeji merasa terekspos. Si kembar tahu dari mana?! Apa kebucinannya kelihatan sejelas itu?

Si kembar tertawa atas reaksi Yeji. Bu Yeji itu lucu banget! Semua pikirannya bisa terbaca dengan jelas di wajahnya.

"Kalian..." Yeji mengusap wajahnya gusar. "Kenapa segitu gampangnya setuju, sih?"

Si kembar saling pandang untuk yang kesekian kalinya. "Bu Yeji beneran suka sama papi, kan?"

"Iya!" Kepalang basah, Yeji menyerah dan memilih mengaku tanpa menutupi apa-apa lagi. "Tapi, bukannya suka aja gak cukup? Kalian harusnya curigain saya dulu, dong! Nanya apa kek! Interogasi! Jangan main setuju-setuju aja! Kalo saya berniat jahat, gimana? Ini untuk posisi mami kalian,loh! Mami! Pendamping papi! Ibu tiri kalian! Jangan segampang itu setuju!" Yeji berapi-api.

Mr. Chris and I (Hwang Siblings Ft. Bang Chan)Where stories live. Discover now