6. Ngobrol

214 40 10
                                    


Yeji terkekeh kecil memandangi dua remaja di hadapannya. Gemas.

Chaewon dan Felix tertidur sambil masih memegang buku di kasur Felix, tidak kuat menahan kantuk karena belajar sampai larut. Dua hari lagi akan ada ulangan harian, dan kedua anak itu memaksa untuk belajar sampai malam. Yeji tidak keberatan, meskipun tahu akhirnya ia akan ditinggal tidur seperti ini.

Setelah pelan-pelan mengambil buku dari tangan si kembar, Yeji berdiri dan mengamati kamar Felix yang seluas 5x5 meter dengan kagum. Kamar Felix seperti kamar anak lelaki pada umumnya, yang dipenuhi dengan hal-hal berbau sepak bola. Beda sekali dengan kamar Hyunjin yang sejak dulu hanya dipenuhi buku tanpa hiasan apapun. Membosankan.

Yeji mendekati meja dan menyadari bahwa Felix memajang tiga bingkai foto disana. Satu foto Felix bersama Chaewon, satu foto bersama Chris dan Chaewon dengan latar pemandangan Sydney Opera House, serta satu foto Chaewon. Yeji seketika merasa miris. Felix manis sekali, memajang foto kakaknya yang sedang tersenyum cantik di meja. Sementara Hyunjin, satu-satunya foto Yeji yang pernah Hyunjin cetak adalah fotonya waktu kecil saat tidak sengaja jatuh ke selokan dan berlumuran lumpur. Untuk kenang-kenangan, katanya.

Ayah, mengapa saudaraku berbeda?

Namun, setelah berkali-kali mengunjungi rumah ini, Yeji akhirnya menyadari sesuatu. Tak ada satupun foto wanita yang terlihat sebagai ibu si kembar terpajang. Awalnya, Yeji mengira foto yang dimaksud hanya tidak ada di kamar Felix saja, karena anak laki-laki pada umumnya tidak serajin perempuan dalam memajang foto. Namun, setelah melihat kamar Chaewon dan mendapati banyaknya foto terpajang tanpa adanya foto sosok ibu meskipun hanya satu, Yeji menjadi makin penasaran. Yeji jadi mengamati lebih detail foto-foto yang terpajang di ruangan-ruangan lain, dan tetap tidak ada sosok wanita yang dimaksud.

Sebenarnya, siapa ibu si kembar? Dan kenapa seolah-olah dia tidak pernah ada dalam hidup keluarga ini?

Yeji penasaran setengah mati. Murni penasaran, bukan hanya karena ia tengah jatuh cinta pada Chris. Berbagai spekulasi muncul di kepalanya, seperti Chris dan sang mantan istri berpisah dengan tidak baik-baik, atau Chris yang sejak awal memang tidak pernah menikah, dan Chaewon serta Felix adalah anak angkatnya.

Yeji ingin bertanya, namun takut dianggap lancang. Ingin bertanya pada Hyunjin, tapi ia menduga Hyunjin tidak tahu apa-apa, dan kalaupun tahu, kakaknya itu pasti akan kembali mengomel dan menyuruhnya untuk melupakan Chris.

Enak aja, gue udah sejauh ini! Ucap Yeji dalam hatinya.

Melihat jam yang sudah menunjuk angka sepuluh, Yeji segera melupakan pikirannya. Ia melihat buku-buku yang berserakan di kasur dan mempersempit area tidur si kembar, dan memutuskan untuk membereskannya sebelum pulang, supaya si kembar dapat tidur dengan lebih nyaman.

"Ya ampun, maaf ya, jadi nyusahin," suara dari arah pintu mengejutkan Yeji. Disana, terdapat Chris yang tampak santai dengan kaus hitam polos lengan panjang dan celana kotak-kotak hitam.

Yeji mengeluh dalam hati. Laki-laki yang pake kaos item gantengnya nambah. Laki-laki ganteng yang pake kaos item? Gak ada obat!

"Ah, gapapa, pak. Ini sekalian saya beresin punya saya," Yeji menjawab setelah berhasil menetralkan detak jantungnya.

Chris tersenyum, "Nanti ke ruang tengah dulu,ya? Saya baru aja nyeduh teh."

"Oh, siap,pak!"

Lagi, Chris tersenyum, sebelum kemudian menghilang di balik pintu, meninggalkan Yeji dengan semua ke-overthinking-annya.

"Dia mau ngomong apa,ya, kira-kira? Jangan-jangan mau ngajak serius?!" Yeji salah tingkah sendiri.


Mr. Chris and I (Hwang Siblings Ft. Bang Chan)Where stories live. Discover now