> VEINTIDÓS <

289 61 11
                                    

Vote + komen = Update.

.

.

.

~Happy Reading~

.

.

.

Leon membawa Junata ke rooftop. Tangan Juna terus bergetar sejak di kantin tadi. Dia panik dan juga takut, keadaan mentalnya sedang tidak stabil saat ini. Leon memberinya minum yang sempat dia beli di kantin.

"Juna tenang lah!" Leon menggenggam tangan Juna yang masih bergetar hebat.

"Leon, gue bisa minta tolong sama lo ga?"

"Minta tolong apa? Ngomong aja!"

"Tolong ambilin tas gue!"

"Tapi nanti lo sendirian."

"Ga apa apa, tapi kalo bisa cepet ya!" Leon mengangguk dan segera menuruni anak tangga.

"Semoga aja aku ga kena masalah yang lebih besar dari ini."

Juna terus berusaha menenangkan dirinya. Matanya terus bergerak gusar dan tangannya yang tidak mau berhenti bergetar. Saat Juna sedang fokus dengan dirinya, pintu rooftop terbuka. Bukan Leon yang masuk melainkan Devano, dia membawa tas milik Junata.

"Vano." Devano duduk di sebelah Juna.

"Maaf aku tadi tinggalin kamu sendirian, kamu baik baik aja kan? Ga di apa apain sama mereka kan?" Vano menatap Juna khawatir.

"Aku baik baik aja kok."

"Ini tas kamu."

"Makasih." Juna langsung mencari sesuatu yang dia butuhkan. Dia mengambil obat yang selalu dia bawa kemana pun. Saat dirinya mulai tenang dia menghela nafas pelan.

"Sejak kapan kamu konsumsi obat itu?" Juna hanya menundukkan kepalanya.

"Jawab aku Juna!"

"Sekitar dua tahun terakhir."

"WHY?" tanpa sengaja Vano menaikkan nada bicaranya, siapa yang ga kaget orang yang selalu terlihat ceria ternyata mengonsumsi obat penenang dalam jangka waktu yang cukup lama.

"Aku hanya ingin tenang."

"Kamu kenapa? Ada yang bikin kamu tertekan? Atau ada yang nyakitin kamu?" Juna hanya menggeleng.

"Cerita sama aku! Jangan simpen semuanya sendiri. Aku disini buat kamu."

"Aku cuma sering stress aja karena pelajaran, dan aku keterusan konsumsi obat ini."

"Aku ga salahin kamu karena konsumsi obat itu, tapi bisa ga kurangin konsumsinya! Kamu bisa bagi semua masalah kamu sama aku."

"Ga segampang itu Vano."

"Van kamu baik banget, mungkin emang bener kata orang orang aku ga pantas buat kamu."

"Yang bisa nentuin kamu pantas atau engga buat aku itu ya cuma aku, dan bagi ku kamu lebih dari pantas buat aku." Vano mengelus kedua pipi Juna.

"Aku pernah bilang apa sama kamu, mereka hanya orang lain dalam hidup kita. Mereka ga tau apa yang sebenarnya terjadi diantara kita. Jangan dengerin mereka ya!" Juna tersenyum saat menatap kedua mata Vano.

Eternal Smile || Sunhak ft. HyunjaeWhere stories live. Discover now